Enzim merupakan salah satu feed additive (imbuhan ransum) yang banyak digunakan oleh perusahaan ransum (feedmill) maupun peternak. Penggunaan enzim diharapkan bisa meningkatkan produktivitas ayam dengan cara mendegradasi komponen atau senyawa tertentu dalam ransum sehingga dapat digunakan secara optimal oleh ayam.

Apa itu Enzim?

Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi pemecahan senyawa-senyawa yang kompleks menjadi lebih sederhana. Enzim banyak digunakan dalam aplikasi komersial sebagai biokatalisator, bekerja secara spesifik dan sangat efisien (Tijaroh, 2009). Tanaman, hewan maupun mikroba dapat menghasilkan enzim, namun yang paling banyak digunakan saat ini dan lebih menguntungkan adalah penggunaan enzim dari mikroba (Thenawijaya, 1989). Fungsi kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya konsentrasi substrat dan enzim, suhu, keasaman (pH) dan kondisi lingkungan (Zinn dan Ware, 2002).

Peranan Enzim

Ayam menggunakan enzim untuk mencerna makanan. Enzim dapat diproduksi dari tubuh ayam sendiri atau diproduksi oleh mikroba yang terdapat pada saluran pencernaan. Ternak monogastrik, seperti ayam tidak dapat mencerna 15-25% dari ransum yang dimakan karena mengandung antinutrisi yang tidak dapat dicerna. Ternak monogastrik juga tidak mempunyai enzim spesifik untuk mencerna senyawa tertentu sehingga proses pencernaan menjadi tidak sempurna.

Manfaat penambahan enzim dalam ransum :

  • Meningkatkan kecernaan ransum dengan cara memecah senyawa antinutrisi atau senyawa kompleks sehingga ketersediaan nutrisi lebih baik
  • Penting untuk ayam yang masih muda, dimana produksi enzim masih terbatas
  • Memperbaiki lingkungan, meningkatkan pencernaan dan absorpsi nutrien, menurunkan produksi feses dan rendahnya eksresi fosfor dan nitrogen
  • Membantu menjaga saluran pencernaan tetap sehat dengan cara membantu mencerna nutrisi yang tidak bisa tercerna

Jenis-Jenis Enzim

Saat ini telah teridentifikasi kurang lebih 3000 enzim. Penamaan enzim sendiri biasanya diambil dari substrat (senyawa yang akan dipecah) dengan adanya penambahan akhiran “–ase”. Beberapa enzim yang biasa digunakan pada pakan unggas diantaranya :

  1. Enzim Fitase

Bahan baku pakan seperti gandum, barley, jagung dan lainnya, mengikat unsur fosfor dalam bentuk asam fitat. Padahal fosfor sendiri merupakan unsur esensial bagi ayam, karena diperlukan untuk proses perkembangan tulang, membantu produksi telur, menjaga kekebalan, dan membantu proses pertumbuhan. Ayam sendiri, hanya mampu mencerna fosfor dalam bentuk asam fitat sekitar 30-40 %. Alhasil, fosfor yang tidak tercerna akan keluar bersama kotoran (feses) dan menimbulkan pencemaran lingkungan.

Fitase sebagai enzim yang ditambahkan pada pakan ayam, mampu membebaskan lebih banyak fosfor yang terikat dalam asam fitat, protein maupun pati. Keadaan ini memberikan dampak positif yaitu kecernaan meningkat dan pemanfaatannya lebih optimal.

Selain berperan besar dalam proses penyerapan fosfor, enzim fitase juga dapat menghilangkan pengaruh antinutrisi asam fitat. Penambahan enzim ini juga dapat mengurangi penambahan sumber-sumber fosfor anorganik seperti di calcium phosphate (DCP) maupun mono calcium phosphate (MCP) sehingga peternak dapat mengefisiensikan biaya pakan.

Betterzym adalah sediaan serbuk campur pakan yang mengandung enzim fitase generasi terbaru (6-phytate) yang efektif meningkatkan kecernaan nutrisi, terutama fosfor (P). Betterzym akan memecah ikatan asam fitat sehingga meningkatkan ketersediaan dan kecernaan seperti asam amino, karbohidrat maupun mineral terutama fosfor.

2. Enzim Xilanase

Xilan biasanya terdapat dalam jagung yang bersifat antinutritif. Pengaruh dari antinutrisi tersebut diantaranya adalah mengikat beberapa zat nutrisi seperti energi, protein, dan lemak ransum untuk dibawa keluar bersama feses, sehingga ketersediaan nutrien tersebut berkurang. (Williams 1997) menyatakan bahwa xilan juga dapat meningkatkan kekentalan saluran pencernaan sehingga menimbulkan efek yang kurang baik pada efisiensi pencernaan.

Xilanase merupakan kelompok enzim yang memiliki kemampuan untuk menghidrolisis hemiselulosa seperti xilan atau polimer dari xilosa dan xilo-oligosakarida. Abrihandini (2009) menyatakan enzim xilanase akan mengurangi kekentalan carian lambung pada usus halus, sehingga memperlancar saluran pencernaan dan meningkatkan penyerapan nutrisi. Zat nutrisi yang semula terikat oleh dinding sel hemiselulosa akan dilepaskan dan dapat dimanfaatkan oleh tubuh ayam. Enzim xilanase juga mengubah hemiselulosa menjadi gula sederhana. Gula tersebut dapat dimanfaatkan oleh tubuh ayam, sehingga ayam akan mendapatkan energi yang cukup dari ransum dengan jumlah yang sedikit.

3. Enzim Amilase

Salah satu bahan baku utama yang digunakan dalam ransum ayam yaitu jagung, dimana bahan baku tersebut mengandung pati (sumber energi) yang sangat baik. Namun dalam salah satu penelitian disebutkan bahwa pati dalam jagung hanya tercerna tidak lebih dari 85%. Solusi untuk menangani hal tersebut yaitu penambahan enzim amilase.

Enzim amilase membantu mendegradasi pati pada biji-bijian dan hasil samping dari biji-bijian. Dengan cara meningkatkan kecernaan pati, amilase dapat menyediakan energi yang lebih banyak sehingga menjadi lebih efisien untuk meningkatkan produksi daging dan telur.

Penambahan enzim amilase bersama dengan enzim lain pada masa kritis anak ayam (2 minggu pertama pemeliharaan), dengan gejala mengalami stres akibat perubahan nutrisi, lingkungan dan status imunitasnya, dapat membantu meningkatkan produksi enzim endogenous. Hasilnya proses pencernaan menjadi lebih optimal, sehingga memaksimalkan penyerapan nutrisi.

4. Enzim Protease

Protease merupakan enzim pemecah protein yang tersimpan dalam berbagai bahan ransum. Terlebih lagi protein dalam bahan baku ransum yang tidak dapat dicerna mencapai 20-25% (Gauthier 2007). Hal ini disebabkan adanya dua macam antinutrisi protein yaitu tripsin inhibitor dan lektin. Tripsin inhibitor biasanya terdapat pada sumber protein nabati, seperti bungkil kedelai.

Kandungan zat antinutrisi tersebut dapat menganggu proses pencernaan dan berdampak pada penyerapan nutrisi yang terkandung dalam kedelai. Sistem pencernaan pada anak ayam yang belum sempurna menjadi masalah selanjutnya, karena menyebabkan anak ayam tidak mampu menggunakan simpanan protein yang besar di dalam kedelai (glycin dan ß-conglycinin).

Penambahan enzim protease dapat membantu menurunkan pengaruh negatif zat antinutrisi (tripsin inhibitor dan lektin), hasilnya kecernaan protein menjadi lebih baik. Tak hanya itu, protease juga dapat memecah simpanan protein yang besar menjadi molekul yang lebih kecil agar mudah diserap.

Prozyme merupakan sediaan serbuk mengandung kombinasi enzim xilanse, amilase, protease dan fitase serta mineral. Penambahan enzim berperan dalam meningkatkan kecernaan nutrisi serta menurunkan efek negatif senyawa antinutrisi dalam pakan. Sedangkan mineral Zinc dan Mangan berperan sebagai kofaktor enzim internal dan biokatalisator reaksi metabolik dalam tubuh sehingga kinerja sistem pencernaan menjadi lebih baik. Peningkatan kecernaan pakan dan aktivitas metabolisme akan meningkatkan performa ayam yang ditunjukkan dengan FCR, produksi telur, dan kualitas kerabang telur yang lebih baik.

Penggunaan Enzim

Enzim tersedia dalam bentuk serbuk dan cair. Aplikasi penggunaannya cukup sederhana untuk yang berbentuk serbuk cukup dicampur dengan ransum secara langsung. Akan tetapi harus diperhatikan pada proses pencampuran harus homogen mengingat enzim ini dosisnya sangat sedikit digunakan dalam ransum. Enzim bentuk cair aplikasi penggunaannya adalah dengan menambahkan air sebanyak 5% kemudian disemprotkan menggunakan sprayer pada bahan ransum atau ransum. Apabila ransum akan dibuat dalam bentuk pellet dan crumble harus diperhatikan suhunya, enzim sangat rentan terhadap perubahan suhu atau panas. Apabila melewati suhu optimal dari enzim maka akan terjadi denaturasi sehingga tidak dapat bekerja secara optimal.

Dari segi formulasi, aplikasi enzim dapat dibedakan menjadi 2 teknik, yaitu botton specification dan top up. Teknik botton specification adalah enzim digunakan untuk menurunkan kandungan nutrisi yang menjadi target enzim. Misalnya penambahan enzim fiatase akan menurunkan fosfor atau bahan baku sumber fosfor dalam formulasi ransum atau dengan kata lain enzim fitase akan menggantikan bahan baku sumber fosfor. Sedangkan teknik top up adalah penambahan enzim tidak perlu dilakukan perubahan atau penyesuaian formulasi ransum.

Penggunaan enzim dalam ransum saat ini dan kedepan akan menjadi tren dan kebutuhan untuk mengatasi semakin berkurangnya kuantitas dan kualitas bahan baku ransum. Penambahan enzim diharapkan dapat meningkatkan performa ayam. Demikian informasi tentang peranan enzim untuk unggas. Salam.

Peranan Enzim untuk Ayam
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin