Ransum yang berkualitas harus memiliki kadar nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ayam disetiap periode perkembangannya, termasuk kandungan mineralnya. Jika tidak sesuai, kasus defisiensi nutrisi pun bisa muncul. Jika ditemukan ayam yang mengalami defisiensi mineral, maka salah satu solusi yang diberikan ialah dengan menambahkan feed supplement. Hal penting yang perlu diperhatikan saat kita melakukan suplementasi mineral ialah mengetahui kebutuhan, jenis dan kegunaan serta teknik pemberiannya.

Ayam Modern Membutuhkan Mineral Lebih Tinggi

Mineral ialah suatu senyawa anorganik yang menyusun ± 4% tubuh ayam. Ketersediaannya harus disuplai dari luar (melalui ransum), karena tubuh ayam tidak bisa memproduksinya. Secara garis besar, mineral dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu makro dan mikro mineral. Makro mineral terdiri atas kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), natrium (Na), dan klorida (Cl). Sedangkan mineral-mineral yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah lebih kecil yang kebutuhannya <100 mg/kg ransum, disebut mikro mineral. Mineral mikro atau trace mineral, yaitu mineral-mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit namun sangat bermanfaat dalam menunjang berbagai proses di dalam tubuh. Contoh mineral tersebut antara lain mangan (Mn), zinc/seng (Zn), iron/zat besi (Fe), iodine (I), copper/tembaga (Cu), selenium (Se) dan cobalt (Co).

Dalam ransum ayam, kebutuhan mineral tidaklah dominan dan biasanya hanya berkisar 5-8% dari total ransum. Namun yang perlu digaris bawahi ialah kebutuhan mineral bagi ayam modern saat ini ternyata sudah jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan kebutuhan ayam zaman dahulu. Perbaikan genetik yang ada saat ini membuat ayam petelur bertelur lebih banyak. Agar target ini tercapai, maka ayam harus melakukan proses metabolisme dengan lebih cepat. Kondisi inilah yang menyebabkan kebutuhan mineral meningkat, karena ia berperan aktif dalam berbagai proses metabolisme tubuh seperti prekursor (bahan pembantu) kerja enzim, hormon dan ion transport. Kebutuhan mineral pada ayam layer terutama pada fase produksi dapat dilihat pada Tabel 1.

Meskipun ayam modern mempunyai begitu banyak kelebihan dari perbaikan potensi genetiknya, akan tetapi ayam ini lebih mudah stres. Ayam yang stres membutuhkan jumlah dan asupan mineral yang juga tinggi. Demikian pula halnya dengan ayam yang mengalami tekanan pada sistem pertahanan tubuhnya (imunosupresi).

Ayam modern juga lebih sensitif terhadap kualitas ransum. Saluran pencernaannya sangat peka terhadap level mikotoksin, serat kasar, anti nutrisi maupun bibit penyakit. Itulah sebabnya pada saat dibedah, sulit ditemukan ayam dengan kondisi saluran pencernaan yang benar-benar “sempurna”. Saluran pencernaan yang bermasalah ujung-ujungnya akan menurunkan daya serap mineral. Dan pada kondisi inilah ayam sering mengalami defisiensi mineral.

Sumber Mineral Mikro

Bahan baku pakan sumber mineral ada yang berasal dari bahan organik (alami) maupun anorganik. Yang tergolong bahan organik di antaranya kulit kerang dan tepung tulang. Sedangkan yang tergolong anorganik contohnya tepung batu (limestone), dicalcium phosphate (DCP) dan mono calcium phosphate (MCP).

  • Tepung batu (limestone)

Tepung batu terbuat dari penggilingan batu kapur. Warnanya bervariasi mulai dari kehitaman, biru, sampai putih. Batu yang berwarna putih sampai biru biasanya mengandung Ca yang tinggi. Sedangkan batu yang berwarna biru tua sampai kehitaman mengandung mineral besi (Fe) dan magnesium (Mg) yang tinggi. Tepung batu memiliki kandungan Ca sekitar 38% dan dapat dicerna dengan baik oleh ayam.

  • Dicalcium phosphate (DCP)

DCP merupakan suplemen yang banyak dimanfaatkan sebagai sumber mineral P untuk pakan ayam petelur. Umumnya DCP ini berbentuk serbuk atau granula berwarna putih, hingga putih keabuan dan tidak memiliki bau yang spesifik. DCP merupakan bahan yang telah dimurnikan sehingga penyerapan Ca dan P-nya mudah dan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan sumber mineral yang lain.

  • Monocalcium phosphate (MCP)

MCP merupakan salah satu bahan pakan sumber mineral Ca dan P yang diproses seperti DCP namun kandungan mineral P-nya lebih tinggi dibanding DCP.

  • Tepung kulit kerang

Kulit kerang merupakan bahan sumber mineral, terutama Ca, yang berasal dari kulit hewan laut (kerang) yang telah mengalami proses penggilingan. Kandungan karbonat (CaCO) pada tepung kulit kerang lebih tinggi daripada tepung tulang, yaitu sekitar 35%.

  • Tepung tulang

Tepung tulang merupakan limbah hasil penggilingan tulang yang telah diekstrak gelatin atau kolagennya. Tepung tulang berbentuk serpihan coklat dengan tekstur kasar dan aroma khas seperti daging sapi. Tepung tulang dijadikan sebagai salah satu bahan pakan sumber mineral Ca dan P, serta mineral mikro lainnya. Kandungan Ca pada tepung tulang sekitar 24%.

Pentingnya Mineral Mikro

Dahulu mineral hanya dipandang sebelah mata. Namun ternyata saat ini tercapainya potensi genetik ayam, salah satunya ditentukan oleh terpenuhinya kebutuhan mineral dalam ransum. Dari data yang dihimpun tim Technical Education and Consultation Medion, kasus defisiensi mineral sendiri hampir setiap tahun ditemukan. Kasus yang dilaporkan secara angka mencapai 0,2% dari total kasus penyakit ayam (kasus penyakit virus, bakteri, jamur dan mikotoksin).

Untuk mengatasi dan mencegah kasus defisiensi trace mineral, suplementasi trace mineral mutlak diperlukan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kebutuhan trace mineral ini akan semakin meningkat seiring dengan menurunnya kondisi ayam akibat pengaruh lingkungan. Tidak hanya itu, jarang adanya jasa pengujian laboratorium terkait untuk mendeteksi kandungan trace mineral ini mengharuskan peternak tetap waspada sehingga suplementasi diperlukan.

Pada dasarnya, suplementasi mineral bisa dilakukan oleh peternak dalam bentuk penambahan mineral tunggal atau sekalian dalam bentuk penambahan premiks. Di dalam premiks, selain terkandung mineral, juga terdapat nutrisi lain seperti asam amino dan berbagai multivitamin. Salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan mineral mikro adalah penambahan Endomix dengan dosis250 – 500 g tiap ton pakan. Endomix merupakan feed supplement yang mengandung berbagai jenis trace mineral. Endomix memiliki kandungan zinc yang lebih tinggi (sesuai dengan kebutuhan ayam modern) sehingga performa dan efisiensi pemeliharaan ayam petelur lebih optimal.

Pencampuran Mineral dalam Ransum

Perlu diketahui bersama bahwa dalam penambahan bahan baku pakan sumber mineral (terutama Ca) kita harus memperhatikan ukuran partikelnya. Semakin besar ukuran partikel mineral, keberadaannya di dalam tubuh akan semakin lama sehingga akan dilepas secara perlahan (slow release). Proses slow release ini sangat penting terutama pada saat pembentukan kerabang telur yang membutuhkan waktu ± 20 jam di uterus. Di lapangan, sumber mineral seperti tepung batu atau kulit kerang memiliki 2 macam sediaan, yaitu sediaan serbuk (mash) dan butiran kasar (grit). Kedua sediaan ini harus diberikan pada ransum ayam dengan perbandingan 65-70% dalam bentuk grit dan sisanya (30-35%) dalam bentuk tepung (mash).

Grit umumnya diberikan setiap hari pada ayam petelur mulai fase pre-layer hingga afkir sebagai upaya mencegah terjadinya defisiensi. Selain berfungsi sebagai sumber Ca dan P, grit batu dan kerang juga berfungsi membantu proses pencernaan makanan di dalam ampela (gizzard) sehingga efisiesi pemanfaatan pakan meningkat. Menurut Keshavarz (2001), tepung batu dengan ukuran partikel yang lebih besar akan tinggal lebih lama tinggal di gizzard. Kondisi ini akan menyebabkan pelepasan Ca secara perlahan-lahan sehingga pasokan mineral Ca untuk kerabang lebih terjamin.

Lalu bagaimana dengan bentuk sediaan mash? Tepung batu dan kerang dalam bentuk mash akan diserap lebih cepat dan akan digunakan untuk melengkapi kembali tulang yang diambil kalsiumnya untuk pembentukkan kerabang. Saat terjadi kasus kerabang tipis atau ayam lumpuh yang cukup parah penambahan tepung batu bisa menjadi salah satu solusi. Terlebih lagi jika dikombinasikan dengan fosfor dan vitamin D₃ seperti yang terkandung dalam Mineral Feed Supplement A.

Adapun ketentuan lain terkait pemberian mineral ini antara lain:

  • Ukuran grit yang baik adalah sekitar 2-5 mm karena ukuran yang terlalu besar justru dapat mengganggu proses pencernaan.
  • Perlu diingat juga bahwa penyerapan Ca dan P oleh tubuh ayam dipengaruhi oleh kecukupan vitamin D. Oleh sebab itu selain pemberian grit, perlu ditambahkan juga vitamin seperti Strong Egg atau Egg Stimulant sebagai sumber suplemen vitamin D.
  • Dalam mencampur suplemen mineral seperti Endomix sebaiknya pastikan bahwa seluruh bahan tercampur secara homogen dalam ransum. Pencampuran suplemen mineral harus dimulai dengan mencampurnya ke dalam ransum dalam jumlah yang sedikit, kemudian beranjak ke jumlah yang lebih besar dan seterusnya, hingga akhirnya seluruh ransum tercampur dengan suplemen mineral tersebut.

Dari bahasan di atas bisa disimpulkan bahwa mineral sangat besar manfaatnya dalam menunjang produktivitas ayam. Penggunaan suplementasi mineral sebaiknya tidak hanya dilakukan saat ayam mulai menunjukkan gejala defisiensi. Namun alangkah lebih baik jika dimulai sejak awal pemeliharaan untuk mencegah kurangnya asupan mineral ransum ke dalam tubuh ayam. Salam.

Pentingnya Suplementasi Mineral untuk Ayam Petelur
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin