Keseragaman pullet menjadi penting karena akan menentukan pencapaian puncak produksi telur. Pullet dengan keseragaman yang tinggi akan mulai berproduksi telur pada waktu yang bersamaan sehingga puncak produksi relatif lebih mudah tercapai. Keseragaman pullet dapat kita tentukan dari pencapaian bobot badannya, yaitu + 10% dari standar bobot badan mingguan. Harapanya pullet yang kita pelihara dapat mencapai keseragaman >85%. Selain bobot badan, kerangka pullet dan kematangan seksual juga harus seragam. Evaluasi keseragaman kerangka dapat dilakukan dengan mengukur panjang shank (standar panjang shank di umur 13 minggu yaitu 100 mm), sedangkan kematangan seksual dapat dilihat dari pertumbuhan jengger dan pial yang optimal.

Faktor yang Mempengaruhi Keseragaman

  • Kondisi DOC

Kualitas DOC merupakan faktor penting di awal pemeliharaan pullet. Bobot badan dan kondisi DOC merupakan dua parameter utama dalam menilai kualitas DOC. DOC yang baik memiliki bobot badan berkisar antara 33 – 37 gram dengan kondisi tubuh normal atau tidak cacat. DOC dengan bobot badan yang rendah atau lemah perlu diberikan perlakuan khusus pada saat tiba di kandang. Pemberian Gingertol yang mengandung sorbitol dan ekstrak jahe merah akan membantu memulihkan energi DOC setelah perjalanan jauh.

  • Pemberian ransum yang berkualitas

Ransum menjadi kebutuhan dasar bagi ayam untuk tumbuh dan berkembang. Ransum berkualitas merupakan ransum yang memiliki kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan di setiap tahapan umurnya.

Penambahan grit kalsium pada pada ransum pullet akan membantu pertumbuhan kerangka dan saluran pencernaan khususnya gizzard. Selain faktor kandungan nutrisinya, target feed intake harian harus selalu tercapai untuk menghasilkan pertumbuhan yang optimal. Ransum yang bersisa atau bahkan tumpah dan tercecer di dalam kandang akan menurunkan feed intake ayam.

  • Ketersediaan dan distribusi air minum

Ketersediaan air minum sama pentingnya dengan ketersediaan ransum, karena penurunan konsumsi air minum juga akan menurunkan feed intake ayam. Perlu diperhatikan kembali distribusi tempat minum ayam di dalam kandang. Pastikan jumlahnya sesuai, sehingga ayam dapat mengaksesnya dengan mudah.

Ganti dan cek secara rutin tempat minum manual ayam serta letakan di setiap area kandang. Jika menggunakan tempat minum dengan sistem nipple, pastikan tidak ada nipple yang tersumbat. Tekanan air juga perlu disesuaikan dengan umur ayam yang dipelihara. Tekanan air yang tinggi akan membuat nipple relatif lebih berat untuk dipatuk, sehingga tidak cocok diberikan pada DOC dan ayam setelah potong paruh.

  • Program pencahayaan yang tepat

Pencahayaan berfungsi membantu ayam menemukan pakan ataupun minum, memberikan kesempatan ayam untuk mengekspresikan tingkah lakunya, serta untuk pertumbuhan dan kematangan seksual. Pengaturan pencahayaan ditentukan berdasarkan pencapaian bobot badan ayam setiap minggunya. Apabila bobot badan selalu tercapai setiap minggunya, maka pedoman program pencahayaan bisa langsung kita terapkan. Namun saat target bobot badan tidak tercapai, maka program pencahayaan baik itu durasi maupun intensitas dapat ditunda terlebih dahulu.

Memaksakan stimulasi pencahayaan pada ayam pullet dengan bobot badan rendah dapat menyebabkan ayam bertelur lebih awal dan meningkatnya kasus kanibalisme. Hal ini dikarenakan stimulasi pencahayaan akan merangsang hormon produksi sehingga ayam mengalami dewasa kelamin dini.

  • Kepadatan kandang

Kepadatan kandang yang tinggi akan meningkatkan kompetisi ayam. Ayam akan saling berebut pakan, minum, dan juga oksigen untuk kebutuhan hidupnya. Tingginya kompetisi antar ayam akan menimbulkan pertumbuhan yang tidak seragam. Ayam yang kalah bersaing akan tertinggal pertumbuhannya sehingga menghasilkan keseragaman yang rendah. Kepadatan yang direkomendasikan untuk pemeliharaan di kandang postal pada fase starter yaitu 20 ekor/m2 dan pada fase grower 12 ekor/m2 (Isa Brown Management Guide 2021).

  • Potong paruh

Potong paruh pada ayam petelur ditujukan untuk efisiensi ransum dan juga mencegah kanibalisme. Secara alamiah, ayam lebih meyukai pakan dengan bentuk butiran yang besar. Namun di sisi lain, mikronutrien pada pakan seperti mineral tersedia dalam bentuk mash atau partikel halus. Maka oleh sebab itu, proses potong paruh inilah yang nantinya akan memudahkan ayam memakan partikel pakan dalam bentuk yang lebih halus. Potong paruh harus dilakukan pada waktu dan dengan metode yang tepat. Karena kesalahan pada proses potong paruh akan membuat ayam menjadi stres dan bahkan cacat pada paruhnya yang berdampak pada penurunan feed intake dan keseragaman. Potong paruh dapat dilakukan pada ayam umur 1-10 hari dan ika diperlukan diulangi pada umur 8-10 minggu. Proses pemotongan paruh harus presisi agar diperoleh hasil yang maksimal. Aktivitas potong paruh akan membuat ayam menjadi stres, sehingga pemberian vitamin K seperti Vita Stress pada 48 jam sebelum dan sesudah potong paruh penting untuk mengurangi dampak stresnya. Handling ayam dengan benar saat potong paruh dan setelah dipotong celupkan paruh ke larutan Neo Antisep untuk menghentikan pendarahannya.

  • Status kesehatan ayam

Umur pemeliharaan ayam layer yang panjang tentunya memerlukan pondasi yang kuat, khususnya terkait program kesehatan. Serangan penyakit akan mengganggu pertumbuhan dan keseragaman ayam pada fase pullet. Sebelum memasuki fase produksi pastikan program vaksinasi sudah lengkap dan selesai dilaksanakan. Program vaksinasi dan pengobatan yang tepat akan membantu menjaga pullet tetap sehat. Monitoring titer secara rutin penting dilakukan untuk memantau antibodi di dalam tubuh ayam. Pencegahan masuknya agen penyakit dari luar dapat dilakukan dengan menerapkan biosecurity yang baik.

  • Transfer ayam ke kandang produksi

Transfer ayam dari kandang pullet ke kandang produksi menjadi salah satu proses yang membuat ayam menjadi stres. Handling ayam yang kasar, kondisi lingkungan yang ekstrim selama perjalanan, dan kondisi kandang yang baru merupakan faktor penyebab stres pada saat transfer ayam. Proses transfer sebaiknya dilakukan pada saat pagi hari untuk menghindari cuaca panas di siang hari. Ketika pindah ke kandang produksi, berikan perlakuan yang sama terkait jenis pakan dan program pencahayaan seperti di kandang pullet. Hal ini akan membantu ayam dalam beradaptasi di lingkungan baru dan mempercepat masa recovery.

Grading untuk Melihat dan Mengevaluasi Keseragaman

Tingkat Keseragaman yang rendah sering kali menjadi salah satu tantangan pada saat pemeliharaan ayam di fase pullet. Ayam dengan bobot badan yang rendah dan ayam dengan bobot badan tinggi perlu dipisahkan dan diberikan perlakuan khusus supaya pencapaian bobot badannya dapat sesuai dengan standar.

Saat fase pullet sudah cukup umum dilakukan aktivitas grading ayam untuk melihat dan mengevaluasi keseragaman total ayam yang kita pelihara. Grading total ayam dilakukan pada umur 5 minggu dan saat perpindahan ayam ke kandang produksi. Tujuan utama dilakukan grading yaitu untuk melihat keseragaman total ayam yang dipelihara dan mengelompokan ayam sesuai pencapaian bobot badannya.

Sebelum melakukan grading, penting untuk menentukan kelompok bobot badan ayam. Bobot badan ayam dapat dibedakan menjadi 3, yaitu bobot badan kurang dari standar (<10% BB), bobot badan standar (+10% BB), dan bobot badan lebih dari standar (>10% BB). Pengelompokan bobot badan ini tidak menjadi standar baku, melainkan dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada di dalam kandang.

Ayam yang sudah dikelompokan berdasarkan bobot badan kemudian dapat kita berikan perlakuan khusus untuk masing–masing kelompoknya. Pada pemeliharaan di kandang baterai penempatan posisi ayam menjadi salah satu perlakuan yang dapat diterapkan pasca grading. Ayam dari kelompok bobot badan di bawah standar disarankan penempatannya pada baterai baterai paling atas. Dengan sirkulasi udara yang paling baik di baterai baterai paling atas diharapkan ayam merasa nyaman sehingga target feed intake selalu tercapai dan ketertinggalan bobot badan dapat dikejar. Posisi baterai baterai paling bawah ditujukan untuk ayam dari kelompok bobot badan di bawah standar, dan posisi baterai tengah ditujukan untuk ayam dengan bobot badan standar.

Metode pemberian pakan pada ayam dengan bobot badan yang di bawah standar juga perlu disesuaikan kembali. Penggantian jenis pakan dapat ditunda untuk membantu pertumbuhannya dan jika diperlukan dapat ditambahkan premix. Penambahan Mix Plus LGM13A dalam pakan akan membantu meningkatkan efisiensi penggunaan pakan sehingga dapat mengejar ketertinggalan bobot ayam. Faktor kepadatan juga dapat menjadi penyebab ayam dengan bobot badan di bawah standar, sehingga perlu dievaluasi kembali kepadatan yang ada dan harus disesuaikan dengan panduan setiap strain.

Ayam dengan bobot badan yang di atas standar juga perlu diberi perlakuan khusus untuk mengontrol bobot badannya supaya tidak overweight pada saat masuk fase produksi. Pada ayam dengan bobot badan yang di atas standar dapat ditahan penambahan jumlah pakan pada minggu berikutnya atau jumlahnya disamakan dengan minggu sebelumnya.

Keseragaman pullet menjadi poin penting untuk mencapai performa produksi yang optimal. Keseragaman yang tinggi dapat kita peroleh dengan salah satunya melakukan grading ayam.

Pentingnya Keseragaman Pullet
Tagged on:         
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin