Mempersiapkan Pullet untuk Produktivitas yang Optimal

Pullet adalah ayam layer yang dipelihara umur 0-16 minggu. Berdasarkan kebutuhan nutrisi, pullet terbagi dua yaitu starter (0-5 minggu) dan grower (6-16 minggu). Program pembentukan pullet yang baik harus dimulai sejak DOC hingga menjelang awal produksi. Kualitas pullet yang baik yang siap berproduksi ditandai dengan ciri-ciri memiliki bobot badan sesuai standar dan keseragaman pullet yang baik. Berat badan pullet pun harus sudah mencapai ± 1500 g (minimal 1350 g dan maksimal 1650 g). Perubahan fisik yang nyata, terutama terjadi pada penampilan jengger dan pial yang nampak lebih besar, tebal dan berwarna merah, serta tubuh yang semakin berisi diselimuti bulu yang lebat berwarna mengkilap.

Shank (tulang kering) dan paruhnya juga berwarna kuning. Frame size atau ukuran kerangkanya harus proporsional dan hanya memiliki sedikit lemak tubuh. Normal atau tidaknya frame size bisa diketahui pula dari panjang shank. Pada umur 19 minggu, ayam layer biasanya memiliki panjang shank 10,4 cm dan ukurannya akan tetap sama hingga ayam berumur tua. Tanda lainnya, tulang pubis (tulang pinggul belakang)-nya pun semakin lebar, selebar minimal 3 lebar jari.

Tercapainya nanti puncak produksi telur dipengaruhi oleh berbagai faktor. Selain faktor genetik, terdapat 3 faktor penting lainnya yang ikut andil yaitu nutrisi, manajemen pemeliharaan dan lingkungan. Berikut adalah rumusan jika keempat faktor tersebut saling dihubungkan :

Keterangan :

P : potensi/produktivitas ayam

G : genetik

N : nutrisi

E : environment/lingkungan

M : manajemen

Jika diinterpretasikan, faktor manajemen memiliki andil yang sangat besar karena melipatgandakan nilai dari faktor genetik, nutrisi dan lingkungan. Tindakan manajemen yang dilakukan antara lain :

1. Berikan ransum dan air minum yang mengandung nutrisi yang cukup

Dalam pemberian ransum pada ayam layer, ada 3 hal yang perlu diperhatikan yaitu :

  • Berikan ransum dengan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ayam di setiap periode pemeliharaannya, terutama kandungan protein, asam amino, energi, asam lemak, kalsium, fosfor, dan vitamin D.
  • Jumlah pemberian ransum disesuaikan dengan kebutuhan dan perlu dikontrol secara rutin. Ransum disediakan dalam kondisi segar dengan cara mengatur periode pemberian ransum dan sering dibolak-balik. Tindakan ini akan merangsang ayam mengonsumsi ransum dan mengurangi jumlah ransum terbuang. Selain itu, jangan menggunakan ransum sisa. Untuk ayam periode starter berikan ransum 4–9x dalam sehari secara ad libitum (selalu tersedia), karena pada periode tersebut pertumbuhan sangat cepat dan efisiensi ransum sangat tinggi. Pada periode grower dan finisher frekuensi pemberian ransum menjadi 2-3x dalam sehari. Ransum diberikan berdasarkan standar breeder agar memudahkan pengontrolan dan menghindari pemborosan ransum. Pemberian ransum juga sebaiknya dilakukan saat suhu lingkungan nyaman untuk ayam.
  • Penggantian ransum didasarkan pada pencapaian berat badan. Jika berat badan ayam saat umur 5 minggu belum mencapai standar, maka pemberian ransum starter bisa diperpanjang. Lakukan pergantian ransum secara bertahap dengan perbandingan ransum lama dengan ransum baru berturut-turut 75%:25%, 50%:50%, 25%:75% dan terakhir adalah 100% ransum baru.

Pastikan juga kecukupan air minum terpenuhi baik kualitas maupun kuantitas.

2. Rutin melakukan kontrol bobot badan

Kontrol bobot badan (penimbangan ayam layer dilakukan secara rutin agar performa atau pertumbuhan ayam dapat terpantau dengan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

  • Jumlah sampel yang ditimbang 50-100 ekor/kandang dan bisa ditingkatkan 5% jika dipelihara pada kandang baterai.
  • Penimbangan pada ayam umur 0 – 2 minggu dilakukan perkelompok, sedangkan untuk ayam umur >3 minggu dilakukan per individu
  • Gunakan timbangan otomatis untuk ayam kecil (starter) dan timbangan gantung (shelter) dengan skala pembagi tidak lebih dari 50 gram untuk ayam grower atau yang sudah besar.
  • Saat umur 0 – 18 minggu kontrol berat badan dilakukan sekali setiap minggu, umur 18 minggu hingga puncak produksi dilakukan setiap 2 minggu dan setelah puncak produksi ayam ditimbang setiap bulan.
  • Waktu penimbangan dilakukan pada waktu yang tetap, misal pada hari Jumat pagi dengan kondisi tembolok kosong sehingga bias akibat waktu yang berbeda maupun berat ransum yang dikonsumsi bisa diminimalisir.
  • Setelah dilakukan penimbangan, hitung keseragaman (uniformity) dengan cara membandingkan antara ayam yang bobot badannya sesuai standar (+10%) dengan total jumlah ayam yang ditimbang. Nilai keseragaman hendaknya tidak lebih kecil dari 80%.

3. Berikan pencahayaan yang cukup

Program pencahayaan bertujuan untuk merangsang nafsu makan, pertumbuhan serta perkembangan organ reproduksi. Pada masa starter (0-6 minggu), intensitas pencahayaan memerlukan waktu paling lama, khususnya saat brooding (21 – 24 jam) dengan intensitas 20-40 lux. Tujuannya agar ayam mengenali tempat ransum dan terstimulasi untuk makan.

Masa grower (7-18 minggu), pencahayaan diberikan dalam waktu singkat (12 jam/hanya dari cahaya matahari) dengan intensitas 5-10 lux. Tujuannya untuk mengontrol perkembangan organ reproduksi dan mencapai berat badan yang optimal saat mulai berproduksi. Jika pada masa ini diberikan cahaya yang berlebihan akan menyebabkan ayam bertelur dini atau berat badan ayam melebihi standar (memperbesar risiko kejadian prolapsus).

4. Ciptakan lingkungan kandang yang nyaman (comfort zone)

Kondisikan kandang dengan sistem sirkulasi yang baik, pilih atap kandang yang mampu mereduksi panas atau gunakan sistem atap monitor. Jika cuaca panas terjadi, pemberian hujan buatan atau penambahan blower dapat dilakukan. Jarak antar kandang minimal 1 kali lebat kandang (lebar kandang sebaiknya tidak lebih dari 7 meter). Atur kepadatan kandang.

5. Pencegahan penyakit viral (misal ND, AI, IB dan EDS)

Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu pelaksanaan biosekuriti ketat, manajemen pemeliharaan yang baik dan vaksinasi tepat. Sebelum divaksin, ayam berada dalam kondisi sehat dan tidak dalam kondisi stres. Hal ini karena kondisi kesehatan ayam akan berpengaruh terhadap kemampuan pembentukan titer antibodi.

Kapan Pullet Dipindahkan ke Kandang Produksi?

Agar ayam yang akan mulai berproduksi memiliki rentang waktu beradaptasi dan tidak mengalami stres, maka sebaiknya pindah kandang dilakukan setidaknya 2 minggu sebelum ayam berproduksi. Ada beberapa peternak layer yang melakukan pindah ke kandang baterai lebih cepat yaitu umur 42 hari (6 minggu). Alasannya, agar ayam mempunyai waktu adaptasi lebih lama dan pencapaian bobot badan lebih baik, karena persaingan antar ayam dalam makan dan minum lebih kecil. Meski demikian, waktu pindah kandang juga bisa dilakukan ketika ayam berumur 12-14 minggu. Pada umur 12 minggu ayam telah mencapai dimensi akhir pembentukan kerangka tubuh (frame size). Sehingga pada umur ini juga dilakukan penimbangan berat badan pullet (grading). Pindah kandang pada fase akhir grower harus dilakukan dengan lebih hati-hati sehingga stres dapat ditekan dan ayam dapat lebih cepat beradaptasi dengan kondisi kandang baru sehingga feed dan water intake dapat tercapai sesuai standar.

Pemindahan ayam layer dari kandang pembesaran (kandang masa starter sampai grower) ke kandang produksi (kandang baterai) sebaiknya dilakukan malam, pagi atau sore hari, di saat kondisi lingkungan tidak panas. Tujuannya untuk menghindari tambahan stres akibat udara panas selain dampak kontak fisik selama pemindahan. Dan juga harus selesai dilaksanakan dalam 1 hari. Apabila penanganan pindah kandang dilakukan terlambat dan tidak tepat, stres yang dialami ayam lebih tinggi dan mengakibatkan feed intake (konsumsi) dan berat badan sulit mencapai standar hingga waktu bertelur dan puncak produksi pun akan mundur.

Penanganan Pindah Kandang yang Tepat

Langkah-langkah penanganan pindah kandang antara lain:

  • Sebelum pindah kandang, pastikan sarana yang digunakan seperti keranjang ayam, mobil maupun peralatan lainnya sudah dibersihkan dan didesinfeksi. Kandang baterai juga harus sudah dibersihkan, didesinfeksi, dan diistirahatkan minimal 2 minggu.
  • Lakukan penangkapan ayam dengan hati-hati dan tidak kasar.
  • Gunakan sarana pengangkut ayam yang berkualitas, kokoh, aman dan nyaman, seperti Keranjang Ayam Medion yang dibuat dengan desain ergonomis sehingga mudah diangkut.
  • Pastikan sirkulasi udara pada tumpukan keranjang ayam lancar. Atur jumlah atau kapasitas ayam yang dimasukkan dalam keranjang ayam. Usahakan jangan terlalu padat. Keranjang Ayam Medion dapat digunakan untuk menampung 15-20 ekor ayam (tergantung ukuran ayam).
  • Saat melakukan pindah kandang, sebaiknya ayam tidak diberi ransum (dipuasakan, red) sehingga saluran pencernaannya kosong namun tetap diberikan air minum. Jika tidak, proses pencernaan dan penyerapan nutrisi akan terus berlangsung dan menghasilkan panas yang akan memperparah tingkat stres.
  • Berikan vitamin dan elektrolit, seperti Vita Stress sebelum dan sesudah pindah kandang untuk membantu meningkatkan stamina tubuh ayam dan menurunkan efek stres yang ditimbulkan.

Selanjutnya, setelah ayam ditempatkan di kandang baru, beberapa hal yang perlu dilakukan di antaranya:

  • Pastikan ayam segera dapat mengakses air minum dengan mudah.
  • Untuk mempercepat adaptasi ayam di kandang yang baru berikan pencahayaan selama 22-24 jam pada hari pertama agar memudahkan ayam menemukan posisi tempat minum dan tempat ransum. Lakukan pengurangan cahaya secara bertahap.
  • Pantau kondisi ayam secara rutin, meliputi tingkat konsumsi ransum, suhu dan kelembapan kandang, pertambahan berat badan per minggunya hingga masa puncak produksi, serta pencapaian hen day (HD). Tujuannya untuk mengevaluasi tingkat adaptasi ayam terhadap kondisi kandang yang baru.
Pullet, Penentu Keberhasilan Budi Daya Petelur
Tagged on:             
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin