Pengembangan usaha peternakan ayam petelur memiliki peluang yang masih terbuka lebar. Telur merupakan salah satu produk kebutuhan untuk memenuhi konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia. Aspek pencapaian produktivitas telur dan memperoleh keuntungan finansial menjadi 2 parameter keberhasilan usaha ayam petelur. Untuk mencapai kedua parameter tersebut, produksi telur, yang dilihat secara kuantitas dan kualitasnya, menjadi hal penting yang harus dicapai dengan maksimal.

Tantangan Produksi Telur Ayam

Ayam petelur mulai berproduksi ketika mencapai umur 18 minggu. Produksi telur dimulai pada saat ayam telah mengalami kematangan seksual yang ditandai dengan ovulasi pertama (telur pertama). Secara umum, produksi telur melalui 3 tahap, yaitu awal produksi, puncak produksi, dan akhir produksi. Proses menuju puncak produksi telur sangatlah penting karena akan menentukan kualitas dan kuantitas telur yang dihasilkan serta untuk memaksimalkan keuntungan.

Selain itu, selama ayam petelur memproduksi telur sejak umur 18 minggu hingga afkir, ukuran dan berat telur tidak akan sama setiap harinya. Peternak perlu memastikan ukuran/berat telur yang dihasilkan sudah mendekati standar atau bahkan melebihi standar.

Jika persentase jumlah produksi telur tinggi namun kualitasnya rendah, peternak tetap menghadapi kerugian ekonomi karena kualitas telur yang kurang laku di pasaran. Demikian juga jika kualitasnya bagus namun persentase produksinya rendah, peternak juga mengalami kerugian ekonomi. Jika semua pencapaian produksi telur berhasil maka kerugian yang lebih besar dapat dihindari.

Kunci Keberhasilan Produksi Telur

Dalam mengoptimalkan produksi telur, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai kunci keberhasilan. Seperti kualitas pullet, nutrisi, manajemen pemeliharaan, serta menjaga kesehatan saluran cerna dan saluran reproduksi.

  • Kualitas pullet

Pullet yang tidak memenuhi kualifikasi maka biasanya akan terjadi keterlambatan bertelur. Kualitas pullet yang baik ditandai dengan berat badan sesuai standar, keseragaman berat badan, kerangka (tulang dada dan shank, dan sexual maturity (jengger dan os pubis) memenuhi standar >85%). Postur tubuh tegap dan tembolok besar juga menjadi parameter penilaian.

  • Nutrisi dan air minum tercukupi

Asupan nutrisi yang sesuai perlu didukung oleh kondisi saluran pencernaan yang sehat sehingga perkembangan saluran reproduksi optimal dan siap menghasilkan telur. Ukuran dan berat telur juga dipengaruhi oleh nutrisi ransum seperti protein, asam amino tertentu seperti metionin dan lisin, energi, lemak total dan asam lemak esensial seperti asam linoleat. Tidak terpenuhinya kebutuhan dari salah satu nutrisi tersebut melalui asupan ransum, maka akan mengurangi berat telur. Kecukupan air minum juga perlu diperhatikan. Ayam petelur yang kurang cukup mengonsumsi air minum hanya selama beberapa jam bisa mempengaruhi produksi telur hingga berminggu-minggu.

  • Manajemen pemeliharaan

Faktor manajemen pemeliharaan seperti pencahayaan, penanganan kondisi stres hingga pengaturan sirkulasi udara menjadi beberapa hal yang harus diperhatikan karena berpengaruh terhadap produktivitas telur.

  • Status kesehatan

Faktor penyakit selama ini juga dianggap sebagai salah satu penyebab utama penurunan produksi telur. Baik itu penyakit pencernaan, pernapasan, saraf maupun organ reproduksi. Untuk mencegah hal tersebut terjadi maka dilakukan program vaksinasi dan penerapan biosekuriti. Perlu dilakukan pula pemberian suplemen dan multivitamin dengan beragam tujuan manfaat mulai dari meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi telur hingga mampu membantu menjaga kesehatan pencernaan.

Herbal untuk Mengoptimalkan Produktivitas Ayam Petelur

Herbal diketahui memiliki berbagai nutrisi dan senyawa kimia (zat bioaktif) yang berkhasiat serta beragam manfaat. Salah satu upaya untuk membantu meningkatkan performa produksi telur secara kuantitas dan kualitas bisa dengan pemberian suportif herbal yang sudah dipastikan aman dan terstandarisasi, salah satunya herbal Eggstima.

Eggstima merupakan produk herbal yang mampu membantu meningkatkan performa unggas pada masa bertelur, seperti peningkatan produksi telur, peningkatan berat telur dan menebalkan kerabang telur. Beragam manfaat tersebut dihasilkan dari pemberian Eggstima dengan cara:

  • Stimulasi ovulasi

Ekstrak herbal yang terkandung dalam Eggstima berfungsi sebagai egg stimulator. Egg stimulator dapat memacu stimulasi Gonadotrophin-Releasing Hormon (GnRh) dimana merupakan hormon yang berperan dalam kesuburan reproduksi. Selanjutnya terjadi stimulasi ovulasi yang memicu pembentukan folikel telur pada saluran reproduksi sehingga produksi telur ayam meningkat.

  • Keseimbangan mikroflora usus

Eggstima mampu bekerja sebagai antimikroba dimana dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen di saluran cerna sehingga penyerapan nutrisi pakan lebih optimal. Salah satu ekstrak herbal dalam Eggstima juga mengandung inulin dan oligofruktose yang bermanfaat sebagai prebiotik (makanan bakteri baik). Keseimbangan mikroflora usus dapat membantu penyerapan nutrisi lebih optimal sehingga meningkatkan produksi dan perbaikan kualitas telur.

  • Memperbaiki sel epitel usus

Kombinasi herbal dalam Eggstima mampu membantu memperbaiki barrier usus dan menstimulasi sel epitel pada usus sehingga penyerapan nutrisi optimal dan kualitas telur meningkat. Kandungan ekstrak herbal dalam Eggstima juga membantu meningkatkan panjang dan lebar villi, serta kedalaman kripta usus.

  • Kaya asam amino dan mineral

Ekstrak herbal yang digunakan kaya akan asam amino dan mineral. Hal ini dapat mendukung dalam melengkapi nutrisi dalam penyusunan ovomucin atau protein putih telur dalam pembentukan albumin telur. Albumin yang semakin padat secara langsung dapat meningkatkan berat telur.

Dari hasil penelitian Laboratory and Animal Testing (LAT) Medion, pemberian Eggstima pada ayam petelur Lohmann Brown umur 27-34 minggu terbukti membantu meningkatkan produksi dan berat telur (Grafik 2).

Keunggulan lain produk Eggstima yaitu memiliki bentuk cair dan kelarutan yang baik sehingga cocok pada penggunaan nipple drinker dan automatic dosing pump di kandang. Dosis yang bisa diberikan yaitu 1 ml tiap 2 L air minum atau setara 0,1 ml tiap kg berat badan.

Demikian bahasan mengenai herbal untuk meningkatkan produksi telur. Selain memberikan suplemen pada ayam, tetap perhatikan faktor lain seperti manajemen, nutrisi dan pencegahan penyakit. Semoga bermanfaat.

Peran Herbal dalam Meningkatkan Produktivitas Ayam Petelur
Tagged on:         
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin