Tanaman padi (Oryza sativa) merupakan salah satu komoditas tanaman yang penting bagi umat manusia. Padi menjadi tanaman sumber karbohidrat utama di negara-negara Asia, terutama Indonesia. Menurut BPS (2020), total konsumsi beras di Indonesia sebanyak 28,69 juta ton. Kebutuhan beras diprediksi akan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia.
Produksi padi di Indonesia pada tahun 2021 yaitu sebesar 54,42 juta ton GKG (gabah kering giling) sedangkan tahun 2020 54,65 juta ton (BPS, 2022). Hasil produksi dan luas panen padi mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Penurunan produksi padi dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Baik dari kondisi iklim yang tidak menentu, harga pupuk yang mahal, alih fungsi lahan pertanian dan juga dari hama maupun penyakit. Hama menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi padi. Hama yang menyerang tanaman padi dapat menyebabkan kerugian apabila tidak dikendalikan. Oleh karena itu penting untuk memberikan perlindungan tanaman dari serangan hama. Tujuannya agar tidak terjadi kehilangan hasil panen yang disebabkan oleh hama.
Penggerek batang padi (PBP) merupakan salah satu hama utama pada tanaman padi. Serangan PBP dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman dan menurunkan hasil panen bahkan sampai gagal panen. Serangan penggerek batang padi akan meningkat pada musim kemarau.
Di dunia terdapat 21 spesies penggerek batang padi. Setiap spesies penggerek batang padi memiliki sifat atau ciri yang berbeda dalam penyebaran dan bioekologi, namun hampir sama dalam cara menyerang tanaman padi serta kerusakan yang ditimbulkannya. Di Indonesia terdapat beberapa jenis penggerek batang padi yang telah ditemukan, yaitu:
- Penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas)
- Penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata)
- Penggerek batang padi bergaris (Chilo suppressalis)
- Penggerek batang padi kepala hitam (Chilo polychrysus)
- Penggerek batang padi merah jambu (Sesamia inferens)
Penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas) merupakan spesies yang paling dominan ditemukan di Indonesia. Penggerek batang padi kuning termasuk dalam ordo Lepidoptera dan famili Pyrilidae.
Hama penggerek batang padi dapat menyerang semua fase pertumbuhan tanaman padi, dari fase vegetatif hingga generatif. Gejala kerusakan tanaman padi oleh penggerek batang padi menyebabkan gejala sundep dan beluk. Gejala sundep dan beluk disebabkan karena matinya bagian pangkal tanaman yang digerek atau dimakan oleh larva penggerak batang padi.
Sundep
Serangan pada fase vegetatif menyebabkan kematian anakan atau tanaman muda. Kehilangan hasil akibat serangan pada fase vegetatif dapat dikompensasi dengan pembentukan anakan baru.
Beluk
Serangan pada fase generatif menyebabkan malai padi menjadi putih dan hampa. Serangan pada fase generatif menyebabkan kehilangan hasil panen karena bulir padi yang hampa.
Siklus Hidup
Penggerek batang padi memiliki siklus hidup 40-70 hari tergantung dari jenis dan lingkungannya. Siklus hidup PBP terdiri dari empat fase, yaitu ngengat/imago, telur, larva, pupa. Berikut ini adalah siklus hidup dari penggerek batang padi kuning (Scirpophaga interculas) yang dominan ditemukan di Indonesia:
- Ngengat atau Imago
Ngengat penggerek batang padi kuning (Scirpophaga interculas) berwarna kuning dengan titik hitam pada bagian sayap. Panjang ngengat 14-17 mm, dan dapat hidup anatara 5-10 hari.
- Telur
Telur diletakkan secara berkelompok pada bagian ujung daun. Setiap kelompok telur terdapat 50-150 butir telur. Terdapat rambut halus berwarna coklat kekuningan yang menutupi kelompok telur. Telur akan menetas setelah 6-7 hari. Seekor ngengat dapat menghasilkan 100-600 butir telur.
- Larva
Larva berwarna putih kekuningan sampai hijau, dengan panjang maksimum 25 mm. Larva dapat hidup selama 28-35 hari. Larva penggerek batang padi merusak tunas padi dengan menggerek bagian batang.
- Pupa
Pupa berwarna kekuning-kuningan atau agak putih. pupa berupa selaput benang berwarna putih. Panjang 12-15 mm dan stadium pupa 6-23 hari. Pupa berada di dalam pangkal batang
Cara Pengendalian
Pengendalian hama penggerek batang padi dilakukan dengan berbagai macam cara untuk menekan perkembangan hama namun tetap aman bagi lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem. Pengendalian dilakukan secara kultur teknis, mekanis, hayati, dan kimiawi.
- Kultur teknis
Melakukan budidaya tanaman dengan teknik tertentu sehingga kondisi pertanaman tidak atau kurang sesuai untuk tempat hidup atau berkembangnya hama.
- Bersihkan lingkungan di sekitar lahan dari sisa tanaman dan gulma. Penggerek dapat hidup di tanaman selain padi sebagai alternatif, seperti rerumputan.
- Tanam serentak untuk membatasi sumber makanan ketersediaan sumber makanan bagi penggerek batang padi.
- Pergiliran tanaman (rotasi tanam) dengan tanaman bukan padi (palawija atau sayuran) sehingga dapat memutus siklus hidup hama.
- Mekanis dan fisik
Pengendalian yang dilakukan dengan cara mamatikan langsung, mengumpulkan hama, dan menggunakan faktor-faktor fisik yang dapat mempengaruhi hama.
- Mengumpulkan kelompok telur penggerek batang padi dari pesemaian hingga setelah dilakukan penananaman.
- Menggunakan perangkat lampu atau light trap untuk menangkap ngengat.
- Penyabitan tanaman serendah mungkin pada saat panen. Selanjutnya dilakukan penggenangan air agar jerami cepat membusuk sehingga larva dan pupa mati.
- Hayati
Pengendalian hama menggunakan musuh alaminya dengan melindungi dan mendorong kehidupan musuh alaminya. Menjaga keseimbangan ekosistem musuh alami dari hama penting dilakukan untuk menekan populasi hama di lapangan.
Trichogramma japonicum merupakan salah satu parasitoid telur yang menjadi musuh alami penggerek batang padi. Trichogramma japonicum meletakkan telur dan menetas menjadi larva di dalam telur penggerek batang padi. Telur PBP akan dirusak oleh larva Trichogramma japonicum sehingga tidak menjadi mati dan tidak menetas.
- Kimiawi
Pengendalian hama menggunakan bahan kimia beracun atau bahan lainnya (pestisida) yang dapat melindungi tanaman dari hama. Pestisida yang dipilih harus yang efektif dan telah mendapatkan perizinan atau registrasi. Fiproline 200 SC adalah salah satu insektisida yang efektif untuk mengendalikan hama penggerek batang padi. Aplikasikan insektisida pada tanaman padi jika sudah ditemukan 1 ekor ngengat pada light trap atau di lahan.
Fiproline 200 SC insektisida yang memiliki bahan aktif fipronil 200 g/L. Fiproline memilki cara kerja kontak dan lambung. Selain fipronil, bahan aktif dimehipo (Sword 400 SC) dan emamectin benzoat (Howwla 5.7 SG) juga dapat digunakan untuk mengendalikan penggerek batang padi.
Insektisida merupakan bahan kimia, maka penggunaannya perlu dilakukan secara hati-hati. Dalam penggunaan insektisida perlu memperhatikan 6T, yaitu tepat sasaran, tepat jenis, tepat mutu, tepat waktu, tepat dosis, dan tepat cara aplikasi. Hal tersebut perlu dilakukan agar penggunaan pestisida lebih efektif, efisien dan tidak merusak lingkungan. Semoga bermanfaat.