Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa di Indonesia, musim penghujan akan terus berlangsung dan meningkat bahkan hingga Maret 2021. Perlu kita sadari bahwa kondisi cuaca seperti ini dapat membawa dampak buruk terhadap pencapaian pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler. Di sisi lain, genetik ayam broiler sebagai salah satu jenis ayam modern saat ini memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap suhu lingkungan. Saat musim hujan, berbagai masalah datang diantaranya kelembapan meningkat, memicu banyak agen penyebab penyakit dan performa menurun. Hal yang perlu diperhatikan dan diterapkan pada musim penghujan untuk mempertahankan performa broiler adalah manajemen pemeliharaan dan biosekuriti yang baik.

Kelembapan dalam kandang akan mempengaruhi suhu yang dirasakan ayam. Semakin tinggi kelembapan, suhu yang dirasakan ayam juga semakin tinggi. Sebaliknya, ayam akan merasakan suhu yang lebih dingin dibanding suhu lingkungan ketika kelembapan rendah.

Dampak Musim Penghujan

Berikut merupakan dampak dari adanya musim penghujan:

  • Cold Stress (Hipotermia)

Hipotermia adalah kondisi turunnya suhu tubuh ayam di bawah normal (40-40,8°C). Kondisi ini lebih sering menyerang ayam muda (umur 0-14 hari), karena belum mampu menyesuaikan suhu tubuh atau termoregulasi sehingga masih sangat bergantung terhadap suhu lingkungan. Perilaku adanya hipotermia akan semakin terlihat jika suhu lingkungan <15°C. Konsumsi pakan dapat meningkat namun konsumsi air minum rendah sehingga tidak tercerna dengan baik. Ayam broiler yang mengalami hidrop ascites karena adanya peningkatan tekanan aliran darah di arteri sehingga plasma darah merembes dan terkumpul di rongga perut. Dampak lain dari kondisi ini adalah dapat memicu necrotic enteritis (NE) karena adanya peningkatan pH sekum untuk aktivitas fermentasi dan populasi Clostridium perfringens penyebab NE pun meningkat.

  • Populasi vektor penyakit

Peningkatan populasi serangga di musim hujan juga perlu diwaspadai. Saat musim hujan datang, hal lumrah jika di sekitar kandang banyak terlihat larva lalat merayap di tumpukan feses. Larva tersebut akan berganti kulit menjadi pupa dan dari pupa akan keluar lalat dewasa. Di musim hujan juga banyak terdapat jentik-jentik nyamuk di genangan air di sekitar kandang ataupun berkeliarannya kecoa di sela-sela kandang mulai maghrib hingga subuh. Serangga inilah yang membawa bibit penyakit di dalam feses ke tempat pakan dan air minum. Berbagai bibit penyakit di dalam feses dapat disebarkan dengan cara tersebut. Terlebih saat musim hujan, telur cacing dan bakteri E. coli memiliki daya tahan lebih baik saat berada di luar tubuh ayam.

  • Kualitas air rendah

Air merupakan salah satu media yang bisa menularkan bibit penyakit pada ayam. Dari data Technical Education and Consultation Medion bahwa 3 tahun terakhir (2017-2019) diketahui sebanyak 63,82% dari total sampel air di peternakan mengandung Coliform di atas standar dan 44,84% positif tercemar bakteri Eschericia coli (E. Coli). Sumber air yang terlalu dangkal, dekat dengan sumber tumpukan feses, dekat sawah, sungai/rawa, atau septic tank, memiliki risiko besar terkontaminasi E. coli, baik itu dimusim penghujan maupun kemarau. Adanya kontaminasi bakteri E. coli pada air minum yang diberikan ke ayam dapat menyebabkan risiko ayam mudah terinfeksi penyakit colibacillosis ataupun tingkat penyembuhan penyakit kecil.

  • Tumbuhnya jamur dan kontaminasi mikotoksin

Kondisi suhu dan kelembapan udara pada musim penghujan rentan menyebabkan jamur mudah tumbuh pada pakan. Adanya jamur ini akan mengurangi tingkat nafsu makan atau palatabilitas ayam sehingga target bobot badan pada ayam tidak tercapai. Selain itu dengan tumbuhnya jamur dapat berpeluang pula menimbulkan penyakit jamur, misalnya aspergilosis atau racun jamur (mikotoksikosis).

Mencegah dan Mengatasi Dampak Musim Penghujan

Penerapan manajemen pemeliharaan dan biosekuriti yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga performa ayam tetap optimal dimusim penghujan. Secara umum, biosekuriti berarti serangkaian tindakan untuk mengurangi risiko penularan bibit penyakit dan mencegah masuknya bibit penyakit ke suatu area (Martindah et al. 2014).

Adapun hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah dan mengatasi dampak dari musim penghujan antara lain:

  1. Lakukan pencatatan suhu, kelembapan, dan kecepatan angin

Data catatan (recording) suhu, kelembapan, dan kecepatan angin, jika diwaktu-waktu tertentu kondisi suhu hingga kecepatan angin di kandang terdeteksi tidak sesuai standar untuk kenyamanan ayam terutama pada kandang pemeliharaan open house, maka peternak dapat mengatur buka tutup tirai kandang. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah angin yang terlalu kencang dan mecegah air hujan masuk ke dalam kandang. Selain itu, jika suhu di dalam kandang sangat rendah, maka dapat pula menghidupkan atau bahkan menambah pemanas agar suhu yang nyaman terhadap ayam tetap tercapai khususnya pada masa brooding.

2. Sanitasi air minum

Tindakan melakukan sanitasi air minum dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa produk desinfektan PT Medion, seperti Antisep, Neo Antisep, Desinsep, Medisep, atau Zaldes (pilih salah satu).

Selain itu, untuk menjamin bahwa air yang kita berikan pada ayam sudah memenuhi syarat air bersih dan penanganan permasalahan kualitas air bisa dilakukan dengan tepat, sebaiknya lakukan terlebih dahulu pengujian sampel air di Laboratorium Medion (MediLab). Lakukan pengujian secara periodik, terutama saat terjadi pergantian musim atau minimal 1 tahun sekali. Kadangkala kita juga sering menemukan lapisan semacam lendir (biofilm) dan lumut yang menempel di permukaan tempat minum, tandon/bak penampung, dan pipa air yang menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya mikroba patogen seperti bakteri E. coli (penyebab colibacillosis). Oleh karena itu diperlukan pula program dan manajemen flushing yaitu dengan membersihkan pipa saluran air minum menggunakan air bertekanan tinggi (sekitar 1,5-3 bar), menggunakan bahan kimia seperti H₂O₂, asam sitrat, ataupun asam cuka, serta dapat pula menggunakan Harsonic, yaitu alat yang mampu mengeluarkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi untuk mencegah dan menghilangkan biofilm.

3. Kontrol populasi serangga

Tindakan kontrol populasi serangga dapat dimulai dengan mencegah adanya tempat berkembang biaknya. Feses yang basah dan menumpuk sangat disukai lalat untuk bertelur, dan rawa, genangan air, dan semak-semak sangat disukai nyamuk untuk bertelur. Oleh karena itu perlu adanya manajemen pembersihan feses yang baik dan jika memungkinkan kandang dibangun tidak berdekatan dengan rawa, kolam, ataupun kebun. Penggunaan produk herbal seperti Ammotrol juga dapat dilakukan untuk membantu membuat feses ayam lebih kering serta mengurangi kadar amonia di dalam kandang.

Jika terdapat banyak semak-semak dapat dipotong atau dibersihkan agar tidak menjadi sarang nyamuk maupun hama yang lain. Semak-semak dapat diganti dengan pohon lain seperti lavender yang tidak disukai nyamuk.

Populasi serangga seperti lalat dapat dikontrol pula dengan penggunaan Flytox untuk membunuh lalat dewasa, dan Larvatox untuk menghambat perkembangan larva lalat. Selain itu, penggunaan light trap dapat pula dilakukan untuk mengontrol populasi serangga yang ditempatkan dibeberapa lokasi di dalam atau di sekitar kandang.

4. Hindari pertumbuhan jamur dan kontaminasi mikotoksin pada pakan

Jamur sangat mudah tumbuh dan berkembang pada pakan yang memiliki kadar air yang tinggi serta pada lingkungan yang lembap. Oleh karena itu, sebaiknya pastikan pakan yang dibeli atau yang disimpan memliki kadar air <14% untuk menghambat pertumbuhan jamur. Kemudian perlu pula dipastikan gudang tempat penyimpanan pakan bersih, sirkulasi udara baik, serta tidak lembap. Penyimpanan pakan dapat menggunakan pallet dan karung pakan tidak menempel pada dinding (jarak minimal 50 cm). Selain itu, dapat pula menerapkan sistem first in first out (FIFO: disimpan berdasarkan tanggal kedatangan bahan pakan) atau first expired first out (FEFO: disimpan berdasarkan tanggal kadaluarsa). Jadi, prioritaskan bahan baku pakan berusia lebih lama untuk digunakan terlebih dahulu. Tetapi jika ada bahan baku berkualitas kurang baik dan tidak memungkinkan disimpan lebih lama, dapat digunakan terlebih dahulu meskipun baru datang. Jika terdapat kontaminasi mikotoksin di pakan akibatnya tumbuhnya jamur, maka pakan tersebut dapat dicampur dengan anti mikotoksin seperti Freetox.

Pemberian multivitamin dan elektrolit Saat musim penghujan datang dan rentan membuat ayam stres dapat diatasi dengan pemberian multivitamin dan elektrolit pada ayam. Kumavit, Vita Stress atau Mix Plus Bro BAP12A yang mengandung mutivitamin dan elektrolit yang dapat mencegah dan mengatasi stres pada ayam. Harapannya ayam tetap dapat bertahan dan performa tetap optimal. Selain itu, dapat pula diberikan Imustim untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam.

Melalui penerapan manajemen pemeliharaan dan biosekuriti yang baik diharapkan ayam broiler yang dipelihara terhindar dari dampak musim penghujan dan performa tetap optimal. Salam.

Performa Ayam Broiler Tetap Optimal di Musim Penghujan
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin