Bapak Hendri
Cianjur – Jawa Barat
Bagaimana pengaturan pencahayaan pada ayam petelur?
Jawab :
Yth. Bapak Hendri, terimakasih atas pertanyaannya. Pencahayaan, baik alami (sinar matahari) maupun buatan (lampu) akan merangsang hormon follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) masing-masing untuk mematangkan dan melepaskan sel-sel telur dari indung telur atau ovarium. Cahaya pun dapat merangsang produksi hormon tiroksin yang berperan dalam metabolisme untuk meningkatkan pertumbuhan.
Prinsip utama pencahayaan pada ayam petelur adalah tidak menambah pencahayaan selama fase pullet dan tidak mengurangi pencahayaan selama fase produksi. Prinsip tersebut diterapkan melalui pengaturan berikut :
- Waktu dan intensitas pencahayaan
- Masa starter (0 – 6 minggu)
Ayam diberikan pencahayaan dengan intensitas paling tinggi (20-40 lux) dan waktu paling lama, khususnya saat brooding (21-24 jam). Tujuannya untuk memudahkan anak ayam mengenali tempat ransum dan air minum, sehingga merangsang aktivitas makan dan memacu pertumbuhan. - Masa grower (7 – 18 minggu)
Cahaya diberikan dalam waktu paling singkat (perlahan dikurangi hingga 12 jam per hari atau hanya berasal dari cahaya matahari) dengan intensitas terendah (5-10 lux). Hal tersebut bertujuan untuk mencegah dewasa kelamin dini (bertelur dini) dan berat badan yang melebihi standar sehingga memicu kejadian prolapsus. - Masa layer (>18 – 90 minggu)
Cahaya diberikan maksimal 16 jam dengan intensitas 5-15 lux. Adapun ketentuan terkait penambahan cahaya pada masa ini, antara lain:- Pastikan berat badan ayam sudah mencapai standar saat memulai penambahan cahaya.
- Penambahan lama pencahayaan dilakukan secara bertahap yaitu bertambah ½ jam setiap minggunya terhitung saat ayam pertama kali bertelur, hingga akhirnya mencapai 16 jam.
- Jangan mengurangi lama pencahayaan saat ayam berproduksi telur, terutama saat masa kritis (masa awal produksi sampai produksi puncak), yaitu di umur 18-26 minggu.
- Jumlah lampu
Jumlah lampu yang diperlukan untuk mendapatkan intensitas cahaya yang dikehendaki bisa dihitung dengan rumus berikut :
N = {Intensitas (lux) x Luas kandang}
{Lumen x F-utilisasi x F-depresi}
Keterangan:
N : jumlah lampu
Intensitas : lux yang diinginkan
Luas kandang : panjang x lebar (m2)
Lumen : nilai luminous flux (biasanya tertera pada kemasan lampu)
F-utilisasi : faktor pemanfaatan (0,65)
F-depresi : faktor penyusutan cahaya (0,9)
Contoh :
Kandang ayam petelur ukuran panjang 50 meter dan lebar 5 meter ingin diberi penerangan 15 lux dengan lampu pijar 15 watt. Dalam kemasan lampu tertera keterangan luminous flux-nya 1030 lm. Maka jumlah lampu yang dibutuhkan dalam kandang tersebut adalah :
N = {15 x (50 x 5)} = 7 lampu
{1030 x 0,65 x 0,9}
- Jarak dan distribusi lampu
Lampu dapat dipasang di tengah atau di sisi kiri dan kanan dengan jarak antar lampu dibuat sama. Sementara itu, jarak atau ketinggiannya dari lantai kandang disarankan 2 meter. Pastikan lampu tersebar merata di seluruh ruangan, sebab distribusi lampu yang tidak merata dapat menyebabkan stimulasi cahaya antar ayam menjadi tidak sama dan berdampak pada produksi telur dalam satu kandang yang tidak seragam. - Warna lampu
Pada unggas, cahaya lampu biru-hijau mampu merangsang pertambahan berat badan dan keseragaman yang baik, sehingga cocok untuk ayam petelur fase pertumbuhan. Sementara itu, cahaya warna merah-oranye penting untuk menstimulasi kematangan seksual dan produksi telur, sehingga cocok untuk ayam petelur fase produksi. Cahaya warna merah-oranye mampu menembus masuk ke dalam tengkorak kepala ayam menuju bagian hipotalamus 50 kali lipat lebih kuat daripada cahaya berwarna biru dan hijau. Hipotalamus merupakan bagian otak yang penting untuk mengatur produksi hormon FSH dan LH untuk produksi telur.