Usaha penggemukan sapi dan kambing di Indonesia terus mengalami peningkatan. Peternak rakyat dan industri berupaya meningkatkan kualitas produksi ternak dengan mengoptimalkan performanya. Salah satu upaya tersebut yakni dengan meningkatkan perhatian pada penanganan ternak selama transportasi yang dapat berefek buruk pada ternaknya jika tidak dilaksanakan dengan baik.
Penanganan selama transportasi
Pengiriman ternak dari lokasi peternakan atau pasar ke lokasi peternakan yang lain dibutuhkan sarana transportasi, baik melalui darat maupun laut. Transportasi ternak penting untuk diperhatikan karena berkaitan dengan kenyamanan ternak maupun nilai ekonomi atau potensi kerugian yang dapat ditanggung peternak. Kondisi mulai dari persiapan memuat dan aktivitas menurunkan ternak, kondisi stres panas dan dingin, kenyamanan sopir dalam mengemudi, kondisi ternak kelaparan atau dehidrasi dan tingkat kepadatan di dalam angkutan, kelelahan, lama waktu perjalanan akan dialami ternak. Jika peternak ataupun pengemudi tidak mengerti penanganannya maka akan beresiko ternak menjadi stres, lumpuh bahkan hingga kematian.
Untuk keamanan dan kenyamanan ternak dalam melakukan pengangkutan ternak perlu diperhatikan beberapa hal berikut:
- Pemeriksaan kondisi ternak Perlu dilakukan pemeriksaan fisik ternak secara menyeluruh mulai dari mata hingga anus untuk mengetahui kondisi performa ternak. Hal yang tak kalah penting adalah pemeriksaan laboratorium yang bertujuan untuk mencegah penularan penyakit ke lokasi yang baru, misalnya dengan pemeriksaan sampel darah. Ternak yang sedang bunting tua, baru lahir, cidera, tidak mampu berdiri atau berjalan ke angkutan sebaiknya tidak dilakukan transportasi.
- Pemberian Suplemen Sebelum ternak diangkut, perlu diberikan suplemen untuk menguatkan otot, menjaga stamina, menambah energi serta meningkatkan daya tahan tubuh. Seperti yang kita kenal Bioselvita. Bioselvita diberikan sebanyak 3-4 kali dengan interval 2 – 5 hari. Pengulangan dapat diberikan setelah tiba di lokasi tujuan.
- Kontrol kendaraan Kendaraan pengangkut ternak benar-benar mumpuni untuk transportasi ternak, lantai transportasi kuat dan tidak licin/ tidak membuat terlepeset, mudah dibersihkan, area tidak ada pinggiran yang tajam atau dapat membuat cedera, serta tidak terlalu padat. Pengemudi juga harus memahami tanggung jawab dengan melakukan persiapan rencana perjalanan, melengkapi dokumen serta mampu mengoperasikan kendaraan. Apabila kondisi kendaraan kurang baik dapat menyebabkan ternak tidak nyaman, mudah jatuh, berisiko patah kaki yang dapat menyebabkan ternak lumpuh bahkan hingga adanya kematian.
- Handling ternak Handling saat menaikkan ternak ke dalam kendaraan dilakukan dengan hati-hati dan saat di dalam truk dilakukan dengan baik khususnya cara penalian. Pastikan tali tidak terlalu pendek, karena dapat menyakiti atau melukai ternak, dan juga tidak terlalu panjang karena berpotensi memperlebar ruang gerak ternak di dalam truk sehingga sulit dikendalikan. Ternak yang menempuh perjalanan lebih dari 3 jam, diberi kesempatan istirahat makan dan minum di antara tempat asal dan tempat tujuan.
- Setelah tiba di lokasi tujuan Untuk menghindari resiko kecelakaan saat menurunkan ternak dari kendaraan di lokasi tujuan, perlu dipersiapkan tempat penurunan ternak dan dilakukan dengan hati-hati. Lakukan pemeriksaan kesehatan pada ternak dan berikan waktu istirahat untuk ternak karena ternak masih kelelahan dan berikan waktu untuk adaptasi. Berikan hijauan segar dan air minum yang cukup. Selama perjalanan ternak mengalami stres perjalanan dan dehidrasi, kondisi inilah yang harus segera ditangani. Berikan kembali suplemen Bioselvita untuk memulihkan energi dan menjaga staminanya. Ternak yang baru datang tersebut perlu dikarantina untuk menghindari resiko penularan penyakit. Karantina dapat dilakukan selama 14 hari sebelum dimasukkan ke dalam kandang utama.