Bapak Yusuf
Email : yusuftoriqfai45@gmail.com
Ketika umur ayam petelur 28 minggu lebih, terindikasi terkena EDS apakah masih bisa diatasi dengan vaksin suntik EDS?
Jawab :
Yth. Bapak Yusuf, terima kasih atas pertanyaannya. Penyakit Egg drop syndrome (EDS) disebabkan oleh virus Avian Adenovirus tipe I, yang mempunyai kemampuan mengaglutinasi sel darah merah. Penyakit EDS biasanya menyerang ayam petelur menjelang puncak produksi, yaitu sekitar umur 25-26 minggu. Ayam yang terserang penyakit EDS akan tampak sehat dan tidak memperlihatkan gejala sakit namun terjadi penurunan produksi yang sangat drastis disertai penurunan kualitas telur. Kerabang telur berubah warna menjadi lebih pucat, menipis atau bertekstur kasar serta berubah bentuk (mengecil), bahkan ditemukan juga telur tidak berkerabang. Produksi telur dapat turun mencapai 20-40% selama 6-10 minggu. Gejala klinis spesifik tersebut muncul 7-9 hari setelah infeksi virus. Dari hasil bedah ayam, dapat dijumpai perubahan patologi anatomi berupa oviduct yang menjadi kendur dan terdapat oedema (penimbunan cairan) pada jaringan subserosa-nya.
Penyakit EDS merupakan penyakit viral (virus) yang tidak ada obatnya, oleh karena itu penerapan biosecurity secara ketat, pelaksanaan tata laksana pemeliharaan yang baik, dan vaksinasi secara tepat merupakan pencegahan penyakit EDS yang paling tepat. Vaksinasi EDS pada masa pullet dilakukan pada umur 15-16 minggu atau sekitar 2-3 minggu sebelum masa produksi. Jika hasil uji monitoring titer antibodi selama masa produksi ditemukan adanya gambaran titer EDS yang menyimpang dari baseline titer, maka hal ini bisa menjadi pertimbangan untuk dilakukan vaksinasi ulang.
Kasus EDS relatif jarang dilakukan vaksinasi darurat (vaksinasi ketika ayam sudah terinfeksi), terlebih lagi vaksin yang tersedia berbentuk inaktif sehingga respon pembentukan titer antibodi protektif akan memerlukan waktu yang cukup lama.
Perlu diperhatikan jika penyakit tersebut telah menginfeksi, maka tindakan yang Bapak bisa lakukan antara lain:
- Lakukan seleksi dan isolasi pada ayam yang terserang berdasarkan tingkat keparahan penyakit. Lakukan seleksi pada ayam ayam yang sudah parah atau tidak produksi selama 5-7 hari atau dilihat dari kontinuitas bertelurnya.
- Berikan vitamin untuk meningkatkan stamina tubuh ayam dengan menggunakan Vita Stress ataupun Fortevit. Terapi suportif dengan imunostimulan (Imustim) bisa diberikan untuk menjaga fungsi kekebalan tubuh.
- Berikan ransum dengan nutrisi yang sesuai kebutuhan ayam di tiap periode pemeliharaannya terutama untuk kandungan protein, asam amino, energi, asam lemak, kalsium, fosfor dan vitamin D (berperan pada pembentukan telur). Selain itu, perlu ditambahkan juga suplemen vitamin seperti Strong Egg atau Egg Stimulant untuk membantu meningkatkan dan memperpanjang produksi telur.
- Desinfeksi kandang dan peralatan menggunakan Medisep atau Neo Antisep. Lakukan desinfeksi pada air minum menggunakan Desinsep untuk mengurangi penularan penyakit lewat air minum.
- Lakukan monitoring titer antibodi terhadap EDS secara rutin minimal 1 bulan sekali untuk melihat status titer antibodi dan menentukan jadwal vaksinasi ulangan (revaksinasi). Monitoring titer antibodi EDS yang dilakukan secara rutin akan memberikan gambaran baseline titer (titer standar) dari suatu peternakan. Jika setelah dilakukan uji serologi, kemudian ditemukan adanya gambaran titer EDS yang menyimpang dari biasanya, maka hal ini bisa menjadi suatu peringatan dini (early warning system) terhadap kondisi ayam.
- Jika ditemukan adanya infeksi sekunder bakteri, maka perlu pemberian antibiotik seperti Trimezyn, Neo Meditril atau Therapy.
- Perbaiki manajemen pemeliharaan, kontrol berat badan rutin, pengaturan program pencahayaan, ciptakan kondisi yang nyaman, minimalkan faktor penyebab stres, serta berikan ransum dan air minum yang berkualitas dan sesuai kebutuhan tubuh.