Email: yantmar32@gmail.com
Bagaimana cara mengobati penyakit cacingan pada sapi? Jika diberikan Wormectin harus dengan cara disuntik, dan kami tidak bisa menyuntik sapi. Adakah alternatif produk lainnya?
Jawab:
Terima kasih atas pertanyaan yang disampaikan. Cacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya infestasi cacing pada tubuh hewan baik pada saluran pencernaan, pernapasan, hati atau bagian tubuh lainnya. Walaupun cacingan tidak langsung menyebabkan kematian, namun penyakit ini dapat menurunkan kualitas hidup ternak dan secara ekonomi dapat menimbulkan kerugian. Beberapa dampak akibat cacingan adalah penurunan berat badan, terhambatnya pertumbuhan pada sapi muda, penurunan kualitas daging, penurunan produksi susu dan bahaya penularan kepada manusia (zoonosis).
Sapi yang mengalami cacingan memiliki gejala badan yang kurus, bulu kusam, mengalami diare, konstipasi, nafsu makan menurun dan terkadang mengalami anemia. Bahkan pada beberapa kasus yang parah dapat menyebabkan kematian.
Penanganan dan pengendalian kasus cacingan pada sapi dapat dilakukan dengan cara memutus siklus hidup cacing tersebut. Cara ini cukup murah dan efektif untuk memberantas kasus cacingan pada sapi yang kejadiannya selalu berulang. Beberapa hal yang dapat dilakukan terkait penanganan dan pengendalian kasus cacingan pada sapi adalah :
- Pemberian obat cacing (anthelmintik)
Pemberian obat cacing merupakan langkah utama dalam upaya penanganan dan pengendalian kasus cacingan baik pada pedet maupun sapi dewasa. Obat cacing bukan hanya ditujukan untuk sapi yang positif cacingan saja, tapi dapat diberikan sebagai pencegahan pada sapi sehat. Program pemberian obat cacing dapat diberikan mulai umur 1 bulan dan diulang secara berkala setiap 3-4 bulan sekali. Obat cacing perlu diberikan secara rutin untuk membasmi cacing secara tuntas dan memutus siklus hidup cacing tersebut.
Terdapat beberapa bentuk sediaan produk obat cacing Medion yang bisa digunakan untuk sapi. Bentuk sediaan tersebut terdiri dari cair steril yang pemakaiannya disuntik, sediaan bolus yang pemakiannya dicekok, dan sediaan serbuk yang pemakaiannya dicampur pada pakan. Contoh obat cacing yang bentuk sediannya bolus dan bisa langsung diberikan oleh peternak adalah Wormzol-B dan Wormectin Plus-B.
Produk Wormzol-B selain efektif untuk semua stadium cacing gilig, dapat juga digunakan untuk memberantas cacing pita dan cacing hati dewasa pada sapi. Aturan pakai dari Wormzol-B adalah 1 bolus/200 kg berat badan dengan cara dicekokkan sehingga bisa langsung diberikan oleh peternak. Selain itu, ada obat cacing lainnya yaitu Vermizyn SBK, Wormectin Injeksi dan Wormectin Plus. Obat yang diberikan secara suntik/injeksi perlu dilakukan oleh dokter hewan atau paramedis.
- Sanitasi kandang dan lingkungan
Kasus cacingan pada sapi dapat ditekan dengan menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar. Tanpa didukung dengan sanitasi yang baik maka kasus cacingan akan terus berulang. Upaya yang dapat dilakukan adalah rutin membersihkan kotoran, membersihkan saluran pembuangan air di kandang dan mencegah adanya kubangan air supaya kondisi kandang tidak lembap dan becek.
- Sistem penggembalaan dan pemberian rumput
Sapi yang digembalakan di padang rumput sangat rentan terkena cacingan. Hindari waktu penggembalaan yang terlalu pagi karena pada waktu tersebut larva atau telur cacing biasanya dominan berada di pucuk rumput yang masih basah. Selain itu, penggembalaan perlu dilakukan secara bergilir dan tidak terus menerus di tempat yang sama. Sedangkan untuk sapi yang dipelihara secara intensif tidak dianjurkan pemberian rumput yang masih segar. Sebaiknya rumput dilayukan terlebih dulu sebelum diberikan pada ternak. Selain mencegah cacingan, hal tersebut juga dapat mencegah kasus kembung.
- Eliminasi populasi inang antara
Inang antara adalah inang yang menampung parasit hanya untuk periode transisi yang sebentar atau sementara sebelum mencapai ke inang definitif. Cacing hati membutuhkan inang antara yaitu siput air tawar untuk kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu siput air tawar memegang peran penting dalam terjadinya kasus cacing hati pada sapi. Cara yang dapat dilakukan untuk mengontrol populasi siput ini adalah dengan memelihara itik atau bebek yang berperan sebagai predator alami inang antara tersebut.
- Monitoring telur dan larva cacing
Sebagaimana kita ketahui bahwa penularan kasus cacingan sangat mudah terjadi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor predisposisi. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya monitoring secara rutin (2-3 bulan sekali) terhadap telur dan larva cacing melalui uji feses. Untuk menunjang hal tersebut, saat ini Medion telah memiliki laboratorium yang dapat melayani uji tersebut, yaitu MediLab yang telah tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
Perlu adanya komitmen serta kesadaran yang tinggi dari seluruh peternak dalam upaya penanganan dan pengendalian cacingan secara berkelanjutan agar terhindar dari dampak kerugian yang drastis.