Pakan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi performa unggas. Pakan menyediakan nutrisi yang dibutuhkan unggas untuk hidup pokok dan produksi. Sehingga sangatlah penting untuk menggunakan bahan baku yang berkualitas dan formulasi yang jitu guna mendukung performa unggas. Namun kedua faktor di atas kurang maksimal efeknya apabila tidak diimbangi kesehatan saluran pencernaan (Ducatelle, et al., 2023). Kondisi saluran pencernaan yang terganggu menyebabkan penyerapan nutrisi tidak optimal dan berisiko mengganggu kesehatan unggas.
Penambahan antibiotik sebagai feed additive mulanya sering digunakan oleh peternak untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan. Penggunaan antibiotik secara terus menerus bukanlah tanpa risiko. Resistensi antibiotik dan adanya residu pada produk akhir peternakan dapat menimbulkan bahaya bagi masyarakat. Sehingga penggunaan antibiotik sebagai feed additive mulai dilarang di Indonesia sejak 2018. Penggunaan asam organik sebagai feed additive merupakan alternatif solusi untuk meningkatkan kesehatan saluran pencernaan yang aman serta bekerja secara menyeluruh pada saluran pencernaan.
Pengertian Asam Organik
Proses penyerapan nutrisi dimulai dari masuknya pakan kemudian “dihaluskan” baik melalui proses mekanis maupun enzimatis untuk selanjutnya diserap oleh usus halus tepatnya pada bagian vili usus. Vili usus berbentuk seperti tonjolan yang berfungsi memperluas bidang penyerapan nutrisi. Vili usus dilindungi oleh lapisan mukosa sehingga proses penyerapan nutrisi berjalan searah. Namun ketika terjadi kerusakan mukosa dan vili usus, penyerapan nutrisi tidak terkendali, efeknya terjadi peradangan. Salah satu faktor penyebab kerusakan mukosa dan vili usus adalah terganggunya keseimbangan jumlah bakteri menguntungkan dan bakteri patogen dalam saluran pencernaan. Keseimbangan tercapai saat perbandingan bakteri menguntungkan : bakteri patogen sebesar 80 : 20 (Fathia et al., 2022).
Penggunaan asam organik sebagai acidifier dalam feed additive merupakan solusi alternatif pengganti antibiotik dalam pakan unggas. Acidifier merupakan feed additive yang berfungsi mengontrol jumlah mikroflora dalam saluran pencernaan. Cara kerja acidifier adalah menjaga pH optimal saluran cerna sehingga pertumbuhan bakteri patogen seperti (E. coli, Salmonella dan Clostridium perfingens) terhambat. Efeknya persaingan mikroflora untuk mendapatkan nutrisi berkurang sehingga penyerapan nutrisi menjadi lebih baik dan performa unggas optimal. Umumnya bakteri patogen tidak dapat hidup pada pH di bawah 5.
Asam organik merupakan acidifier yang paling banyak digunakan, secara alami diproduksi di dalam tubuh melalui proses fermentasi. Namun, untuk mendapatkan manfaat yang optimal, acidifier ditambahkan dalam pakan unggas. Penggunaan acidifier tidak hanya terbatas pada menghambat pertumbuhan bakteri patogen dalam usus namun juga dapat bertindak sebagai penghambat pertumbuhan jamur (mold inhibitor). Perbedaan efek disebabkan spektrum asal asam organik penyusun acidifier. Sebagai contoh asam sorbat lebih efektif digunakan sebagai mold inhibitor, sedangkan asam format efektif menghambat pertumbuhan bakteri. Jumlah dosis yang diberikan juga memengaruhi jenis mikroorganisme target yang dihambat (Hajati, 2018).
Asam Organik Vs Asam Anorganik
Berdasarkan asalnya, acidifier berasal dari dua golongan yaitu asam organik dan asam anorganik. Masing-masing memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda.
• Asam Organik
Asam organik merupakan golongan acidifier yang paling banyak digunakan. Asam organik termasuk sebagai asam karboksilat dengan struktur umum R-COOH. Asam organik termasuk golongan asam lemah yaitu memiliki pKa antara 3-5 sehingga lebih aman apabila dikonsumsi unggas. Bilangan pKa merupakan derajat keasaman yang ditunjukan dari angka 0-7 semakin kecil bilangan pKa semakin kuat sifat asamnya. Beberapa asam organik yang sering digunakan sebagai acidifier diantaranya asam format, asam asetat, asam butirat, asam propionat dll (Tabel 1). Selain asam bebas di atas, terdapat juga asam organik yang berasal dari garam penyusunnya seperti sodium, kalsium dan potasium.
Beberapa asam organik yang banyak diguakanan diantaranya :
1. Asam Sitrat
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang banyak ditemukan pada daun dan buah genus Citrus. Asam sitrat menyebabkan penurunan pH dalam usus halus antara 5,58-5,95 yang sebelumnya 6,13 (Imam et al., 2015). Kondisi ini memungkinkan bakteri menguntungkan seperti bakteri asam laktat (BAL) berkembang dibandingkan E. Coli. Semakin sedikit bakteri E. Coli yang menempel pada mukosa usus, semakin baik kesehatan usus sehingga penyerapan nutrisi lebih optimal.
2. Asam Propionat
Asam propionat memiliki sifat cair berminyak dan berbau tengik. Asam propionat memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri. Asam propionat melepas ion hidrogen sehingga pH saluran pencernaan sehingga mikroorganisme patogen tidak berkembang atau mati (Palupi et al., 2020).
3. Asam Butirat
Asam butirat dalam suhu ruangan berbentuk cair dan mudah menguap. Dikarenakan sifatnya yang mudah menguap dan berbau kurang sedap, asam butirat dibuat dalam bentuk garamnya seperti tributurin.
• Asam Anorganik
Penggunaan asam anorganik lebih sedikit dibandingkan asam organik sebab asam anorganik memiliki sifat yang lebih korosif (termasuk asam kuat). Tantangan lainnya adalah pengaplikasiaan yang lebih sulit pada pakan walaupun harganya lebih murah. Beberapa contoh asam anorganik diantaranya asam klorida, asam sulfat dan asam fosfat.
Aplikasi dan Manfaat Asam Organik dalam Pakan Unggas
Terdapat dua altenatif pemberian asam organik untuk unggas yaitu via air minum seperti Asortin dan via pakan seperti Asiges. Berikut beberapa manfaat penambahan acidifier dalam pakan unggas.
• Membunuh Bakteri Patogen
Ketidakseimbangan pH saluran pencernaan memicu meningkatnya populasi bakteri patogen seperti E. Coli penyebab colibacilosis, Clostridium perfringens penyebab necrotic entritis dan Salmonella. Asam organik dikenal sebagai salah satu alternatif AGP yang aman untuk menekan populasi bakteri patogen dalam saluran pencernaan. Asam organik bekerja dengan cara menurunkan pH saluran pencernaan. Dalam kondisi ini, asam organik lebih banyak tersedia dalam bentuk R-COOH sehingga lebih mudah masuk ke dalam sel bakteri patogen. Masuknya asam organik ke dalam sel bakteri mengakibatkan suasana di dalam sel menjadi semakin asam. Bakteri berusaha melepaskan ion H+ (penyebab asam) ke lingkungan. Namun proses ini membutuhkan energi yang besar, sehingga semakin lama bakteri kehabisan energi dan mati (Khan et al., 2022). Berikut beberapa bakteri patogen yang sensitif pada perubahan pH.
• Menjaga Kesehatan Usus
Asam asetat, propionat dan butirat merupakan asam organik rantai pendek. Kelompok asam organik ini terbukti mampu merangsang pertumbuhan sel kripta dan memelihara jaringan di saluran pencernaan sehingga tetap dalam kondisi yang sehat. Lesson et al., (2005) dan Panda et al., (2009) melaporkan pemberian asam butirat sebesar 0,2 -0,6% pada ayam broiler mampu meningkatkan panjang vili dan kedalaman kripta pada usus halus. Hal ini sangat dibutuhkan pada ayam muda. Pemberian asam lemak rantai pendek seperti butirat merangsang pembentukan sel mukosa usus yang berfungsi melindungi usus dari bakteri patogen (Astutik et al., 2023).
• Meningkatkan Kecernaan Pakan
Efek positif penambahan asam organik di dalam saluran pencernaan salah satunya adalah meningkatkan pertumbuhan bakteri menguntungkan. Semakin banyak bakteri menguntungkan penyerapan nutrisi semakin optimal. Asam organik juga memicu produksi enzim pepsin semakin meningkat sehingga kecernaan protein juga meningkat. Pemberian 0,25% asam butirat pada pakan broiler mampu meningkatkan kecernaan protein dari 63,68% menjadi 69,22% (Ndelekwute et al., 2019). Selain itu, enzim yang dihasilkan oleh pankreas juga meningkat akibat adanya suasana asam akibat asam organik.
Asiges mengandung kombinasi asam organik yang bermanfaat untuk membunuh bakteri patogen, menjaga kesehatan usus dan meningkatkan kecernaan pakan. Pemberian Asiges dicampur pakan dengan dosis 1 kg per ton pakan.
• Menghambat Pertumbuhan Jamur
Salah satu tantangan ketika musim hujan seperti sekarang ini adalah meningkatnya risiko cemaran jamur pada bahan pakan atau pakan. Jagung merupakan bahan pakan yang rentan ditumbuhi jamur terlebih apabila kadar airnya >14%. Asam organik seperti asam propionat dikenal mampu menghambat pertumbuhan jamur. Mekanisme penghambat pertumbuhan jamur hampir sama seperti membunuh bakteri patogen yaitu asam organik membuat lingkungan sekitar sel jamur menjadi asam sehingga membran sel jamur menjadi asam. Akibat sel jamur menjadi asam, pertumbuhan jamur menjadi terhambat (Hanan, et al., 2015).
Saat kondisi bahan baku kurang baik terutama kadar air yang tinggi sangat memungkinkan tumbuhnya jamur pada pakan. Sehingga segera tambahkan Fungitox yang mengandung asam organik dan kompleks mineral silikat sebagai perlindungan ganda akibat serangan jamur dan racun jamur (mikotoksin) dengan aturan pakai 0,15 – 2,50 kg/ton pakan.
Demikian sekilas info tentang penggunaan asam organik sebagai feed additive dalam pakan unggas. Semoga bermanfaat dan sukses selalu.