Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi, kerbau, kambing, domba menjadi momok bagi peternak. Penyakit ini sangat menular. Gejala yang terlihat antara lain demam, nafsu makan menurun, air liur berlebihan (hipersalivasi), luka lepuh pada mulut (lidah, gusi, langit-langit mulut) dan kuku. Sedangkan lumpy skin disease (LSD) menyerang ternak sapi dan kerbau. Tanda klinis yang terlihat yaitu lesi kulit berupa nodul atau benjolan yang berbatas jelas berukuran 1-7 cm, demam maupun pembengkakan kelenjar limfe.
Dampak PMK dan LSD
Dampak dari PMK dan LSD penurunan bobot dan produksi susu, penurunan kualitas daging dan kulit, infeksi sekunder, gangguan reproduksi bahkan kematian. Hal tersebut tentu menyebabkan kerugian ekonomi dan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk pemulihan. Sehingga memerlukan penanganan yang tepat.
Sapi yang terinfeksi PMK dan LSD akan kehilangan nafsu makan sehingga asupan nutrisi berkurang dan mengalami malnutrisi. Dampaknya performa produksi dan reproduksi menurun yang disebut sebagai indirect mechanism atau tidak secara langsung. Sapi yang mengalami penurunan performa reproduksi dapat tejadi perubahan berikut :
• Estrus/ birahi tidak teratur
• Gangguan fungsi ovarium (hipofungsi hingga atropi ovarium)
• Kegagalan konsepsi/pembuahan
• Terjadinya abortus/keguguran (berbagai umur kebuntingan)
• Retensi placenta, endometritis
• Memperpanjang calving interval/jarak kelahiran
Adanya gangguan reproduksi dapat mempengaruhi siklus estrus pada ternak. Dengan demikian target waktu ternak untuk bunting juga akan terdampak dan bahkan ternak menjadi sulit bunting. Dampak PMK dan LSD terhadap performa reproduksi yang lain adalah:
• Hipofungsi ovarium
Ovarium menjadi kecil dengan ukuran 1,5-3 cm, permukaan halus tanpa ada folikel atau korpus luteum. Penyebabnya adalah asupan nutrisi rendah atau infeksi penyakit. Gejala yang terlihat pada ternak tidak ada estrus (anestrus) dan body condition score rendah (BCS < 2). Untuk menentukan diagnosa maka perlu dilakukan pemeriksaan rektal dan USG.
• Retensi plasenta
Kegagalan mengeluarkan keseluruhan plasenta dalam waktu 24 jam setelah kelahiran. Penyebabnya adalah kekurangan nutrisi dan exercise/aktivitas, BCS tidak ideal (terlalu kurus atau gemuk), dan gangguan kelahiran. Gejala yang terlihat plasenta menggantung dan tidak keluar dari vulva, permukaan vulva bengkak dan merah.
• Endometritis
Peradangan pada endometrium (lapisan dalam uterus) akibat infeksi. Hal ini dapat disebabkan gangguan kelahiran (abortus, distokia, retensi plasenta) maupun kontaminasi anak sapi yang mati. Gejala yang teramati antara lain keluar lendir berwarna putih/kuning keruh dari vagina, uterus membesar dan dindingnya menebal.
Penanganan PMK dan LSD
Untuk menangani PMK dan LSD yang disebabkan oleh virus, hingga saat ini tidak ada pengobatan yang spesifik. Penanganan pada awal infeksi akan memberikan hasil yang lebih baik. Hal-hal yang perlu dilakukan ketika menjumpai ternak yang menunjukkan gejala antara lain:
• Isolasi ternak bergejala
• Atasi luka kulit, kaki (Antisep, Oxytic, Dicodine) dan mulut (Antisep)
• Desinfeksi kandang pemeliharaan (Desinsep)
• Dekontaminasi kandang kosong dan peralatan kandang dengan cara mencuci serta desinfeksi (Sporades, Formades)
• Pemberian terapi simptomatis oleh petugas kesehatan hewan sesuai dengan kondisi ternak dengan antiradang, antinyeri, atasi demam (Medipiron Injection), antibiotik untuk mengatasi infeksi sekunder (Medoxy-LA, G-Mox 15% LA Inj, Lincomed LA) maupun vitamin (Injekvit B Plex, Bioselvita).
Mengoptimalkan Reproduksi
Gangguan reproduksi pada ternak perlu penanganan lebih lanjut agar kembali optimal, antara lain:
✓ Periksa kondisi sistem reproduksi sapi secara individual kemudian atasi permasalahan gangguan reproduksi tersebut sesuai dengan kasusnya.
✓ Penuhi kebutuhan nutrisi sapi dengan pakan berkualitas (hijauan dan konsentrat) dan perbaiki BCS.
Pemberian pakan bernutrisi akan meningkatkan daya tahan tubuh untuk proses penyembuhan dan memperbaiki BCS.
• Berikan pakan berkualitas sesuai kebutuhan (hijauan dan konsentrat)
Hijauan segar : 10% berat badan
Konsentrat : 1-2% berat badan
• Pakan yang diberikan dapat berupa:
– Hijauan pakan ternak berkualitas yang dicacah dan silase. Contoh: rumput gajah, odot, indigofera, gamal, lamtoro.
– Pakan olahan dalam bentuk tepung/ pellet
– Konsentrat : dedak, onggok, gaplek, pollard
• Berikan suplemen mineral, vitamin dan asam amino dalam pakan (Mix Plus Cattle Pro)
• Air minum yang bersih dan segar selalu tersedia
✓ Berikan suplemen mineral dan multivitamin
•Berikan suplemen multivitamin untuk daya tahan tubuh dan nafsu makan (ADE-plex Inj, Vitesel-Inj) yang mengandung vitamin E & Selenium yang berfungsi sebagai antioksidan dalam beberapa fungsi biologis diantaranya meningkatkan sistem reproduksi (fertilitas) dan sistem imun
• Tambahkan suplemen mineral pada pakan (Mineral Feed Supplement S) seperti Se, Zn, Cu, Ca, Mn, dan P. Mineral sangat penting dalam mengaktifkan enzim yang berperan pada fungsi sel sistem reproduksi.
✓ Maksimalkan penyerapan nutrisi dengan mengatasi cacingan
• Atasi kasus cacingan (Wormzol-B/ Wormzol Suspensi)
• Menjaga kesehatan saluran pencernaan dan keseimbangan mikroba rumen (Digesfit)
• Saat ada perubahan pakan dilakukan secara bertahap
✓ Lindungi dari bibit penyakit
• Lakukan vaksinasi (6 bulan setelah sehat)
• Minimalkan bibit penyakit di lingkungan (biosekuriti tiga zona)
• Bersihkan dan desinfeksi lingkungan & peralatan kandang (Desinsep, Formades, Sporades)
• Penerapan biosekuriti yang ketat
– Biosekuriti kendaraan: kendaraan didesinfeksi dan melewati bak dipping (Sporades, Formades, Medisep)
– Biosekuriti personil: karyawan wajib spray desinfektan (Desinsep), masuk kandang ganti baju, sepatu boots
– Biosekuriti tamu: batasi tamu, tamu ganti baju, sepatu boots dan spray desinfektan
– Biosekuriti barang: barang harus didesinfeksi
– Biosekuriti kandang: kandang, lingkungan, peralatan rutin didesinfeksi (Sporades, Desinsep)
– Biosekuriti ternak: karantina ternak baru minimal 14 hari, jika ada gejala isolasi lakukan penanganan
✓ Pertimbangan untuk pemberian hormon (Gonadotropin-releasing hormone, Prostaglandin F2-alpha, Hormon luteinisasi)
Apakah performa reproduksi sapi dapat pulih kembali pasca PMK dan LSD? Pemulihan reproduksi pasca PMK membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Setelah gangguan reproduksi segera diatasi serta dengan manajemen pemeliharaan dan kesehatan yang baik perlahan akan pulih dan bisa bunting kembali. Pemeriksaan sistem reproduksi dan atasi gangguannya, kebutuhan nutrisi sapi terpenuhi, BCS kembali baik (2.5-3.5), mekanisme hormon berjalan baik, siklus birahi normal, performa reproduksi kembali optimal.