Garbage in garbage out, sampah yang digunakan maka akan menghasilkan sampah. Demikian arti secara bahasanya. Sebagus apapun formulasi ransum yang sudah disusun menggunakan least cost formulation program akan menjadi sia-sia jika bahan baku pakan yang digunakan tidak memenuhi standar kualitas. Kualitas bahan baku pakan wajib dikontrol dengan baik secara rutin.
Kontrol Kualitas pada Semua Lini Produksi
Kontrol kualitas menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dalam suatu proses untuk menghasilkan pakan yang berkualitas. Kontrol kualitas ini hendaknya dilakukan pada semua lini proses produksi, mulai dari penerimaan bahan baku, selama proses produksi dan pakan jadi yang dihasilkan.
1. Penerimaan bahan baku
Bahan baku pakan menjadi titik vital pertama yang menentukan kualitas pakan yang dihasilkan. Bahan baku yang sama, berasal dari supplier yang sama belum tentu memiliki kualitas yang sama. Hal ini dikarenakan kualitas bahan baku sangat dipengaruhi oleh proses pembuatan bahan baku, kondisi musim maupun handling pengiriman. Oleh karenanya kontrol kualitas tetap dilakukan pada setiap kedatangan bahan baku, meski berasal dari supplier yang sama. Buatkan form khusus untuk pemantauan supplier dalam mengirimkan bahan baku. Harapannya kita bisa mengetahui track record supplier kita.
Kontrol kualitas saat penerimaan bahan baku dimulai dari kontrol kualitas saat masih di kendaraan sampai proses penurunan bahan baku. Buat skema lokasi kontrol bahan baku pakan saat berada di kendaraan. Selalu ubah skema lokasi pengecekan sehingga kualitas bahan baku senantiasa terjaga dan meminimalkan kecurangan dari supplier.
Setelah lulus kontrol kualitas penerimaan, bahan baku disimpan sesuai dengan jenis, tanggal kedatangan dan supplier. Berikan label pada tumpukan bahan baku dan aplikasikan sistem first in first out (FIFO) dan first expired first out (FEFO). Pengaplikasian FIFO dan FEFO akan memastikan bahan baku yang digunakan berurutan penggunaannya sehingga meminimalkan penurunan kualitas atau kerusakan.
Kontrol kualitas juga harus dilakukan secara periodik jika bahan baku pakan tersebut disimpan selama periode waktu tertentu. Kontrol kualitas bisa dilakukan 1 bulan sekali atau disesuaikan dengan karakter perubahan bahan baku. Hal ini untuk melihat perubahan kualitas selama penyimpanan. Harapannya bahan baku ini masih memiliki nutrisi yang sesuai dengan rentang yang kita rekomendasikan sehingga pakan yang dihasilkan memiliki kandungan nutrisi yang sesuai. Dan jika ditemukan bahan baku yang menurun kualitasnya kita bisa dengan cepat mengantisipasinya.
2. Proses produksi
Selama proses produksi hendaknya dilakukan kontrol kualitas berupa pengambilan sampel, terutama saat mixing (pencampuran) dan sebelum pengemasan. Dengan kontrol kualitas ini dapat diketahui apakah proses pencampuran bahan baku berjalan optimal sehingga pakan tercampur dengan homogen. Kendala selama proses produksi juga bisa terdeteksi lebih awal dengan adanya kontrol kualitas ini.
3. Pakan jadi
Kontrol kualitas pakan jadi dilakukan setelah pakan dikemas dan disimpan di gudang penyimpanan. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa pakan yang akan digunakan atau dipasarkan memiliki kualitas sesuai dengan yang sudah distandarisasi. Ambil sampel pakan jadi dan simpan sebagai sampel pertinggal yang kita jadikan kontrol jika sekiranya nanti ada komplain atau keluhan dari pelanggan, baik internal (pakan digunakan sendiri) maupun eksternal (pembeli pakan).
Teknik Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas selama ini mungkin diidentikkan dengan sesuatu yang rumit, memerlukan peralatan khusus dan keahlian tersendiri. Anggapan ini tidaklah salah, kontrol kualitas ini dilakukan untuk mengetahui komponen atau bagian kecil dari suatu bahan baku atau pakan sehingga memerlukan metode dan peralatan khusus, terutama untuk mengetahui kadar nutrisi tertentu. Meskipun demikian, ada metode simple (sederhana) yang dapat kita lakukan untuk mendeteksi kualitas atau mengetahui adanya kontaminasi bahan asing. Dan metode ini bisa diaplikasikan dengan cepat dan sederhana.
Berikut beberapa metode kontrol kualitas yang dapat dilakukan antara lain :
1. Uji organoleptik
Metode kontrol kualitas organoleptik menggunakan organ tubuh untuk mendeteksi kualitas bahan pakan atau pakan, yang meliputi penggunaan indera peraba, perasa, penglihatan, dan penciuman.
Metode uji organoleptik ini sederhana dan bisa diaplikasikan di lapangan. Cara sederhana ini dapat menghasilkan kesimpulan yang sederhana namun efektif. Contoh warna pada jagung antara warna kuning dan oranye akan berbeda kualitasnya.
2. Uji mikroskopis
Metode uji kualitas pakan secara mikroskopis bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan ukuran partikel masing-masing bahan baku dengan menggunakan bantuan alat mikroskop.
Perbedaan karakteristik dan ukuran partikel pada bahan baku dapat memberikan gambaran terkait kontaminasi atau pemalsuan dalam bahan bakan tersebut. Contoh uji mikroskopis kontaminasi sekam dan butiran beras pada bahan baku dedak padi. Namun, uji mikroskopis ini kurang praktis diterapkan langsung di lapangan.
3. Uji kimia
Uji kimiawi dapat menjadi lanjutan uji untuk mengetahui kualitas bahan pakan. Uji kimiawi dibagi menjadi dua, yaitu uji kimiawi sederhana (test kits) dan kompleks (proksimat). Test kits dapat menggunakan Phlorotest dengan menggunakan larutan phloroglucinol. Saat larutan ini diteteskan pada sampel bekatul, didiamkan selama 1-5 menit, maka akan ada perubahan warna jika bekatul terkontaminasi sekam. Warna bekatul akan semakin merah jika level kontaminasi sekamnya tinggi.
Jika menemui bekatul dengan kondisi tingkat kontaminasi sekam yang tinggi. Maka treatment tambahan yang dapat dilakukan dengan penambahan enzim fitase seperti Prozyme untuk membantu mengoptimalkan kecernaan bekatul tersebut.
Jika menemui bekatul dengan kondisi tingkat kontaminasi sekam yang tinggi. Maka treatment tambahan yang dapat dilakukan dengan penambahan enzim fitase seperti Prozyme untuk membantu mengoptimalkan kecernaan bekatul tersebut.
Mendeteksi Kualitas dengan Panca Indera
Aplikasi kontrol kualitas secara organoleptik pada beberapa bahan baku ransum antara lain :
- Jagung
Cara menentukan kualitas jagung biji dengan secara visual yang pertama dilihat bagaimana kemasannya. Kemasan yang kurang baik mudah terkontaminasi. Kedua dilihat bagaimana tampilan fisiknya. Jagung yang baik terlihat segar, tidak berlubang dan tidak banyak debu serta kotoran. Jagung yang kusam menggambarkan jagung tersebut sudah lama disimpan, biasanya timbul serangga.
Cara menentukan kandungan kadar air pada jagung yaitu dengan cara memasukkan telapak tangan kita ke dalam karung, apabila terasa panas menunjukkan kadar air jagung masih terlalu tinggi. Kandungan kadar air yang masih tinggi sangat merugikan karena apabila disimpan susutnya banyak, mudah timbul jamur yang memproduksi aflatoxin dan mudah timbul serangga yang mengakibatkan jagung berlubang sehingga menurunkan kualitas.
Penentuan kualitas jagung giling yang beredar di pasar lebih sulit karena partikelnya sudah berupa tepung dan halus. Namun berdasarkan pengalaman masih bisa dibedakan yaitu jagung giling yang berasal dari stok jagung yang baru, hasil gilingan antara butiran dan tepung sangat kelihatan, artinya butirannya cukup banyak. Biasanya hasil gilingan dari jagung stok lama (kualitas rendah) akan lebih halus dan butirannya sedikit. Begitu juga pada jagung giling yang dicampur dengan dedak jagung, jelas butirannya lebih sedikit dan lebih ringan bila dibandingkan dengan hasil giling dan jagung murni.
- Bekatul
Cara menentukan kualitas bekatul dengan secara visual tidak berbeda dengan jagung, yang pertama dilihat bagaimana kemasannya, karena biasanya supplier bekatul kurang memperhatikan kualitas karung yang dipakai. Akibat pemakaian karung dengan seadanya bekatul yang beredar banyak serangga karena mudah terkontaminasi. Yang kedua kita lihat tampilan bekatul. Bekatul yang baik partikelnya halus dan rata, tidak menggumpal, baunya segar tidak tengik serta tidak terlihat adanya campuran sekam. Bekatul yang baik apabila digenggam dalam kepalan bisa menggumpal. Untuk dedak kualitas rendah banyak mengandung campuran sekam, tidak menyatu atau menggumpal bila digenggam.
- Bungkil kedelai
Kontrol kondisi kemasan bungkil kedelai, karena ini juga menentukan kualitasnya. Melihat fisik bungkil kedelai bisa menggambarkan kualitasnya. Bungkil kedelai yang baik yaitu partikelnya kecil-kecil dan rata serta warnanya kekuning-kuningan. Ada juga yang beredar di pasar, bungkil kedelai dengan butirannya agak besar-besar dan warnanya agak kecoklat-coklatan, biasanya kualitas bungkil kedelai ini lebih rendah.
Yang perlu diwaspadai dalam pemilihan bungkil kedelai yaitu adanya campuran bahan yang bermutu rendah, seperti CaCO₃ (batu kapur). Dalam penentuan kualitas bungkil kedelai yang penting harus betul-betul teliti dan jangan percaya begitu saja. Perlu sekiranya membuka kemasannya (karung) dan memperhatikan secara seksama adakah dalam bungkil kedelai tersebut benda-benda asing yang dapat merugikan.
- Tepung ikan
Tepung ikan kualitasnya sangat bervariasi. Tepung ikan impor biasanya kualitasnya terjamin. Tampilan fisik tepung ikan yang bagus yaitu pertikelnya halus, warnanya coklat kehijau-hijauan dan baunya tidak begitu menyengat dan apabila dicicipi rasanya tidak terlalu asin. Namun di pasaran banyak beredar tepung ikan lokal yang harganya lebih murah dibandingkan harga tepung ikan impor. Pada tepung ikan lokal kelihatannya belum ada standarnya karena sisa-sisa ikan seperti kepala-kepala dan tulang-tulang diperjualbelikan sebagai tepung ikan. Ini menggambarkan kualitas tepung ikan yang beredar di pasaran sangat bervariasi. Tepung ikan seperti di atas pasti jauh kualitasnya apabila dibandingkan dengan tepung ikan utuh yang sengaja dibuat sebagai tepung ikan.
Dalam pemilihan tepung ikan yang pertama dilihat khususnya tepung ikan lokal, bagaimana tampilan partikel yang ada. Apabila pada tepung ikan tersebut banyak dijumpai tulang-tulang artinya tepung ikan tersebut kualitasnya kurang bagus. Apabila baunya terlalu menyengat ini menandakan proses pengeringannya kurang sempurna, apabila rasanya asin dan dipegang agak lembap ini menunjukkan tepung ikan tersebut mengandung kadar garam yang tinggi dan jelas kualitasnya rendah.
Uji organoleptik dan mikroskopis yang cepat sangat penting bagi pabrik pakan maupun peternak dalam kontrol kualitas bahan baku. Sederhana dalam pelaksanaannya, namun efektif. Uji ini dapat menghemat biaya dan waktu serta bermanfaat bagi peternak dan pabrik pakan. Uji lapangan ini tidak hanya penting untuk memulai membeli bahan baku, namun juga untuk memutuskan apakah uji laboratorium (uji kimiawi) dibutuhkan atau tidak, dan akhirnya untuk merumuskan jenis uji lapangan apa yang perlu dilakukan. Sebuah kombinasi yang sangat praktis dan efektif untuk dilakukan peternak maupun praktisi peternakan. Selamat mengaplikasikan. Semoga artikel ini bermanfaat. Salam.