Ibu Rina
Sukabumi – Jawa Barat
Mengapa ayam petelur saya mengalami mata berair? Bagaimana cara penanganannya?
Jawab:
Yth. Ibu Rina, terima kasih atas pertanyaannya. Gejala mata berair bisa disebabkan beberapa hal, antara lain:
- Kadar amonia tinggi Tingginya kadar amonia di dalam kandang, baik yang disebabkan litter yang lembap maupun feses dengan kandungan asam urat tinggi akan langsung mengganggu kerja sistem pernapasan ayam. Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mendeteksi kadar amonia di kandang, di antaranya dengan memakai alat indikator amonia yaitu Amonia Meter. Peletakan alat tersebut harus pada ketinggian yang tepat, misalnya saja 10 cm dari lantai atau setara dengan tinggi kepala ayam. Jika terlalu dekat ke lantai, maka amonia yang terukur akan terlalu pekat, sedangkan jika terlalu tinggi akan kurang efektif karena amonia cenderung sudah terbawa embusan angin/udara sekitar. Selain itu, cara termudah untuk mengetahui tingginya kadar amonia di dalam kandang adalah dengan indera penciuman. Untuk memastikannya yaitu dengan duduk jongkok dan kepala mendekati ketinggian ayam. Amonia merupakan gas berbau tajam. Jika dengan posisi tersebut tercium bau feses menyengat, maka kadar amonia sudah bisa dikatakan berlebihan. Jika kadar amonia dalam kandang berlebihan, gas amonia akan larut dalam cairan mata dan menghasilkan amonium hidroksida (NH4OH), yaitu komponen senyawa alkaline yang mampu mengiritasi dan menyebabkan konjungtivitis (radang pada konjungtiva mata) dan akan menyebabkan mata berair.
- Terserang penyakit sistem pernapasan Berbagai penyakit sistem pernapasan yang memberikan gejala mata berair, diantaranya Chronic Respiratory Disease (CRD), Korisa, Swollen Head Syndrome (SHS) dan Infectious Laryngotracheitis (ILT).
- Reaksi post vaksinasi Reaksi post vaksinasi muncul terutama dari penggunaan vaksin aktif seperti vaksin Infectious Laryngotracheitis (ILT). Vaksin ILT memiliki target organ pernapasan, sehingga reaksi post vaksinasi yang muncul biasanya gangguan pernapasan ringan dan mata berair. Reaksi tersebut secara normal akan hilang dalam waktu 5-7 hari. Berat atau ringannya reaksi post vaksinasi tergantung pada status kesehatan ayam dan kondisi kandang. Jika saat vaksinasi, status kesehatan ayam dan kondisi kandang baik, maka reaksi post vaksinasi yang muncul sangat ringan atau bahkan tidak ada. Sebaliknya, jika saat vaksinasi kondisi kandang kurang nyaman (debu dan amonia tinggi), ayam sedang stres, sakit, atau dalam masa inkubasi infeksi pernapasan (telah terinfeksi tapi belum menunjukkan gejala klinis), maka reaksi post vaksinasi akan muncul berlebihan.
Agar gejala tersebut tidak semakin parah dan tidak menimbulkan infeksi penyakit lain dapat dilakukan upaya pencegahan diantaranya :
- Pastikan sirkulasi udara lancar, kadar debu, dan amonia rendah. Keruk sebagian litter yang menggumpal atau tambahkan litter baru untuk menjaga tetap kering sehingga menekan produksi amonia. Saat mengganti atau melepas litter, lakukan secara bertahap agar ayam tidak stres. Disaat bersamaan bisa ditambahkan taburan kapur untuk menyerap kelembapan pada litter. Kurangi kadar amonia dalam kandang dengan menyemprotkan Ammotrol pada feses, cukup disemprotkan ke feses atau dilarutkan dalam air minum, serta bisa diberikan bersamaan/dicampur dengan vitamin atau antibiotik.
- Atur ventilasi kandang melalui manajemen buka tutup tirai, penambahan exhaust fan dan pengaturan kepadatan maupun jarak kandang.
- Desinfeksi kandang yang berisi ayam menggunakan Medisep. Majukan atau mundurkan jadwal desinfeksi jika bertepatan dengan jadwal vaksinasi.
- Kandang dicuci, dibersihkan dan disemprot dengan Neo Antisep, Formades atau Sporades, serta cegah hewan liar masuk ke kandang.
- Bila penyebabnya adalah virus atau bakteri dan gejala penyakit masih ringan dapat dilakukan revaksinasi pada ayam yang belum terinfeksi.
- Berikan multivitamin (Fortevit) dan imunostimulan (Imustim) untuk meningkatkan stamina dan memperkuat sistem imun.
- Apabila akibat reaksi post vaksinasi, pastikan semua ayam dalam satu kandang divaksin pada hari yang sama dengan dosis penuh agar kekebalan yang terbentuk optimal dan tidak terjadi rolling reaction. Hindari vaksinasi ND aktif atau IB aktif pada 1-2 minggu sebelum vaksinasi ILT karena akan menyebabkan reaksi post vaksinasi yang lebih serius.
- Pemberian antibiotik dapat mengobati ayam yang mengalami reaksi post vaksinasi atau infeksi bakterial. Berikan antibiotik seperti Neo Meditril atau Ampicol untuk mencegah infeksi lanjut.
Penyebab Mata Berair pada Layer