Kebutuhan ternak sapi setiap tahun terus mengalami peningkatan. Terutama di bulan haji (Idul adha) untuk kurban. Untuk mencapai produktivitas yang optimal dalam beternak sapi potong, salah satu kuncinya adalah penerapan manajemen kesehatan yang baik. Dengan menerapkan manajemen kesehatan ternak yang baik, diharapkan gangguan serangan penyakit dapat dicegah sejak awal pemeliharaan.
Pemeriksaan kesehatan secara rutin pada ternak sapi sangat penting untuk dilakukan agar ternak tetap sehat dan produktif. Pemeriksaan atau pemantauan kesehatan sebaiknya dilakukan setiap hari untuk memantau kondisi kesehatan ternak tersebut. Jika ditemukan ternak yang menunjukkan gejala sakit dapat segera dilakukan penanganan.
Untuk mengenali kondisi ternak yang kurang baik, kita perlu mengamati tingkah laku ternak dan melakukan pemeriksaan. Dalam melakukan pemeriksaan kesehatan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti nafsu makan, kondisi area sekitar (pengamatan feses, urin, ada tidaknya darah), kondisi fisik (ternak nampak segar atau lesu dan lemas), mengamati lebih jeli pada kondisi ternak (hidung, kejernihan mata dan rambut ternak), mengamati cara ternak berdiri dan bergerak, jalan normal atau pincang, ada tidaknya luka atau pembengkakan. Jika ternak terlanjur sakit tentu akan menyebabkan kerugian ekonomi, seperti:
- Penurunan bobot badan
- Gangguan pertumbuhan (pertambahan berat badan harian menjadi lebih rendah)
- Penurunan nafsu makan & efisiensi pakan
- Penurunan kualitas daging, kulit dan jeroan
- Penurunan harga jual ternak
- Peningkatan biaya pengobatan
- Penurunan status reproduksi (dewasa kelamin atau umur beranak pertama terlambat, calving interval atau jarak antar kelahiran menjadi lebih panjang)
- Penurunan kekebalan tubuh, sehingga ternak lebih rentan terinfeksi penyakit
- Penularan pada manusia (zoonosis)
- Pada kasus yang parah dapat menyebabkan kematian
Sapi yang gemuk dan sehat merupakan target setiap peternak. Agar sapi yang dipelihara memiliki daya tahan tubuh yang baik dan tidak mudah terserang penyakit maka perlu memperhatikan beberapa faktor, seperti pemeliharaan yang baik, pemberian pakan berkualitas, pemeriksaan kesehatan secara rutin dan penerapan program kesehatan yang optimal.
Dalam penerapan pemeliharaan yang baik, penempatan sapi pada kandang yang sesuai merupakan salah satu hal yang penting diperhatikan untuk keamanan, kenyamanan dan produktivitas ternak. Kandang yang baik tentu dalam kondisi yang bersih, memiliki sinar matahari yang cukup, teduh, aman dan kuat. Penerapan biosekuriti di kandang penting untuk dilakukan. Misalnya dengan disiplin membersihkan area kandang, desinfeksi kandang menggunakan desinfektan seperti Medisep atau Zaldes minimal seminggu sekali, membersihkan tempat pakan setiap hari serta membersihkan kotoran kandang secara rutin minimal sekali dalam seminggu. Kontrol vektor dan ektoparasit di area kandang juga penting dilakukan misalnya dengan menyemprotkan larutan Kututox-S atau Delatrin.
Pemberian pakan dengan kandungan nutrisi yang seimbang dan sesuai kebutuhan tentu akan menghasilkan produktivitas yang optimal. Selain itu juga akan meningkatkan daya tahan tubuh ternak. Pakan konsentrat dapat diberikan dua kali sehari dan sebaiknya habis dalam sekali waktu untuk menghindari jamur dan pembusukan yang bisa memicu penyakit. Hindari pemberian pakan berupa hijauan yang masih muda dalam jumlah banyak, karena kandungan mineral magnesium dan kalsiumnya masih rendah. Jika memotong rumput sebaiknya dipotong diatas permukaan air dan dalam pemberian hijauan juga perlu dilayukan terlebih dahulu untuk mengurangi kadar air dalam hijaun yang dapat memicu terjadinya kembung maupun penularan cacingan. Jika ternak digembalakan, usahakan ternak tidak digembalakan terlalu pagi dan gunakan tempat penggembalaan secara bergilir.
Kontrol kesehatan ternak secara rutin perlu dilakukan seperti pemeriksaan klinis harian, tindakan karantina ketika ternak baru datang untuk menghindari penularan penyakit, isolasi ternak yang sakit dan tindakan pengobatan. Pemeriksaan kesehatan harian dapat dilakukan misalnya setiap pagi saat pemberian pakan. Jika terlihat ada sapi sakit, maka segera dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh kemudian dilakukan penanganan atau pengobatan.
Program kesehatan perlu diterapkan untuk meningkatkan dan menjaga daya tahan tubuh ternak serta mencegah penyakit terutama penyakit yang sering atau umum terjadi. Misalnya dengan pemberian suplemen atau multivitamin. Ternak yang baru datang, umumnya menunjukkan gejala kelelahan sehingga penting untuk mengembalikan energi akibat perjalanan yang cukup jauh. Pemberian Bioselvita perlu dilakukan sebagai suplemen penambah energi dan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga performa ternak menjadi lebih optimal.
Pemberian multivitamin memiliki banyak manfaat seperti mencegah dan mengobati penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin, meningkatkan nafsu makan, memperbaiki metabolisme sehingga mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan produktivitas. Pemberian vitamin rutin dilakukan tiga bulan sekali, tetapi juga dapat diberikan saat sapi sakit atau terlihat lemas. Produk vitamin yang diberikan misalnya Vita B-Plex Bolus Extra Flavor, Injeksi Vitamin B Kompleks atau ADE-Plex Inj.
Pemberian obat cacing perlu rutin diberikan untuk mencegah penyakit cacingan. Penyakit cacingan menjadi ancaman yang cukup serius untuk ternak sapi. Ternak yang tidak terinfeksi cacingan juga akan semakin mahal saat dijual karena lebih sehat dan gemuk. Untuk itu berikan obat cacing sesuai dosis misalnya dengan Wormzol-B atau Wormectin Plus. Pemberian obat cacing perlu dilakukan secara berkala setiap tiga bulan sekali agar ternak bebas dari cacingan. Jika terlihat gejala yang lebih spesifik seperti salah satu sapi terlihat lebih kurus, maka sapi tersebut dilakukan tindakan lebih lanjut seperti pemeriksaan feses dan dilakukan pengobatan.