Pentingnya Mengetahui Baseline Titer Antibodi pada Layer

Kapan jadwal vaksinasi ND di ayam layer produksi ?”

Kapan seharusnya vaksin ND diberikan saat ayam produksi?”

Saya sudah vaksin ND-IB tiap 3 bulan sekali, apakah itu sudah cukup atau perlu ditambah lagi?”

Ayam saat puncak produksi apakah boleh dilakukan vaksinasi?”

Pengertian Revaksinasi

Pertanyaan-pertanyaan tersebut kerap kali muncul ketika membahas persoalan mengenai jadwal vaksinasi yang tepat. Agar dapat menjawab pertanyaan tersebut eloknya kita perlu memahami betul tujuan dari pengulangan vaksinasi atau istilah yang umum digunakan di lapangan yaitu revaksinasi atau booster. Booster berasal dari kata boost yang dalam Bahasa Indonesia bisa disebut dorongan atau tambahan yang memiliki maksud membantu atau mendorong sesuatu untuk meningkat atau memperbaiki. Booster atau revaksinasi pada unggas memiliki tujuan untuk menambah atau meningkatkan titer antibodi dari vaksinasi sebelumnya yang sudah mulai turun dengan harapan titer antibodi di dalam tubuh ayam selalu dalam level protektif sehingga dapat terlindungi dari serangan penyakit.

Setelah mengetahui pengertian dan pentingnya revaksinasi, pertanyaan selanjutnya yang muncul yakni kapan waktu yang tepat untuk melakukan revaksinasi. Waktu yang tepat untuk melakukan revaksinasi ketika titer antibodi sudah mulai turun atau mendekati standar minimal titer dalam memberikan perlindungan. Sebagai contoh bila standar titer Haemagglutination inhibition test (HI test) AI yaitu 4 log2 atau GMT 16 hendaklah kita melakukan revaksinasi ketika titer antibodi sudah mendekati angka 16 namun tidak perlu menunggu titer sudah di bawah angka 16 karena hal tersebut sudah agak terlambat mengingat vaksin butuh waktu untuk bekerja agar titer antibodinya berada di level protektif. Untuk berada di level protektif vaksin aktif butuh waktu 2-3 minggu dan vaksin inaktif 3-4 minggu post vaksinasi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kerap kali muncul ketika membahas persoalan mengenai jadwal vaksinasi yang tepat. Agar dapat menjawab pertanyaan tersebut eloknya kita perlu memahami betul tujuan dari pengulangan vaksinasi atau istilah yang umum digunakan di lapangan yaitu revaksinasi atau booster. Booster berasal dari kata boost yang dalam Bahasa Indonesia bisa disebut dorongan atau tambahan yang memiliki maksud membantu atau mendorong sesuatu untuk meningkat atau memperbaiki. Booster atau revaksinasi pada unggas memiliki tujuan untuk menambah atau meningkatkan titer antibodi dari vaksinasi sebelumnya yang sudah mulai turun dengan harapan titer antibodi di dalam tubuh ayam selalu dalam level protektif sehingga dapat terlindungi dari serangan penyakit.

Setelah mengetahui pengertian dan pentingnya revaksinasi, pertanyaan selanjutnya yang muncul yakni kapan waktu yang tepat untuk melakukan revaksinasi. Waktu yang tepat untuk melakukan revaksinasi ketika titer antibodi sudah mulai turun atau mendekati standar minimal titer dalam memberikan perlindungan. Sebagai contoh bila standar titer Haemagglutination inhibition test (HI test) AI yaitu 4 log2 atau GMT 16 hendaklah kita melakukan revaksinasi ketika titer antibodi sudah mendekati angka 16 namun tidak perlu menunggu titer sudah di bawah angka 16 karena hal tersebut sudah agak terlambat mengingat vaksin butuh waktu untuk bekerja agar titer antibodinya berada di level protektif. Untuk berada di level protektif vaksin aktif butuh waktu 2-3 minggu dan vaksin inaktif 3-4 minggu post vaksinasi.

Mendapatkan Baseline Titer

Untuk mengetahui kondisi titer antibodi ayam sudah mulai turun atau masih ada di level protektif dengan cara rutin melakukan uji serologi. Perlunya dilakukan uji serologi secara rutin agar mendapatkan gambaran secara utuh bagaimana kondisi titer antibodi ayam sehingga dapat diketahui status kesehatan pada ayam tersebut dan juga sebagai tindakan pencegahan atau disebut early warning system.

Baseline titer adalah level minimal titer antibodi agar peternakan aman dari infeksi penyakit tertentu di lingkungan peternakan itu sendiri. Baseline titer ini didapatkan dengan cara melakukan monitoring titer antibodi secara rutin dalam interval tertentu dan dilakukan pada ayam sehat selama 2-3 periode pemeliharaan. Pada ayam layer dapat dilakukan pada fase kritis dan fase produksi. Fase kritis yakni pada saat ayam mulai bertelur, menjelang puncak dan puncak produksi yaitu 18, 25 dan 30 minggu. Lalu setelahnya dapat diambil sampel darah tiap 1-2 bulan sekali. Jenis penyakit yang perlu dibuat baseline titernya yaitu penyakit-penyakit yang penting pada ayam layer terutama yang dapat menyerang ke produksi telur seperti AI, ND, IB dan EDS.

Monitoring Titer untuk Menentukan Revaksinasi

Sebagai contoh pada Grafik  1. yang merupakan baseline titer ND pada salah satu farm layer.

Pada grafik tersebut di awal produksi hingga puncak produksi titer ND dalam kondisi bagus namun pada umur 32 minggu terlihat titer antibodi menurun sehingga dilakukan revaksinasi ND dengan ND aktif. Dapat dilihat pada 37 minggu titer antibodi ND sudah naik kembali. Revaksinasi dilakukan ketika titer antibodi sudah mulai menurun atau lebih mudahnya bila dibuat grafik seperti di atas sehingga memudahkan kita melihat pola titer antibodi tersebut.

Standar minimal titer HI ND pada ayam layer yaitu 6 log2 atau GMT 64. Namun mengingat kondisi saat ini di Indonesia yang merupakan wilayah endemis ND, bila hanya menggunakan standar tersebut dikhawatirkan kurang protektif terutama untuk farm di wilayah dengan kondisi tantangan ND cukup tinggi. Mengutip salah satu jurnal dari website poultrymed.com (2017) yang berjudul “The Titer Needed to Protect Commercial Layers” atau titer yang dibutuhkan untuk melindungi ayam layer komersil menjelaskan bahwa kelompok ayam dengan titer HI ND yang rendah (5 log2 – 8 log2) dan kelompok titer HI medium (9 log2 – 11 log2) memiliki gejala yang tidak khas, produksi telur abnormal dan masih ada shedding virus (cemaran virus). Sedangkan pada kelompok titer HI tinggi > 12 log2, ayam sepenuhnya terlindungi dengan tidak adanya gejala klinis atau memproduksi telur abnormal maupun tidak ditemukan adanya shedding virus.

Monitoring Titer sebagai Early Warning System

Early warning system merupakan sistem peringatan dini dalam peternakan ayam. Hasil uji yang dilakukan akan dibandingkan dengan baseline titer yang ada di peternakan tersebut. Sinyal adanya masalah ditunjukkan dari adanya gambaran titer terkini yang menyimpang (misal titer lebih rendah) dari baseline titer.

Salah satu peternak ayam layer melakukan pengujian titer ND di umur 55 minggu dengan hasil titer HI nya 9 log2, padahal di sekitar umur tersebut baseline titernya di titer HI 12 log2. Personil lapangan Medion pun menyarankan untuk melakukan pengecekan kondisi ayam di kandang. Setelah dilakukan pengecekan ternyata ditemukan adanya penurunan produksi telur sekitar 2-3% dan ditunjang di 1 minggu setelahnya dilakukan cek titer antibodi ND lagi yang hasilnya ada lonjakan titer menjadi 15 log2. Hal ini mengindikasikan adanya tantangan ND di peternakan tersebut. Peternak pun segera mengambil tindakan dengan pemberian terapi suportif, peningkatan biosecurity dan revaksinasi ND dengan disertai pemantauan titer antibodi.

Sampel Uji Serologi

Idealnya jumlah sampel darah yang dapat diambil tiap kali pengujian yaitu 0,5% dari total populasi atau paling tidak minimal 15-20 sampel per kandang dan pengambilan sampel dilakukan secara acak di seluruh kandang. Pengambilan darah dilakukan di pembuluh darah di sayap pada ayam dewasa dengan jumlah minimal 1 ml tiap ekornya. Setelah itu, berikan ruang pada alat suntik atau spuit dan diamkan pada suhu ruang selama sekitar 2 jam agar serum darah mudah terbentuk. Setelah serum terbentuk dengan ditandai adanya cairan bening terpisah dengan bekuan darah, segera pisahkan serum untuk dikemas dan dikirim ke laboratorium terdekat. Jika pengujian tidak segera dilakukan serum dapat disimpan di lemari es. Upayakan suhu dalam paket pengiriman serum tetap terjaga dinginnya dengan pemberian tambahan es batu atau ice pack.

Kualitas sampel serum yang bagus yakni warna serum berwarna bening kekuningan, tidak keruh, tidak berbau dan tidak lisis (sel darah tidak pecah atau rusak). Serum yang lisis ditandai dengan warnanya kemerahan, kondisi demikian tentu akan menyulitkan laboran ketika menyimpulkan hasil yang menyebabkan hasil pengujian menjadi bias (menyimpang).

Uji laboratorium merupakan sarana yang efektif untuk monitoring status kesehatan ternak. Monitoring titer antibodi secara rutin dapat menjadikan peternak lebih waspada terhadap kondisi ayam yang dipeliharanya dan juga dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan di dalam manajemen peternakan. Kondisi saat ini dengan adanya teknologi yang semakin berkembang terutama di dunia peternakan membuat peternak jaman sekarang tidak bisa hanya mengandalkan insting dalam mengambil keputusan tapi harus berdasarkan data yang jelas dan akurat.

Karenanya Medion menghadirkan MediLab yang menyediakan jasa uji serologi dan memiliki cabang yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Metode uji serologi di MediLab dilakukan sesuai Standard Operational Procedures (SOP), mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI), Office Internationale Epizooticae (OIE) dan lainnya. Pengujian di MediLab juga telah mengimplementasikan ISO 17025:2008 (Standar Akreditasi Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi). Alat pengujian yang digunakan selalu dilakukan kalibrasi secara rutin dan juga laboran-laboran terampil menjadikan hasil pengujian yang diberikan akurat. Selain itu, jenis pengujian yang lengkap dan juga hasil uji yang dikeluarkan oleh MediLab dilengkapi dengan interpretasi hasil uji sehingga memudahkan peternak untuk memahami hasil uji laboratorium tersebut dan langkah apa yang harus diambil untuk menanganinya.

Dengan memaksimalkan alat bantu yang ada dan memanfaatkan dengan baik kiranya dapat membantu menjaga performa ayam dalam kondisi terbaiknya. Salam.

Pentingnya Mengetahui Baseline Titer Antibodi pada Layer
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin