Penyakit ND masih menjadi momok utama di sektor perunggasan. Padahal tidak sedikit peternak yang sudah melakukan vaksinasi secara rutin. Mengapa kasus ND masih saja merebak dan sepertinya sulit untuk dikontrol?

Bagaimana Kejadian ND di Lapangan saat ini?

Berdasarkan data lapangan tahun 2016-2018, penyakit ND selalu menempati 10 besar rangking penyakit pada ayam pedaging dan petelur serta menyerang semua umur ayam. Diprediksi pula kejadian ND masih akan mengalami peningkatan jumlah kasus karena saat ini mulai memasuki puncak musim hujan.

Diketahui pula pola serangan kasus ND yang merata di sepanjang tahun saat musim hujan bahkan menuju peralihan musim sekalipun (Grafik 1). Hal tersebut diduga karena kondisi cuaca di Indonesia yang tidak menentu, menyebabkan kondisi tubuh ayam mudah stres sehingga memicu munculnya kasus ND. Selain itu, diduga akibat kondisi lingkungan kandang yang lembap sehingga virus ND cukup stabil dan mudah berkembang.

Diketahui sejak tahun 2009 dimana dari hasil mapping (pemetaan) pantauan oleh Medion telah diidentifikasi virus ND di lapang termasuk kelompok velogenik (ganas) dan digolongkan ke dalam Genotipe VIIH (G7H). Pada tahun 2013 selain genotipe 7H ditemukan juga genotipe 7A (7I). Dimana pada tahun 2018 ini jumlah virus G7A ditemukan hampir sama banyaknya dengan G7H. Dapat disimpulkan bahwa virus ND yang bersirkulasi di Indonesia adalah genotipe G7H dan G7A. Mayoritas virus ND G7 terutama ditemukan di beberapa pulau besar di Indonesia yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, hingga Sulawesi. Hal inilah yang perlu terus diwaspadai peternak. Seperti yang kita ketahui kejadian kasus ND ini akan menimbulkan beberapa kerugian sebagai berikut:

  • Gangguan pernapasan, saraf, pencernaan, dan reproduksi

  • Dapat menyerang pada berbagai umur ayam

  • Tingkat mortalitas ayam bisa mencapai angka 50-90% sedangkan angka kesakitan (morbiditas) relatif tinggi yaitu 80-100%

  • Hambatan pertumbuhan

  • Penurunan produksi telur baik dari kualitas maupun kuantitas bahkan hingga 60%

  • Menjadi faktor predisposisi penyakit pernapasan lain

Diagnosa Penyakit

Terkadang kejadian ND yang menyerang saat ini membuat sulit untuk didiagnosis karena ciri-ciri gejala klinis dan perubahan patologi anatomi yang muncul cukup sulit dibedakan dengan serangan penyakit lain. Untuk gejala klinis ND masih nampak sama saat pertama kali ditemukan yaitu ketika ayam terlihat kesulitan bernapas dan terdengar bunyi yang khas atau biasa disebut ngorok, terutama jika kondisi malam hari sangat dingin. Selain itu, akan terlihat keluarnya lendir dari hidung ayam. Gejala lain yang muncul seperti ayam lemas, nafsu makan turun, bulu kusam, diare berwarna hijau lumut bercampur putih serta masih ditemukan ayam yang mengalami tortikolis. Kasus ND juga menyebabkan penurunan produksi telur, warna kerabang menjadi pucat dan terkadang telur berukuran kecil. Kematian yang tinggi juga menjadi kerugian terbesar dalam kasus ND. Terkadang bisa sampai 10-20 ekor per hari atau bahkan dalam 2 minggu mencapai ±20% dari total populasi.

Perubahan patologi anatomi yang ditemukan dalam kasus ND antara lain radang pada sinus, laring, trakea dan paru-paru namun perubahan tersebut memang tidak khas pada ND saja. Pada saluran perncernaan dapat ditemukan peradangan pada proventrikulus, usus, peyer’s patches dan caeca tonsil. Pada ayam petelur yang sedang berproduksi dapat ditemukan perdarahan pada calon kuning telur, bentuk calon kuning telur tidak teratur dan terkadang ada calon kuning telur yang pecah di rongga perut. Peternak bisa mulai melakukan uji laboratorium (MediLab) untuk membantu meneguhkan diagnosa. Uji laboratorium yang dimaksud meliputi uji serologi, hingga isolasi dan identifikasi agen penyebab penyakit melalui metode polymerase chain reaction (PCR) dan DNA sequencing.

Upaya Pengendalian ND

Penting untuk peternak ketahui bahwa perlu dilakukan pengendalian secara terintegrasi dalam mencegah maraknya kasus ND. Artinya kita tidak hanya mengandalkan vaksinasi dalam mencegah ND, namun keberhasilan vaksinasi juga dipengaruhi beberapa faktor yang kita sebut 4M:

  1. Materi (vaksin dan ayam)

    Pastikan ayam dalam kondisi sehat saat akan divaksinasi ND sehingga titer antibodi yang terbentuk lebih optimal. Gunakan vaksin ND yang kualitasnya masih baik dan sudah teregistrasi. Selain dari segi fisik, penting juga untuk mempertimbangkan penggunaan vaksin ND yang homolog dengan virus ND lapangan. Vaksin yang akan diberikan untuk ayam haruslah disesuaikan dengan jenis dan keganasan penyakit yang sering menyerang. Medion memproduksi vaksin untuk mencegah penyakit ND yang homolog dengan virus ND G7 lapangan, yaitu vaksin Medivac ND G7 Emulsion, Medivac ND G7-EDS Emulsion, Medivac ND G7-EDS-IB Emulsion, dan Medivac ND G7-IB Emulsion. Vaksin inaktif dibutuhkan untuk menggertak kekebalan humoral (kekebalan yang beredar di dalam darah).

    Kekebalan mukosal atau lokal di daerah saluran pernapasan atas yang merupakan pintu masuk infeksi virus ND. Maka, vaksin aktif seperti Medivac ND La Sota, Medivac ND Hitchner B1, Medivac Clone 45, atau Medivac ND-IB tetap perlu diberikan untuk merangsang pembentukan kekebalan ND secara cepat dan protektif.

  2. Metode (program vaksinasi dan teknik vaksinasi)                                                                  

                                                            Berikut contoh program vaksinasi pada ayam pedaging dan petelur yang dapat disesuaikan dengan kondisi farm setempat (Tabel 1).

  3. Untuk mendapatkan antibodi yang optimal, pastikan vaksinasi ND pertama diberikan dengan melalui tetes mata/hidung agar mengaktifkan kelenjar harderian (organ kekebalan) di daerah mata. Selain itu juga, agar tiap ekor anak ayam mendapatkan 1 dosis penuh. Sedangkan vaksin inaktif yang disuntikkan diberikan menyesuaikan dengan umur ayam, misalnya 0,5 ml untuk ayam dewasa melalui suntikan suntikan maupun intramuskuler, dan 0,2 ml untuk anak ayam melalui suntikan subkutan.

  4. Manusia (keterampilan, sikap, dan pengetahuan)

    Jika tenaga vaksinasi (vaksinator, red) bukan dari perusahaan vaksin, maka tim vaksinator perlu diberikan pelatihan khusus agar memiliki pengetahuan dan skill vaksinasi yang baik.

  5. Milieu/lingkungan (agen penyakit, biosekuriti, dan air)

    Ciptakan kondisi kandang yang nyaman dengan memperhatikan jumlah ayam dalam kandang tidak terlalu padat, ventilasi kandang cukup dan sedapat mungkin dilakukan sistem “all in all out” dan penerapan istirahat kandang minimal 2 minggu.

    Perketat biosekuriti dengan membatasi lalu lintas orang/kendaraan yang keluar-masuk masuk kandang. Tidak menutup kemungkinan virus ND terbawa melalui roda kendaraan atau alas kaki personil kandang yang keluar-masuk kandang. Lakukan desinfeksi baik kendaraan maupun personil, terutama jika datang dari kandang peternakan yang terinfeksi. Sanitasi air minum dengan memberikan antiseptik seperti Desinsep atau Neo Antisep guna menekan penularan penyakit melalui air minum.

    Lakukan sanitasi kandang dan peralatan (kandang dibersihkan, dicuci dan disemprot) dengan Neo Antisep atau Medisep. Apabila sedang terjadi outbreak maka penyemprotan dilakukan setiap hari karena penularan virus ND dapat terjadi melalui udara. Sanitasi tempat minum dan pakan dilakukan dengan mencuci tempat minum dan pakan serta didesinfeksi (Medisep) setiap 2 kali sehari. Meningkatkan daya tahan tubuh ayam perlu dilakukan dengan memberikan multivitamin/ suplemen (Vita Stress/Fortevit/Imustim) secara rutin supaya ayam tidak mudah terserang penyakit.

Penyakit ND bukanlah penyakit baru dan sudah muncul di Indonesia sejak lama. Perlu menerapkan beberapa tindakan pengendalian ND secara terintegrasi agar ND tidak semakin eksis. Dan tak lupa Medion pun akan terus melakukan pengumpulan data lapangan dan rangkaian penelitian guna mengetahui perkembangan ND. Semoga bermanfaat. Salam.

Pantauan Kasus ND di Lapangan
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin