Cekaman panas yang terjadi saat ini merupakan tantangan bagi peternak dalam budi daya pemeliharaan ternak. Berbagai upaya dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan dari cekaman panas tersebut. Salah satu diantara dampaknya adalah heat stress. Heat stress terjadi karena ketidakseimbangan (negative balance) antara panas yang dihasilkan tubuh dan diterima dari lingkungan dengan panas yang dikeluarkan dari tubuh ternak. Meningkatnya suhu dan kelembapan lingkungan menyebabkan terhambatnya pelepasan panas dari tubuh ternak.
Ternak unggas tidak memiliki kelenjar keringat yang digunakan sebagai pertahanan saat cekaman panas dalam mengeluarkan panas dari tubuhnya. Sehingga ketika terjadi cekaman panas yang ekstrem unggas rentan mengalami heat stress. Heat stress menyebabkan penurunan performa ternak dan kerugian yang cukup signifikan bagi peternak. Penanganan perlu dilakukan mulai dari aspek manajemen seperti kepadatan kandang, sirkulasi udara, pengaturan ventilasi yang tepat, dll. Selain itu, aspek pendekatan nutrisi juga penting diperhatikan sebagai upaya mengurangi dampak heat stress.
Pengaruh Cekaman Panas terhadap Konsumsi Pakan dan Performa Ayam
Suhu tuhuh ayam yang normal adalah 40,6-41,7°C. Untuk bisa mempertahankan suhu tubuh ayam yang normal diperlukan suhu lingkungan 25-28°C dengan kelembapan 60-70%. Pada saat suhu lingkungan lebih tinggi, ayam akan mulai mengalami heat stress.
Suhu lingkungan berpengaruh terhadap behavior ternak terutama konsumsi pakan dan konsumsi air minum. Tamzil et al., (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa peningkatan suhu lingkungan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan konsumsi air minum dan menurunkan konsumsi pakan.
Selain itu, dampak dari cekaman panas menyebabkan terganggunya fisiologis, penurunan imunitas dan performa ternak. Ayam pedaging saat heat stress mengalami penurunan performa seperti bobot badan, feed intake dan membengkaknya Feed Convertion Ratio (FCR). Tabel 2 menunjukkan penurunan pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan FCR pada saat heat stress.
Sedangkan pada ayam petelur yang mengalami heat stress sering dijumpai terjadinya penurunan produksi telur, berat telur, bahkan kualitas kerabang telur. Tabel 3 menunjukkan bahwa terjadinya penurunan performa ayam petelur pada saat heat stress.
Strategi Nutrisi saat Cekaman Panas
Strategi nutrisi diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari heat stress pada unggas. Pendekatan manipulasi nutrisi saat heat stress, juga perlu diiringi dengan manajemen pemberian pakan yang tepat. Telah banyak penelitian yang mengulas dan menerapkan pendekatan manipulasi nutrisi saat cekaman panas antara lain:
- Suplementasi elektrolit
Heat stress menyebabkan terganggunya homeostatis elektrolit pada plasma darah ternak. Selain itu, saat kondisi cekaman panas elektrolit dalam tubuh juga berkurang. Suplementasi elektrolit dikenal sebagai thermotolerance agent dapat ditambahkan melalui pakan maupun air minum. Suplementasi pada air minum dapat menambahkan suplemen yang mengandung elektrolit seperti Vita Stress.
- Suplementasi vitamin
Saat heat stress terjadi peningkatan radikal bebas dalam tubuh yang mengakibatkan gangguan dan penurunan sintesis lipid, DNA, dan protein pada berbagai jaringan (Barutu, 2016). Suplementasi vitamin C dan vitamin E dapat berfungsi sebagai antioksidan, sehingga dapat membantu meminimalkan dampak negatif dari heat stress. Menurut Simar et al. (2012), peningkatan konsentrasi vitamin C dan E dikaitkan dengan pengurangan stres oksidatif. Vitamin C dapat berperan penting dalam mencegah kerusakan sel organ dan mempertahankan homeostasis selama heat stress. Vitamin E berperan dalam mencegah oksidasi bahan lipid tak jenuh dalam sel, sehingga melindungi kerusakan oksidatif membran sel (Yue et al., 2010). Suplementasi vitamin berkadar tinggi seperti Top Mix HC yang mengandung vitamin C dan E berkadar tinggi dapat membantu suplai kebutuhan vitamin saat cekaman panas.
- Suplementasi mikro mineral (Zn, Se, Cr)
Beberapa mikro mineral (trace mineral) berperan sebagai antioksidan yang memiliki kemampuan dalam menangkap radikal bebas saat cekaman panas. Mikro mineral tersebut diantaranya seperti Zn, Se, dan Cr. Selain itu, mikro mineral berperan penting dalam banyak proses metabolisme dalam tubuh, meningkatkan produktivitas dan sistem kekebalan tubuh pada ternak. Suplementasi mikro mineral dapat ditambahkan dalam pakan seperti Endomix yang mengandung kombinasi mineral mikro.
Selain itu, kandungan mikro mineral dalam Endomix juga berfungsi dalam mengoptimalkan kualitas kerabang telur seperti warna kerabang telur yang pucat. Beberapa unsur mikronutrien seperti Fe, Cu, Mn, dan Zn berfungsi sebagai kelat pembawa pada struktur molekul protoporfirin IX (Solomon, 1987), sehingga ketika suplai mikro mineral terpenuhi proses pigmentasi kerabang optimal.
- Manajemen pemberian pakan
Manajemen pemberian pakan harus diperhatikan sedemikian rupa, sehingga konsumsi pakan (feed intake) dapat masuk sesuai dengan target. Konsumsi pakan akan berkurang sebesar 1,2% setiap kenaikan 1°C pada suhu 22-32°C dan lebih besar lagi 5% setiap kenaikan 1°C pada suhu 32-38°C (Ranjan et al., 2019). Hal tersebut berkaitan dengan waktu pemberian pakan yang tepat untuk menghindari suhu yang tinggi, yang menyebabkan penurunan konsumsi pakan, karena bertambahnya produksi panas dari metabolisme pencernaan nutrien dalam tubuh ternak. Saat kondisi ayam tidak kuat, maka komponen atau kandungan nutrisi dalam pakan harus dipadatkan (diubah formulasinya) sehingga asupan nutrien untuk mendukung produktivitas ayam bisa terpenuhi. Jika diperlukan bisa diaplikasikan modifikasi manajemen pemberian, “pengocoran” (penambahan air ditambah vitamin di tempat pakan untuk menghabiskan jatah makan pagi), maupun penambahan jam makan tambahan (midnight feeding) saat malam hari.
- Modifikasi formulasi pakan
Aspek penting dalam membuat formulasi pakan saat kondisi cekaman panas adalah membatasi heat increament yang ditimbulkan dari pakan. Heat increament merupakan panas metabolisme yang dihasilkan dari proses metabolisme pakan dalam tubuh. Penggunaan sumber energi alternatif dari minyak atau lemak (misalnya crude palm oil (CPO), minyak kelapa, minyak kedelai) sangat dianjurkan pada saat cekaman panas. Penggunaan minyak atau lemak tersebut akan menghasilkan heat increament yang rendah dibandingkan bahan pakan lainnya sehingga diharapkan bisa menekan efek heat stress dari dalam tubuh ayam (hasil metabolisme). Penambahan sodium bikarbonat juga bisa ditambahkan dalam formulasi sekitar 0,1-0,5% sebagai strategi dalam meminimalisir saat heat stress.
Dengan melakukan strategi pendekatan nutrisi saat cekaman panas mulai dari suplementasi elektrolit, suplementasi vitamin, suplementasi mikro mineral, modifikasi formulasi pakan serta diiringi juga manajemen pemberian pakan yang baik untuk mengurangi dampak cekaman panas saat ini. Sehingga performa ternak tetap terjaga optimal. Semoga bermanfaat.