Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor dalam usaha peternakan yang penting diperhatikan. Gangguan kesehatan pada ternak dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor infeksius seperti bakteri, virus, protozoa, dan parasit, serta faktor non infeksius seperti manajemen pemeliharaan maupun lingkungan. Munculnya berbagai macam penyakit pada ternak sapi beberapa tahun belakangan cukup meresahkan para peternak seperti penyakit mulut dan kuku (PMK), lumpy skin disease (LSD), septicemia epizootica (SE) serta penyakit lain.

Serangan penyakit tentu akan menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar bagi peternak. Kerugian yang dirasakan yaitu gangguan produksi atau penurunan pertambahan bobot badan harian, gangguan reproduksi ternak, biaya pengobatan maupun dampak kematian. Dengan adanya tantangan penyakit ini, peternak perlu waspada dan berupaya mencegah dengan penerapan biosekuriti dan program kesehatan. Harapannya dengan pencegahan penyakit pada usaha penggemukan sapi potong dapat meningkatkan produksi dan performance sapi.

Tantangan Penyakit Ternak Sapi

Kejadian penyakit hampir setiap saat ditemukan bahkan terjadi peningkatan serangan penyakit saat pergantian musim atau pancaroba. Munculnya penyakit pada ternak di peternakan dapat dipicu oleh beberapa faktor, antara lain:

• Pergantian cuaca yang mendadak, perubahan suhu dan kelembapan yang signifikan

• Kondisi stres yang dialami ternak misal paska transportasi
Penerapan biosekuriti yang tidak konsiste

• Penerapan manajemen pemeliharaan dan kondisi kandang yang tidak ideal
Kondisi kandang kotor, kelembapan udara tinggi, tidak mendapatkan cahaya matahari langsung, tidak memiliki ventilasi udara, ukuran kandang terlalu sempit atau jumlah ternak melebihi kapasitas merupakan kondisi yang dapat memengaruhi kenyamanan dan kesehatan ternak.

• Pemberian pakan yang tidak sesuai kebutuhan ternak
Pemberian pakan dengan kandungan nutrisi dan jumlah yang tidak sesuai kebutuhan ternak akan membuat imunitas menurun. Jika daya tahan tubuh ternak menurun, maka ternak akan lebih mudah terserang berbagai jenis penyakit.

Berbagai penyakit infeksius yang sering terjadi atau yang menjadi tantangan peternak saat ini dapat disebabkan oleh bakteri, parasit, virus, maupun jamur. Seperti penyakit mulut dan kuku (PMK), lumpy skin disease (LSD/penyakit benjolan kulit), bovine ephemeral fever (BEF/demam tiga hari), anthrax (radang limpa), septicemia epizootica (SE/penyakit ngorok), brucellosis (penyakit keluron/keguguran), pink eye (radang mata), cacingan, kudis, myasis (belatungan). Sedangkan penyakit non infeksius antara lain kembung, asidosis rumen (gangguan metabolik sistem pencernaan).

Penerapan Biosekuriti di Kandang

Pengendalian penyakit dapat dilakukan secara efektif dengan penerapan biosekuriti, pelaksanaan program kesehatan vaksinasi maupuan pemberian suplemen serta penerapan praktik pemeliharaan yang baik. Tindakan pencegahan penyakit dengan biosekuriti perlu kesadaran dan kerja sama semua pihak, baik pemilik, pekerja, pengunjung, pembeli, penyedia/pemasok pakan, tenaga medis serta dukungan pemerintah. Hal yang dapat dikendalikan oleh peternak yakni penerapan biosekuriti di area kandang. Upaya tersebut antara lain:

• Karantina 14 hari ternak yang baru datang dan melakukan pengamatan status kesehatannya

• Menyediakan lingkungan pemeliharaan yang nyaman
Ternak perlu mendapatkan sirkulasi udara yang baik dan sinar matahari yang cukup, ruang gerak yang cukup, minim faktor penyebab stres dengan pemberian peneduh pada area kandang, penyediaan air minum yang cukup. Penerapan biosekuriti dengan 3 zona (zona kotor, zona transisi dan zona bersih). Serta menjaga kebersihan lingkungan kandang dan peralatan dengan tidak membiarkan kotoran sapi menumpuk. Lakukan desinfeksi kandang secara rutin menggunakan Medisep, Antisep atau Neo Antisep.

• Batasi tamu dan ikut prosedur biosekuriti peternakan
Hanya petugas dan orang yang berkepentingan yang diperbolehkan masuk ke area pemeliharaan. Serta mengikuti prosedur biosekuriti yang berlaku di peternakan.

• Kebersihan personal (menjaga kebersihan diri dan gunakan pakaian khusus kandang)

• Disinfeksi kendaraan dan personil yang akan masuk ke area peternakan dengan menggunakan Medisep

• Kendalikan vektor dengan menghilangkan habitat dan eliminasi serangga dengan Delatrin. Serangga seperti lalat dan nyamuk dapat menjadi vektor penyebaran virus penyebab LSD dan BEF pada sapi. Oleh karena itu, pengendalian serangga harus dilakukan secara intensif dengan menggunakan insektisida dan menjaga kebersihan kandang.

• Pemisahan ternak yang sakit agar tidak menjadi sumber penularan dan dapat segera dilakukan penanganan

• Pemberian pakan yang tepat
Penerapan pemberian pakan bernutrisi sesuai kebutuhan ternak. Dengan membuat formulasi seimbang antara asupan karbohidrat, protein dan hijauan. Saat terjadi perubahan pakan, pemberian pakan baru dilakukan bertahap sehingga kondisi mikroba rumen dapat beradaptasi. Hindari pemberian konsentrat dalam jumlah banyak dalam waktu singkat.

Program Kesehatan

Upaya pencegahan penyakit pada ternak selain dengan biosekuriti ialah dengan penerapan program kesehatan, meliputi:

• Pemberian vaksin
Vaksinasi adalah salah satu cara yang efektif untuk mencegah penyebaran penyakit pada sapi. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus dapat dicegah dengan pemberian vaksin yang tepat untuk sapi. Setiap jenis penyakit memiliki vaksin yang berbeda-beda. Program dan pelaksanaan vaksinasi dapat dilakukan sesuai anjuran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat. Misalnya vaksinasi PMK, LSD, antraks, brucellosis maupun SE.

• Pemberian suplemen
Daya tahan tubuh sapi yang kuat sangat membantu dalam menghadapi penyakit. Anda dapat memberikan suplemen agar daya tahan tubuh sapi semakin kuat.

– Pada ternak yang baru datang, berikan Transolit

– Pemberian obat cacing dan diulang setiap 3-4 bulan sekali guna membasmi cacing secara tuntas dan memutus siklus hidup parasit tersebut dengan Wormzol Suspensi atau Wormzol B.

– Pemberian suplemen pada sapi bertujuan untuk meningkatkan stamina dan daya tubuh sapi serta menjaga produktivitas yang lebih baik. Berikan Vita B Plex Bolus Extra Flavor setiap 3-4 bulan sekali. Suplemen juga dapat diberikan untuk mengatasi gangguan otot dan menambah asupan energi sebelum dan sesudah transportasi. Misalnya dengan pemberian Bioselvita.

– Pemberian pakan bernutrisi sesuai kebutuhan ternak setiap hari. Dengan membuat formulasi seimbang antara asupan karbohidrat, protein dan hijauan. Serta penambahan premix yang mengandung asam amino, mineral dan vitamin seperti Mix Plus Cattle Pro.

Tingkatkan Kesehatan Ternak di Tengah Tantangan Penyakit
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin