Susu merupakan salah satu minuman favorit banyak orang. Seperti yang sudah diketahui bahwa susu mengandung nutrisi yang penting bagi tubuh, seperti kalsium, vitamin, lemak dan protein. Kualitas produksi susu perlu diperhatikan agar kandungan gizinya tetap terjaga.
Managemen pemerahan yang baik merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kualitas susu sapi segar. Pada kenyataannya di tingkat peternak penerapannya masih banyak kendala.
Menurut Tassew dan Seifu (2011), jumlah kuman pada susu merupakan faktor utama di dalam menentukan kualitas susu, yaitu sebagai indikator tingkat higiene pada saat pemerahan, kebersihan ambing sebelum diperah, kebersihan peralatan pemerahan dan kondisi kandang. Dengan memperhatikan dan menjaga higienitas pada saat proses pemerahan akan menghasilkan susu sapi yang berkualitas. Hal penting yang harus diperhatikan antara lain:
- Peralatan dan perlengkapan harus bersih. Sebelum digunakan, peralatan perlu dibilas dan dicuci dengan air dingin kemudian dibersihkan seluruhnya dengan air mendidih serta disabun dan dibilas lalu dikeringkan.
- Membersihkan area kandang sebelum dilakukan pemerahan terutama pada lantai untuk area pemerahan. Selain kandang, sapi juga harus dibersihkan. Jika sapi kotor akan mencemari atau menurunkan kualitas dan higienitas susu.
- Ambing dan puting susu yang kotor berpotensi meningkatkan terjadinya mastitis.
- Mencuci tangan dengan sabun sebelum memerah. Hal ini juga dilakukan setiap akan berganti sapi yang diperah. Dengan tangan yang bersih akan mengurangi penyebaran mastitis.
- Membersihkan ambing sapi. Gunakan lap sekali pakai atau kain bersih untuk setiap sapi. Bersihkan atau cuci puting sapi dengan air hangat kemudian dilap terlebih dahulu. Ambing yang bersih dan kering akan lebih sedikit kuman yang mencemari susu.
- Pemeriksaan kualitas susu setiap puting perlu untuk dilakukan. Pemeriksaan susu pertama yang keluar dari ambing (pra-pemerahan) dilakukan dengan mengambil beberapa perahan ke dalam gelas kemudian cek terhadap kualitas susu misalnya warna atau adanya gumpalan. Hal ini perlu dilakukan pada setiap sapi sebelum diperah untuk memastikan kualitas susu dan sebagai warning atau peringatan awal jika ada kecurigaan terhadap mastitis. Pengeluaran susu pertama ini juga sekaligus untuk membuka saluran outing susu dan membersihkan bakteri yang berada di sekeliling lubang putting. Rutinitas proses pemerahan oleh peternak merupakan kesempatan yang baik untuk memperhatikan lebih dalam, tanda-tanda atau kondisi yang ditunjukkan sapi. Pada susu yang bermasalah akan terlihat gumpalan yang terdiri dari protein susu. Pada kondisi yang parah gumpalan tersebut juga mengandung protein darah yang pecah dari dinding pembuluh darah. Jika diagnosa terhadap mastitis terlambat maka tindakan atau penanganan yang dilakukan juga akan terlambat dan bahkan memperparah kondisi. Semakin cepat sapi diobati maka semakin besar peluang untuk sembuh.
- Pada pemerahan yang dilakukan dengan tangan, pegang puting dengan baik dan secara lembut saat memerah. Gunakan pelicin sebelum memulai pemerahan untuk menghindari luka pada puting sapi.
- Pemerahan yang dilakukan dengan menggunakan mesin, pemasangan milking unit dapat dilakukan 1 menit setelah pengambilan susu pra-pemerahan. Sebelum melepskan mesin perah, periksa ambing terlebih dahulu dengan meraba untuk memastikan ambing sudah kosong atau masih terisi penuh susu.
- Sesudah pemerahan, puting perlu dilap dengan kain yang dibasahi desinfektan dan dilap dengan kain kering. Kemudian dipping/ celup puting ke larutan antiseptik kurang lebih selama 1 menit misalnya dengan Antisep atau Neo Antisep. Hal ini bertujuan mendesinfeksi saluran puting saat masih terbuka untuk menurunkan resiko terjadinya mastitis. Kemudian ternak juga dapat diberikan makan agar ternak tetap berdiri sehingga putting tidak langsung kontak atau menyentuh lantai.
Dengan praktik atau pelaksanaan manajemen pemerahan yang benar akan menurunkan resiko terjadinya mastitis yang dapat merugikan peternak.
Untuk mencegah mastitis dapat pula diberikan suplemen Mastigrin. Mastigrin merupakan produk herbal yang mempunyai khasiat membantu mengurangi kejadian mastitis serta meningkatkan produksi susu.
Dengan produk herbal maka tidak menyebabkan adanya residu obat, sehingga aman digunakan selama periode laktasi dan susu dapat dikonsumsi. Susu yang berkualitas baik akan memberikan nilai lebih ketika dijual.