Bapak/Ibu Manggala

Email: manggalayr25@gmail.com

Ayam saya mati 1-2 ekor dalam 1-2 minggu. Pada saat bedah bangkai ditemukan adanya selaput putih pada jantung, telur pecah di dalam rongga perut dan ovarium mengalami perdarahan, apa yang harus saya lakukan? Mohon penjelasannya.

Jawab:

Terima kasih Bapak/Ibu Manggala atas pertanyaan yang disampaikan. Berdasarkan informasi tersebut, dari perubahan yang Bapak/Ibu jelaskan dapat mengarah ke penyakit colibacillosis. Akan tetapi diperlukan penggalian informasi yang lebih lengkap lagi untuk memperkuat arahan diagnosa. Colibacillosis merupakan penyakit tak kenal musim yang seringkali dijumpai dalam peternakan yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (E. coli). Bakteri E. coli adalah bakteri enterik gram negatif dan merupakan flora normal di saluran pencernaan hewan, namun dapat menimbulkan penyakit apabila populasinya meningkat. Colibacillosis dapat ditularkan melalui kontaminasi air minum ayam, litter, udara, dan feses. Penyakit ini dapat menular baik secara vertikal melalui induk ke anaknya dan secara horisontal melalui kontak langsung maupun tidak langsung dari ayam yang sakit. Selain itu, penyakit ini dapat berupa infeksi primer atau sebagai penyakit utama maupun infeksi sekunder yang mengikuti penyakit lain.

Infeksi colibacillosis ada beberapa bentuk, yaitu:

  • Bentuk infeksi lokal, berupa omphalitis (peradangan pada pusar), cellulitis (peradangan di bawah kulit), diare (terjadinya peradangan pada mukosa usus dan akumulasi cairan pada usus sehingga ayam diare), dan salphingitis (peradangan pada saluran telur, sehingga dapat menyebabkan produksi telur menurun).
  • Bentuk infeksi sistemik, dimana bakteri E. Coli masuk ke dalam sirkulasi darah menyebabkan colicepticemia. Ada dua bentuk yaitu colicepticemia yaitu bentuk pernapasan dan bentuk neonatal. Pada colicepticemia bentuk pernapasan, bakteri masuk ke sirkulasi darah akibat kerusakan mukosa saluran pernapasan sehingga dapat diamati peradangan pada trakea dan paru-paru, serta kantung udara keruh. Hal tersebut dapat lebih parah jika bersamaan dengan penyakit lain seperti Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), mycoplasmosis, atau faktor lain seperti tingginya kadar amonia di kandang. Ciri yang lain yaitu adanya selaput fibrin pada jantung dan hati, dan peritonitis (peradangan pada peritoneum/ dinding rongga perut). Sedangkan colicepticemia bentuk neonatal menyerang pada anak ayam umur 1-2 hari yang ditandai adanya gangguan pertumbuhan dan kematian 10-20%.
  • Bentuk lanjutan, yaitu colicepticemia yang berkelanjutan menyebabkan terjadinya meningitis (peradangan di selaput otak), panopthalmitis (mata kemerahan, bengkak, bola mata buram, perkejuan di mata, hingga kebutaan), coligranuloma (adanya bungkul-bungkul pada hati, usus, dan penggantungnya), bursitis sternalis (sternum tertutup cairan lendir kental bernanah), dan arthritis (sendi meradang, bengkak, ada cairan bening mengkeju).

Apabila ayam terlanjur sakit, penanganan yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Culling (seleksi) ayam dengan gejala penyakit parah karena dapat berperan sebagai sumber penularan dan pada kondisi parah tingkat kesembuhan penyakitnya relatif kecil.
  2. Pengobatan dengan antibiotik yang efektif untuk bakteri Gram negatif. Pada kasus yang belum parah dapat diberikan antibiotik melalui air minum misalnya Neo Meditril, Therapy atau Proxan-S. Namun jika kondisi ayam sulit untuk minum, antibiotik injeksi dapat menjadi pilihan. Misalnya Neo Meditril-I, Medoxy LA. Rolling antibiotik dari golongan yang berbeda, ketepatan dosis, serta lama pemberian antibiotik perlu diperhatikan untuk menghindari resistensi antibiotik.
  3. Pemberian vitamin untuk meningkatkan nafsu makan dan daya tahan tubuh, misalnya dengan Aminovit atau Fortevit.
  4. Desinfeksi kandang dan lingkungan dengan Medisep atau Neo Antisep setiap hari untuk mengurangi bibit penyakit di lingkungan.
  5. Perbaikan manajemen pemeliharaan seperti pengaturan kepadatan, memastikan sirkulasi udara baik, manajemen litter agar tidak basah dan lembap, serta kontrol kadar amonia.

Agar penyakit tersebut tidak terjadi kembali, maka langkah pencegahan yang dapat diterapkan yaitu:

  1. Seleksi atau culling DOC dengan kualitas tidak baik seperti pusar belum menutup, dubur basah karena dapat menyebabkan penularan bakteri E. coli.
  2. Menekan munculnya faktor pemicu colibacilloisis, seperti kepadatan ayam yang tinggi, ventilasi udara yang buruk, litter yang basah dan lembab, kadar amonia tinggi, adanya penyakit saluran pernafasan, kondisi stress, dsb. Untuk membantu mengontrol amonia di kandang dapat diberikan Ammotrol.
  3. Melakukan sanitasi kandang dan peralatan. Setelah kandang dibersihkan, semprot dengan Formades, kemudian diistirahatkan 2 minggu. Tiga hari sebelum DOC masuk, dapat dilakukan penyemprotan desinfektan kembali.
  4. Sanitasi air minum menggunakan antiseptik seperti Desinsep. Saat terjadi kasus colibacillosis program desinfeksi dapat dilakukan pada malam hari setelah pengobatan selesai dilakukan. Selain itu perlu dilakukan pengecekan air minum secara berkala. Pemeriksaan ini dapat dilakukan di Laboratorium Medion (MediLab).
  5. Desinfeksi tempat pakan dan minum, secara periodik, misalnya dengan Medisep atau Zaldes. Penambahan Asortin di air minum (tidak dicampur dengan desinfektan/antibiotik) juga dapat menekan perkembang biakan bakteri patogen di saluran pencernaan dan meningkatkan performa ayam.
  6. Membatasi tamu dan mencegah hewan liar masuk kandang.
Selaput Putih Jantung pada Colibacillosis
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin