Lumpy Skin Disease (LSD) merupakan penyakit infeksius pada kulit yang disebabkan oleh virus. Kasus penyakit LSD menyerang sapi pertama kali muncul di Indonesia tepatnya di Provinsi Riau pada bulan Februari 2022. Penyakit ini perlu diwaspadai oleh peternak sapi dan kerbau karena mudah menyebar dan menular. Hingga saat ini beberapa kasus sudah ditemukan di wilayah Jawa Tengah.
Penyebab dan Penularan Penyakit LSD
LSD disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae. LSDV termasuk virus beramplop yang peka terhadap desinfektan golongan amonium kuartener, iodine maupun glutaraldehyde. Virus ini dapat bertahan beberapa bulan di kandang kotor namun dapat diinaktivasi pada suhu 65°C selama 30 menit.
LSD menyerang hewan sapi, kerbau dan beberapa jenis hewan ruminansia liar. Meskipun tidak menular ke manusia atau tidak bersifat zoonosis namun LSD menimbulkan kerugian yang cukup besar. Kerugian yang ditimbulkan berupa kerusakan pada kulit, penurunan bobot badan, penurunan produksi susu, gangguan reproduksi dan keguguran.
Penularan penyakit dapat terjadi melalui beberapa cara, yaitu:
- Melalui gigitan serangga penghisap darah, seperti nyamuk (genus aedes, culex), caplak (Riphicephalus appendiculatus, Ambyomma heberaeum) dan lalat (Stomoxys sp, Haematopota spp, Hematobia irritans).
- Penularan langsung dari ternak sakit ke ternak sehat. Sumber penularan dapat melalui lesi kulit, darah, leleran hidung, leleran mata, air liur, semen dan susu.
- Penularan tidak langsung juga dapat terjadi melalui pakan, air minum, peralatan, jarum suntik, personil, transportasi yang terkontaminasi virus LSD.
Lalu lintas atau perpindahan ternak ke wilayah lain sangat mempengaruhi penyebaran penyakit LSD ke daerah yang lebih luas.
Gejala Ternak yang Terinfeksi LSD
Masa inkubasi LSD berkisar antara 2-5 minggu. Tingkat kematian penyakit LSD dibawah 10% dan tingkat kesakitan sekitar 10-20% namun ada pula yang melaporkan kejadian LSD hingga 45%. Tanda klinis yang terlihat pada ternak yang terinfeksi antara lain:
- Lesi kulit berupa nodul atau benjolan yang berbatas jelas berukuran 1-7 cm pada daerah leher, kepala, kaki, ekor dan ambing. Pada kasus berat nodul dapat ditemukan hampir seluruh bagian tubuh. Nodul pada kulit tersebut jika dibiarkan akan menjadi luka dengan kerusakan jaringan.
- Demam hingga 40-41°C
- Lemah, nafsu makan turun
- Leleran hidung, mata
- Pembengkakan kelenjar limfe
- Penurunan produksi susu dan bobot badan
- Keguguran, peradangan testis
Pada pemeriksaan organ dalam pada ternak yang sudah dipotong dapat ditemukan benjolan pada otot, mukosa mulut, hidung, saluran pencernaan, serta paru-paru. Terkadang dapat pula ditemukan pada testis dan kantung kemih.
Penentuan diagnosa penyakit LSD diawali dengan pengamatan gejala klinis. Peneguhan diagnosa dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium uji Polymerase Chain Reaction (PCR).
Penanganan dan Pencegahan
Tenak yang terinfeksi LSD, hingga saat ini belum ada pengobatan khusus. Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi gejala klinis yang muncul dan suportif untuk memperbaiki kondisi tubuh ternak. Penanganan yang dapat dilakukan antara lain:
- Pisahkan ternak bergejala dari ternak yang lain
- Atasi luka kulit dengan antiseptik Antisep
- Desinfeksi kandang, kendaraan dan peralatan dengan Medisep, Zaldes atau Sporades
- Melaporkan ke dinas peternakan dan kesehatan hewan setempat
- Penanganan oleh petugas kesehatan hewan dengan pemberian anti radang, anti nyeri, dan penurun demam dengan Medipiron Injection. Pemberian vitamin Injekvit B-Plex atau ADE-Plex Inj. Serta untuk mengatasi infeksi sekunder dengan pemberian antibiotik Lincomed LA, Neo Meditril 10 LA atau G-Mox 15% LA Inj
LSD disebabkan oleh virus, sehingga upaya pencegahan yang perlu dilakukan adalah penerapan biosekuriti dan juga vaksinasi. Serta yang tidak kalah penting adalah meningkatkan daya tahan tubuh ternak. Upaya pencegahan tersebut antara lain:
- Hindari memasukkan ternak dari daerah wabah
- Batasi lalu lintas barang dan orang yang tidak berkepentingan
- Membersihkan kotoran kandang setiap hari
- Kendalikan vektor dengan menghilangkan habitat dan eliminasi serangga (Delatrin)
- Desinfeksi kandang, kendaraan dan peralatan (Medisep, Antisep, Sporades)
- Menggunakan pakaian khusus di dalam kandang
- Tingkatkan daya tahan tubuh ternak dengan pemberian vitamin (Vita B Pleks Bolus Extra Flavor)
- Vaksinasi hewan rentan