Dede Irwansyah
Email : dedeirwansyah44@gmail.com
Jika target bobot ayam pada salah satu flock di minggu pertama tidak tercapai atau di bawah standar, apakah akan berpengaruh nantinya terhadap produksi telur saat masa produksi? Hal apa saja yang bisa diperbaiki?
Jawab:
Terima kasih atas pertanyaan yang disampaikan. Jika target bobot badan minggu pertama tidak tercapai atau di bawah standar dan tidak dilakukan tindakan perbaikan tentu saja dapat mempengaruhi performa flock tersebut saat masa produksi. Ayam dengan bobot badan rendah dan tidak seragam, maka waktu produksi telur nantinya akan sangat beragam dan puncak produksi sulit tercapai.
Target pemeliharaan fase starter ayam petelur (0–5 minggu) adalah bobot badan sesuai standar dengan keseragaman >85%. Seragam di sini artinya minimal 85% ayam dalam satu populasi memiliki berat badan yang sesuai standar. Bobot badan dikatakan standar jika berada pada rentang ±10% dari standar yang ditetapkan oleh perusahaan pembibit tiap strain. Sebagai contoh, target bobot badan ayam petelur umur satu minggu (strain ISA Brown) adalah 65,5 gram. Maka berat badan masuk kategori standar jika berada pada rentang ±10% dari 65,5 gram, yaitu minimal 58,95 gram dan maksimal 72,05 gram.
Oleh karena itu, segera lakukan perbaikan untuk mengejar ketertinggalan berat badan pada flock tersebut dengan cara :
1. Perhatikan kenyamanan saat brooding
Pada masa brooding, ayam mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan mencakup semua organ yang berperan bagi produktivitas ayam. Perhatian dan penanganan secara intensif tidak bisa terlewatkan pada masa ini. Penuhi semua kebutuhan masa brooding mulai dari aspek chick guard, pemanas, litter serta ketersediaan ransum dan air minum. Perhatikan pula sirkulasi udara lancar dan kualitas udara baik serta pencahayaan yang cukup untuk membantu ayam dalam mengakses tempat ransum dan tempat minum. Selain itu perhatikan kebutuhan suhu (30–33ºC) baik suhu udara dalam kandang maupun suhu litter dan juga kelembaban dalam kandang (55–60%). Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana nyaman di dalam kandang dan mencapai keberhasilan pemeliharaan pada masa brooding.
2. Kebutuhan nutrisi dan air minum tercukupi
Ketertinggalan bobot badan dapat diantisipasi dengan pemberian ransum berkualitas. Selain itu pastikan pula konsumsi ransumnya mencapai target. Pentingnya pencapaian konsumsi ransum terutama saat fase kritis pada 5 minggu pertama kehidupan ayam sangat berpengaruh pada pertumbuhan. Jika perlu dapat ditambahkan premix ke dalam ransum seperti Top Mix atau Mix Plus. Kandungan multivitamin, mineral dan asam amino dalam produk tersebut dapat mengoptimalkan pertumbuhan anak ayam, sehingga berat badan dapat mencapai target standar. Disamping itu, berikan air minum berkualitas dan senantiasa tersedia. Kualitas dan ketersediaan air minum sangat berpengaruh terhadap konsumsi ransum.
3. Menjaga kesehatan saluran cerna
Pencernaan merupakan salah satu organ tubuh yang penting dalam menunjang performa tubuh ayam, baik dari pertumbuhan dan produktivitas. Kondisi saluran pencernaan yang sehat dibutuhkan untuk dapat mencerna nutrisi yang ada dalam ransum. Jika saluran pencernaan ayam mengalami gangguan maka hal ini akan berisiko pada kesehatan dan performa tubuh ayam. Karena di dalam saluran cerna terutama usus terdapat mikroflora dimana keseimbangan dari populasi mikroflora tersebut sangat penting untuk menjaga fungsi normal dari usus. Kesehatan usus bergantung pada keseimbangan antara kondisi ayam, mikroflora usus, lingkungan usus, dan komponen pakan. Jika ada gangguan, maka proses pencernaan dan penyerapan nutrisi tidak akan optimal. Untuk menjaga supaya kesehatan saluran cerna tetap optimal, maka dapat diberikan acidifier Asortin atau Optigrin untuk menjaga stabilitas mikroflora di dalam usus.
4. Penerapan biosecurity yang ketat
Biosecurity merupakan benteng pertahanan paling depan dalam mencegah suatu penyakit. Penerapan biosecurity paling utama terdiri dari 3 hal yaitu isolasi, pengendalian lalu lintas dan sanitasi atau desinfeksi. Hal ini tentunya harus diaplikasikan secara ketat agar tantangan bibit penyakit bisa diminimalkan. Sehingga ayam tetap sehat, dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga performa produksi nantinya bisa lebih optimal.