Variasi kualitas bahan pakan yang tinggi dapat secara drastis menurunkan performa produksi unggas. Selain itu, pakan menyumbang lebih dari 70% dari biaya produksi unggas. Oleh karena itu, formulasi pakan yang akurat sangat penting untuk memastikan unggas mendapatkan pakan yang optimal dan tidak kekurangan atau kelebihan pasokan nutrisi. Namun, hal ini sulit dilakukan ketika spesifikasi nutrisi bahan pakan sangat bervariasi.
Pengertian Bahan Pakan
Bahan pakan (bahan makanan ternak) adalah segala sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak baik yang berupa bahan organik maupun anorganik yang sebagian atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak.
Bahan pakan dapat dikelompokkan menjadi:
- Bahan baku sumber energi
Yang dimaksud bahan baku sumber energi adalah bahan pakan yang mengandung energi metabolisme (EM) > 2.250 kkal/kg. Untuk pakan ayam, sumber energi bisa diperoleh dari biji-bijian terutama jagung.
Selain jagung, contoh bahan pakan sumber energi diantaranya ada dedak/ bekatul, wheat pollard, menir beras, gandum, sorgum dan gaplek. Untuk memenuhi kebutuhan energi yang tinggi, terutama untuk pakan ayam pedaging, terkadang ditambahkan pula minyak jenis crude palm oil (CPO) antara 1–5%.
- Bahan baku sumber protein
Yang dimaksud bahan baku sumber protein adalah bahan pakan yang mengandung protein kasar (PK) ≥ 20%. Contohnya antara lain bungkil kedelai, meat bone meal, tepung ikan, poultry meat meal, DDGS dan corn gluten meal.
- Bahan baku sumber mineral
Di dalam bahan baku ini sebagian besar terkandung berbagai macam mineral, seperti kalsium, fosfor dan NaCl. Contohnya antara lain tepung/grit batu, tepung kulit kerang, tepung tulang, dicalcium phosphate (DCP), monocalcium phosphate (MCP) dan garam.
- Feed supplement
Feed supplement merupakan bahan pakan tambahan yang berupa zat-zat nutrisi, terutama zat nutrisi mikro seperti vitamin, mineral atau asam amino. Penambahan feed supplement dalam pakan berfungsi untuk melengkapi atau meningkatkan ketersediaan zat nutrisi mikro yang seringkali kandungannya dalam pakan kurang atau tidak sesuai standar.
- Feed additive
Sedikit berbeda dengan feed supplement, feed additive merupakan zat tambahan yang bersifat non-nutritif (bukan termasuk zat nutrisi), contohnya ialah enzim, toxin binder, mold inhibitor, dll. Peran feed additive dalam pakan tergantung dari jenis kandungan zat additive-nya.
Feed additive dengan kandungan enzim berfungsi meningkatkan proses pencernaan dan penyerapan pakan, sedangkan feed additive dengan kandungan mold inhibitor dapat menghambat pertumbuhan jamur sehingga dapat menjaga kualitas nutrisi pakan selama penyimpanan.
Data Kualitas Bahan Pakan di Lapangan
Variasi kualitas bahan baku masih sering kita temukan di lapangan. Berikut pada Grafik 1 merupakan contoh gambaran variasi bahan baku di lapangan. Grafik tersebut merupakan hasil uji serat kasar pada dedak yang dilakukan di Laboratorium Medion (MediLab) tahun 2022. Tren kadar serat kasar pada dedak menunjukkan bahwa dari total 61 sampel, masih ada 29 sampel (47,5%) yang lebih dari standar maksimal. Secara literasi untuk kandungan serat kasar pada dedak maksimal 18% mutu III, 15% mutu II dan 12% mutu I (SNI 3178:20123).
Kelebihan serat bisa menyebabkan penurunan feed intake, penurunan kecernaan, terikatnya mineral Ca, P dan terjadinya wet dropping. Sehingga penggunaannya perlu dibatasi. Perlu dilakukan reformulasi pakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Selain itu, kadar serat yang tinggi biasanya berkorelasi dengan tingginya asam fitat.
Saat ini banyak juga terjadi pemalsuan dedak dengan penambahan sekam. Hal ini juga yang menjadi salah satu penyebab kandungan serat kasar pada bekatul meningkat, dimana ini juga akan berpengaruh terhadap peningkatan kandungan asam fitat.
Uji Phloroglucinol bisa menjadi salah satu cara untuk mengidentifikasi kontaminasi sekam dalam dedak. Saat diteteskan pada dedak, dalam waktu 5-10 menit akan terlihat perubahan warna. Semakin banyak kontaminasi sekam, maka warnanya semakin merah.
Untuk memecah ikatan asam fitat perlu ditambahkan enzim fitase seperti yang terkandung dalam Betterzym (dosis 0,6 kg per ton pakan)/Prozyme (dosis 0,75 kg per ton pakan) sehingga dapat meningkatkan kecernaan pemanfaatan nutrisi terutama fosfor (P).
Selain dedak, pada Grafik 2 merupakan contoh gambaran variasi kualitas Bungkil Kacang Kedelai (BKK) di lapangan. Grafik tersebut merupakan hasil uji protein kasar pada BKK yang dilakukan di Laboratorium Medion (MediLab) tahun 2022. Tren kadar protein kasar pada BKK menunjukkan bahwa dari total 72 sampel, masih ada 22 sampel (30,6%) yang kurang dari standar minimal. Secara literasi untuk kandungan protein kasar pada BKK minimal 40% mutu II, 46% mutu I (SNI 01-4227-1996).
Rendahnya protein kasar pada BKK dapat meningkatkan penggunaan bahan baku sumber protein lain menjadi lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan protein ternak. Perlu dilakukan reformulasi pakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak serta suplementasi asam amino dalam campuran pakan seperti Mix Plus LLM3A (dosis 15 kg per ton pakan)/ Mix Plus LLM3B (dosis 5 kg per ton pakan).
Disamping itu, tingginya kadar protein kasar pada BKK juga perlu diperhatikan karena dapat mengurangi penggunaan bahan baku sumber protein lain untuk memenuhi kebutuhan protein ternak. Perlu dilakukan reformulasi pakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Selain itu, juga perlu waspada terhadap pemalsuan karena tren akhir-akhir ini banyak bahan baku sumber protein seperti BKK yang mempunyai kecernaan rendah sehingga akan berpengaruh terhadap performa produksi yang dihasilkan.
Pentingnya Kontrol Kualitas Bahan Pakan
“Garbage in, garbage out” sebuah istilah yang cocok untuk menggambarkan pentingnya kualitas bahan pakan. Makna dari istilah tersebut ialah jika kualitas bahan pakan yang digunakan bagus memenuhi standar, maka pakan yang dihasilkan pun akan baik kualitasnya. Sehingga performa ayam menjadi optimal. Sebaliknya, ketika bahan pakan yang digunakan kualitasnya buruk, maka kualitas pakan yang dihasilkan pun akan buruk.
