Permintaan daging ayam kampung yang cukup besar memberikan peluang bisnis yang menggiurkan dalam budidaya ayam kampung. Manajemen pemberian pakan memberikan peranan yang penting dalam pertumbuhan ayam kampung. Meskipun demikian pemberian pakan untuk ayam kampung tidak begitu rumit atau kompleks seperti pakan ayam pedaging maupun ayam petelur. Pemeliharaan ayam kampung secara tradisional yaitu sebagai sampingan, pakan yang diberikan berasal dari sisa limbah rumah tangga dan biasanya ayam dibiarkan diumbar mencari pakan sendiri. Namun hal tersebut berbeda dengan pemeliharaan secara intensif untuk tujuan komersil yang mengutamakan efisiensi. Pakan perlu diperhatikan kualitas dan kuantitasnya untuk mencapai target produksi.
Standar Nutrisi Ayam Kampung
Kebutuhan nutrisi ayam kampung harus terpenuhi untuk maintenance (hidup pokok), produksi dan reproduksi. Penyusunan ransum yang efisien dan presisi diformulasikan sesuai dengan standar kebutuhan ternak berdasarkan kebutuhan nutrisi makro dan nutrisi mikro.
Di era sekarang nutrisionist memformulasikan pakan dengan pendekatan kebutuhan nutrisi mikro yang dapat tercerna oleh ternak.
Pertumbuhan dan produktivitas ayam kampung berbeda dengan ayam ras pada umumnya. Hal tersebut yang membedakan standar kebutuhan nutrisi ayam kampung serta kualitas output yang dihasilkan (telur dan daging). Beberapa hasil penelitian menjelaskan bahwa kebutuhan nutrisi ayam kampung lebih rendah dibandingkan dengan ayam pedaging maupun petelur.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi harus diperhatikan baik secara kualitas maupun kuantitas. Secara kualitas yaitu kebutuhan akan zat nutrisi (nutrien) baik nutrisi makro maupun nutrisi mikro secara seimbang dalam menunjang produktivitas ayam kampung. Standar kebutuhan nutrisi ayam kampung tercantum dalam Tabel 1.
Selain itu, kebutuhan secara kuantitas yaitu jumlah pemberian pakan yang harus diberikan dalam memenuhi kebutuhan ayam kampung. Biasanya untuk pemberian dibagi berdasarkan umur ayam kampung.
Semakin bertambah umur jumlah pemberian pakan pada ayam kampung semakin bertambah sesuai dengan kebutuhan ayam dalam mencapai produktivitas. Kebutuhan pakan ayam kampung berdasarkan umur tercantum dalam Tabel 2.
Bahan Pakan dalam Ransum Ayam Kampung
Penggunaan bahan baku dalam penyusunan pakan ayam kampung dikelompokan terlebih dahulu yaitu sebagai sumber energi, protein, serat, mineral dan vitamin. Contoh bahan baku sumber energi yang dapat digunakan diantaranya jagung, bekatul, gandum, pollard, sorgum, barley, minyak, dan menir.
Bahan baku sumber protein yang dapat digunakan antara lain, bungkil kedelai, Meat Bone Meal (MBM), tepung ikan, bungkil kelapa, Corn Gluten Meal (CGM) dan Distillers Dried Grain with Soluble (DDGS). Bahan baku sumber mineral yang dapat digunakan tepung/grit batu, tepung kerang, tepung tulang, DCP/MCP, dan garam.
Pemilihan bahan baku dapat menggunakan bahan baku alternatif sebagai upaya dalam menekan biaya produksi. Contoh bahan baku alternatif yang dapat digunakan antara lain roti afkir, mie instant remuk, bihun afkir, tepung keong, tepung bekicot dan lain sebagainya.
Namun, yang perlu diperhatikan terkait faktor pembatas dalam pengggunaan bahan baku alternatif tersebut.
Penyusunan pakan yang seimbang akan menghasilkan kecernaan yang tinggi dalam tubuh ternak. Namun tidak bisa dipungkiri adanya variasi kualitas bahan baku dan kontaminasi rancun jamur seperti aflatoksin di lapangan, secara tidak langsung dapat menurunkan kecernaan ransum. Hal tersebut akan berdampak secara langsung terhadap performa ayam kampung dan tentunya merugikan peternak.
Penambahan premiks sudah familiar digunakan dikalangan peternak. Premiks berfungsi melengkapi kebutuhan nutrisi mikro (mineral, vitamin dan asam amino) yang dibutuhkan ternak sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Selain itu, aditif dalam pakan juga sudah mulai digunakan kalangan peternak, sebagai langkah pencegahan penurunan performa akibat kualitas pakan yang rendah atau turun di lapangan.
Penggunaan aditif seperti enzim dapat meningkatkan kecernaan dan pemanfaatan nutrisi. Contoh enzim yang dapat ditambahkan dalam ransum adalah Prozyme. Prozyme merupakan imbuhan pakan dengan kandungan multienzim.
Kandungan multienzim dalam Prozyme terdiri dari amylase, protease, xylanase, phitase. Selain itu, dalam Prozyme juga terdapat tambahan mineral MnSO₄ dan ZnO yang berfungsi sebagai kofaktor (mempercepat kerja enzim) sehingga kerja enzim lebih optimal.
Kondisi aktual di lapangan, peternak ayam kampung banyak yang menggunakan pakan pabrikan atau komersil ayam pedaging maupun petelur. Pakan pabrikan tersebut dicampur dengan bahan pakan sumber energi seperti jagung, dedak dengan perbandingan tertentu. Bahan pakan yang digunakan dalam menyusun ransum ayam kampung tidak jauh berbeda seperti pada ayam pedaging maupun petelur, yang perlu diperhatikan standar kebutuhan nutrisi yang berbeda. Beberapa syarat pemilihan baku bahan yang baik antara lain:
- Kandungan nutrisi sesuai standar
- Ketersedian kontinyu
- Harga relatif murah
- Kandungan antinutrisi rendah
- Memiliki palatabilitas tinggi
- Tidak terkontaminasi racun jamur maupun pemalsuan.
Setelah menentukan bahan baku untuk diformulasikan. Perlu juga memperhatikan batasan penggunaan bahan baku dalam ransum. Batasan penggunaan bahan baku merupakan pedoman terkait adanya karakteristik kelemahan atau kelebihan masing-masing bahan baku, seperti kandungan antinutrisi, sehingga pemahaman batasan penggunaan penting untuk diperhatikan.
Formulasi Ayam Kampung
Pakan berkualitas dan ekonomis merupakan idaman bagi kalangan peternak. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun formulasi pakan antara lain bahan baku, standar kebutuhan nutrisi, dan teknik formulasi. Penggunaan bahan baku harus dipastikan kandungan nutrisinya sesuai dengan standar.Peternak bisa mengujikan terlebih dahulu bahan baku yang akan digunakan dalam formulasi di laboratorium MediLab. Pemilihan bahan baku juga memperhatikan terutama keseimbangan antara kandungan energi dan protein serta komposisi mineral mikro dalam ransum.
Pada situasi ekonomi saat ini kemampuan peternak untuk berusaha bertahan pada himpitan ekonomi menjadi kunci keberhasilan usaha pemeliharaan ayam kampung. Selain itu, adanya peningkatan harga bahan baku pakan yang tidak menentu, sehingga diperlukan strategi yang tepat dalam formulasi pakan.
Perhitungan formulasi pakan semakin mudah dengan adanya bantuan software seperti progam Winfeed, Brill formulation, dll. Teknik formulasi tersebut menghasilkan output formulasi pakan dengan nutrisi yang memenuhi standar dan harga yang paling murah (least cost formulation). Berikut contoh formulasi ayam kampung tercantum pada Tabel 3.
Produktivitas ayam kampung akan optimal jika kita memperhatikan kualitas dan kuantitas dalam pemberian ransum. Pemilihan dan penggunaan bahan baku yang tepat dalam formulasi menjadi kunci utama dalam menghasilkan pakan berkualitas. Salam