Sistem ventilasi merupakan komponen utama pada kandang tipe closed house layer maupun broiler yang perlu kita perhatikan. Sistem ventilasi akan mengatur proses pergantian udara di dalam kandang dengan udara segar dari luar kandang. Pergantian tersebut diperlukan untuk memenuhi kebutuhan oksigen, proses pengeluaran gas beracun, proses pengaturan suhu dan kelembapan, serta menciptakan suhu efektif yang sesuai kebutuhan ayam. Tipe ventilasi di kandang closed house ada beberapa macam diantaranya adalah ventilasi tunnel, cross, longitudinal, dan combitunnel. Untuk daerah yang beriklim tropis maka akan lebih tepat dengan menerapkan tipe ventilasi tunnel atau terowongan. Hal ini disebabkan karena dengan sistem ventilasi ini kecepatan udara yang dihasilkan akan sangat tinggi dimana itu dibutuhkan untuk mendinginkan suhu di dalam kandang. Dalam sistem ventilasi terbagi menjadi 3 tahapan penerapan sesuai dengan umur pemeliharaan ayam yaitu ventilasi minimum, transisi, dan maksimum.

Ventilasi minimum adalah tahap pertama dari sistem ventilasi closed house dimana jumlah pertukaran udara ditentukan oleh pengaturan waktu atau timer dari controller, bukan diatur oleh suhu. Ventilasi minimum diaplikasikan ketika suhu dari luar kandang yang akan masuk ke dalam kandang berada di bawah target suhu yang diinginkan yaitu pada periode brooding, musim dingin atau di daerah subtropis. Pada tahapan ventilasi minimum ini sebagian besar aliran udara bergerak mengenai tubuh ayam relatif kecil sekitar 0,3 m/s. Ventilasi minimum ini dijalankan dengan mengatur kipas intermitten (onoff) selama durasi waktu yang ditentukan dalam siklus tertentu.

Tahapan selanjutnya yaitu ventilasi transisi dan ventilasi maksimum. Dalam tahapan ini kecepatan udara yang tinggi dikombinasikan dengan efek penggunaan cooling pad untuk mencapai kenyamanan ayam. Ventilasi maksimum ini penting digunakan terlebih saat musim kemarau di daerah tropis. Untuk daerah tropis karena suhu luar terkadang relatif lebih tinggi maka penerapan ventilasi maksimum bisa diterapkan saat akhir periode starter sampai finisher untuk ayam broiler, sedangkan untuk ayam layer di periode grower sampai periode layer. Ventilasi maksimum ini sebagian besar aliran udara diusahakan bergerak di level ketinggian ayam dan mengenai tubuh ayam dengan kecepatan 3,0-3,2 m/detik untuk ayam broiler dan kecepatan 2,0-2,5 m/detik untuk ayam layer. Pada tahapan ventilasi maksimum ini sistem ventilasi dioperasikan dengan mengatur jumlah kipas yang on berdasarkan suhu yang terbaca di dalam kandang. Pengaturan penggunaan cooling pad didasarkan oleh kombinasi dari 3 parameter yaitu standar minimum kecepatan udara, suhu yang tercapai, dan dibatasi oleh kelembapan yang ditimbulkannya. Waktu on-off dari penggunaan cooling pad ini diatur berdasarkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membasahi seluruh area cell pad dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk cell pad mulai mengering. Saat mode ventilasi maksimum ini beroperasi, alat pemanas (IGM ataupun Super Saver) sudah tidak bekerja karena yang diperlukan adalah efek pendinginan dari sistem ventilasi tersebut. Jika suhu dalam kandang meningkat di atas target, maka kipas bekerja terus menerus berdasarkan kontrol suhu dan sampai dibutuhkan penggunaan cooling pad sesuai standar minimum kecepatan udara dan target suhu untuk mulai menggunakan cooling pad.

Hal yang harus diperhatikan dalam optimalisasi ventilasi yaitu :

1. Tekanan udara di dalam kandang

Tekanan udara dapat diukur dengan alat Magnehelic static pressure meter. Tekanan udara di dalam kandang harus bertekanan negatif dan sangat tergantung kepada dimensi kandang (lebar x panjang x tinggi), luasan area inlet, dan juga dari kebocoran tirai kandang. Contoh untuk kandang broiler ukuran standar dengan lebar 12 meter, panjang 120 meter, dan tinggi 2 meter, maka tekanan negatif yang baik adalah 0,05-0,10 inchi H₂O atau 12 – 25 Pa. Bila tekanan udara di bawah 0,05 inchi H₂O maka aliran udara luar yang masuk ke kandang akan jatuh ke area litter yang menyebabkan litter cepat lembap dan basah. Kandang dengan lebar lebih dari 12 meter maka akan lebih sulit untuk mendapatkan tekanan udara standar. Maka disarankan untuk kandang yang lebar ditambah dengan kipas sirkulasi yang dipasang di dalam kandang. Kandang layer closed house akan mempunyai tekanan udara yang berbeda karena adanya cages atau baterai di dalam kandang sehingga untuk tekanan udara di kandang layer ini nilainya akan lebih besar karena adanya hambatan atau blocking dari material cages.

Jika di dalam kandang terdapat cages maka area tier yang paling bawah akan tinggi tingkat kelembapannya sehingga suhu efektif yang dirasakan ayam juga tinggi, dan ini tentunya akan berpengaruh terhadap produktivitas ayam petelur. Tekanan udara yang rendah (<0,10 inchi H₂O) hanya diperbolehkan di kandang dengan kelembapan udara yang sangat rendah/kering (<60%). Ukur dan pantau kecepatan udara secara teratur. Jika terjadi masalah ventilasi di dalam kandang harus segera dicari solusinya. Pada penerapan ventilasi maksimum ini, perbedaan suhu di area depan dan belakang kandang tidak boleh melebihi dari 2,8°C antara bagian depan dan belakang kandang.

Perbedaan suhu yang cukup tinggi tersebut bisa diakibatkan dari tirai kandang tidak menutup sempurna, luasan inlet yang tidak tepat, kebocoran pada plafon, insulasi tirai yang tidak bagus, dan kapasitas kipas tidak sesuai. Pemilihan dan pemeliharaan peralatan ventilasi yaitu kipas dan cell pad merupakan bagian penting dari ventilasi maksimum.

Pada pemeliharaan ayam broiler pemasangan sekat bisa dilakukan untuk mencegah ayam berpindah ke area yang lebih dingin (area di sekitar cooling pad). Hal ini sangat membantu untuk menjaga keseragaman ayam dan distribusi panas di dalam kandang pada saat cuaca panas. Pemasangan sekat kira-kira setiap jarak 40 m.

2. Keseimbangan area inlet dan outlet

Inlet ini dibuat pada area cooling pad dan digunakan dalam pengaturan luas area tempat dimana udara masuk ke dalam kandang dan luasan ini dihitung berdasarkan jumlah kipas yang digunakan. Ukuran bukaan inlet ini adalah pintu masuknya udara ke area dalam kandang. Ketidakseimbangan antara input dan output akan berdampak terhadap kecepatan udara yang dihasilkan, kerataan sebaran udara di dalam kandang, munculnya area blank spot (mati angin), selisih suhu yang tinggi antara depan dan belakang, litter mudah lembap, dan berbagai dampak negatif lainnya. Jika area inlet terbuka terlalu lebar maka aliran udara yang masuk dari cooling pad akan jatuh ke bawah/area litter yang menyebabkan litter cepat lembap dan menggumpal. Demikian juga sebaliknya jika bukaan inlet terlalu kecil maka akan berakibat kecepatan udara akan lebih tinggi dari target yang diharapkan tetapi aliran udara tersebut tidak menyebar secara merata. Kesalahan yang sering ditemukan di kandang closed house adalah kegagalan untuk mengatur antara bukaan inlet dengan jumlah kipas yang running. Penentuan bukaan inlet ini berpedoman pada jumlah kipas yang running/on dan target kecepatan udara yang dikehendaki.

Contoh dari pehitungan bukaan inlet adalah sebagai berikut :

Kapasitas kipas/unit          : 39.000 m³/jam
Total kipas                               : 7 unit
Cooling pad                              : 54 m²
                                                       : (15 m x 1,5 m) x 2
                                                         (Tipe 45°/45°)

Target kecepatan udara  : 2 m/s

Area bukaan inlet = Kapasitas kipas
                                            Target kecepatan udara
                                         = 39.000 m³/jam
                                           2 m/s
                                         = 19.500/(3.600) m²
                                            (konversi jam ke detik)
                                         = 5,4 m²

Karena panjang total cooling pad adalah 30 meter maka lebar bukaan area inletnya adalah :
Lebar inlet                 = Luas area inlet  
                                              Panjang total cooling pad
                                         = 5,4 m²
                                             30 m
                                         = 0,18 m atau 18 cm
                                             (per unit kipas)

Jika kipas yang running bertambah maka lebar bukaan inlet juga harus ditambah sehingga akan seimbang antara input udara yang masuk dengan output udara yang keluar.

Dengan inlet dan outlet yang seimbang maka akan didapatkan kecepatan udara yang sesuai target serta sebaran udara yang merata di seluruh area dalam kandang. Untuk menjaga keseimbangan inlet dan outlet juga disarankan untuk menghindari terjadinya hambatan/sumbatan pada area inlet dan cell pad. Area inlet tidak akan optimal jika bukaan tirai di cooling pad yang tidak tepat, dinding kawat terlalu rapat, cell pad yang kotor ataupun adanya sumbatan di lubang-lubang cell pad. Area inlet atau cell pad yang tersumbat tersebut akan berpengaruh terhadap luasan inlet yang mengalami penurunan dan mengakibatkan tidak seimbangnya antara total luas inlet dengan jumlah kipas yang running. Penyumbatan tersebut bisa terjadi karena kualitas air yang dipakai di dalam bak penampungan cooling pad mengandung banyak kandungan garam. Sehingga perlu diperhatikan kualitas air yang digunakan dan dilakukan pengurasan bak penampungan cooling pad dan pembersihan cell pad secara berkala.

Peternak dengan kandang closed house di periode awal pemeliharaan harus memperhitungkan tingkat ventilasi serendah mungkin tetapi tetap memperhatikan pengeluaran kelembapan dan kualitas udara. Untuk kandang dengan peralatan sistem ventilasi yang sudah bagus biasanya sudah dibuat secara otomatis antara lebar bukaan inlet dengan jumlah kipas yang running sehingga akan lebih tepat penerapannya.

3. Pengaturan sistem controller

Sistem controller ini adalah otak yang mengendalikan kerja semua peralatan sistem ventilasi sehingga pengaturannya harus sesuai dengan target yang diinginkan atau sesuai dengan kebutuhan ayam. Pengaturan yang tepat tersebut diantarannya adalah pengaturan kipas intermittent, urutan kipas running, pengaturan cooling pad, pengaturan pemanas, pengaturan alarm, dan recording iklim mikro. Pengaturan controller harus tepat dan sesuai dengan kebutuhan ayam. Dengan pengaturan yang tepat maka jumlah kipas yang running juga akan sesuai dengan target suhu yang diharapkan. Cara pendinginan kipas ini adalah pendinginan kandang secara mekanis yaitu memanfaatkan aliran udara dan juga dari efek wind chill yang dihasilkan oleh kecepatan udara tersebut. Pada periode awal pemeliharaan, pengaturan kipas yang running ini dibutuhkan kipas intermittent atau kipas dengan siklus on-off. Kipas tersebut dibutuhkan karena untuk memenuhi standar kebutuhan udara yang masih relatif sedikit dan juga kecepatan udara yang sangat rendah yaitu dikisaran 0,3-0,5 m/s.

Jika di dalam sistem peralatan ventilasi sudah terpasang alat inverter maka kipas intermittent bisa digantikan dengan inverter karena alat ini akan mengendalikan kecepatan putaran kipas sehingga total udara dan kecepatan udara yang dihasilkan bisa disesuaikan dengan target kebutuhannya. Pemanas juga dikendalikan oleh controller yaitu jika suhu di kandang di bawah target maka pemanas akan beroperasi untuk memenuhi target panas yang diinginkan. Sistem pemanas ini akan diatur oleh controller untuk on dan off-nya sesuai dengan setting yang kita input. Kemudian suhu di kandang yang terbaca oleh sensor akan dikirimkan ke controller, sehingga penempatan sensor ini juga sangat penting karena akan menggambarkan kondisi sebenarnya yang dirasakan ayam. Selain dari posisi sensor, kebersihan sensor juga harus kita perhatikan untuk menjaga keakuratan pembacaan suhu oleh sensor tersebut. Cara kerja pendinginan evaporatif oleh cooling pad adalah udara panas yang masuk melalui cell pad akan bersentuhan dengan air. Udara panas akan melepaskan energi (panas) ke air. Karena udara melepaskan energi, maka udara menjadi lebih dingin. Air menggunakan energi yang diberikan oleh udara, untuk mengubah fase dari cair menjadi uap (penguapan). Efek pendinginan akan sangat tergantung pada jumlah dari uap air yang sudah ada di dalam udara luar kandang (Relatif Humidity/RH). Semakin rendah kelembapan udara di luar kandang, maka semakin banyak uap air yang dapat diserap oleh cooling pad, sehingga semakin besar potensi penurunan suhu di dalam kandang dan sebaliknya. Kemampuan penurunan suhu di dalam kandang sangat tergantung pada suhu dan RH di luar kandang, jenis cell pad, tingkat kerataan basah permukaan cell pad.

4. Perawatan peralatan sistem ventilasi

Prinsip dari perawatan (maintenance) peralatan ventilasi closed house adalah mengecek kondisi peralatan ventilasi closed house secara rutin dan membersihkannya. Perawatan yang dilakukan dengan benar akan membantu alat berfungsi secara optimal dan durabilitas peralatan juga akan terjaga dengan baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan perawatan pada peralatan ventilasi kandang closed house agar finansial dan operasional berjalan lancar. Alat-alat yang perlu dilakukan perawatan antara lain komponen kipas exhaust berupa v-belt, pulley, blade, dan shutter. Kemudian bagian-bagian panel kontrol, cooling pad, tirai kandang, dan perlengkapan lainnya yang mendukung dari tingkat kerapatan kandang.

5. Floor space/kepadatan ayam (kg/m²)

Kapasitas kandang dan berat badan ayam akan sangat menentukan dalam sistem ventilasi terutama di periode finisher untuk ayam broiler. Semakin banyak populasi ayam dan semakin besar berat badan yang ada di dalam kandang maka akan semakin besar sirkulasi udara yang dibutuhkan.

Pada ayam layer kepadatan ayam tergantung pada periode pemeliharaan yaitu periode starter, grower, dan layer seperti tertampil pada tabel 2. Untuk ayam broiler kepadatan ayam tergantung dari total berat badan yang dihasilkan di dalam kandang tersebut. Dengan kepadatan ayam yang berlebih atau terlalu tinggi maka dibutuhkan ventilasi yang berlebih juga untuk menurunkan panas di dalam kandang. Panas di dalam kandang ini ternyata 80% berasal dari panas tubuh ayam.

Kepadatan ayam di atas 28 kg/m² mengharuskan peternak untuk terus memantau perilaku ayam, feed intake, dan suhu tubuh ayam. Penyesuaian sirkulasi dan kecepatan udara perlu dicek untuk memastikan kenyamanan ayam. Penyesuaian ini tergantung pada apakah kandang memiliki kemampuan ventilasi yang bagus atau tidak. Kemampuan tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis peralatan ventilasi yang terpasang.

Dampak Negatif Pengaturan Ventilasi yang Tidak Tepat

Ventilasi di dalam kandang closed house bertanggung jawab terhadap berlangsungnya sirkulasi udara secara terus menerus dan bisa menurunan suhu yang ada di dalam kandang. Penurunan suhu tersebut tentunya harus berurutan tahapannya. Tahapan yang pertama yaitu penurunan suhu dengan pemanfaatan efek kecepatan udara (wind chill effect) kemudian tahap selanjutnya adalah penurunan suhu dengan sistem evaporasi. 

Jika pengaturan ventilasinya tidak tepat maka akan menyebabkan suhu di dalam kandang meningkat cukup tinggi dan sistem ventilasi yang ada tidak mampu untuk menurunkan suhu. Hal tersebut bisa berdampak munculnya heat stress yang akhirnya mengakibatkan performa ayam menurun.

Ventilasi yang tidak tepat juga akan membuat kelembapan di dalam kandang tinggi dan berdampak terhadap peningkatan terjadinya reaksi pembentukan amonia di dalam kandang. Amonia yang tinggi (>5 ppm) bisa mengganggu terhadap kesehatan ayam.

Evaluasi Sistem Ventilasi di dalam Kandang

Evaluasi dari keseluruhan sistem ventilasi yang kita pasang di dalam kandang dapat kita lihat dari tingkah laku ayam. Tingkah laku ayam tersebut adalah indikator yang terbaik untuk mengetahui seberapa baik kinerja dari sistem ventilasi yang sudah kita pasang dan kita atur. Lihat kondisi ayam setelah 30 menit dilakukan perubahan atau perbaikan ventilasi sehingga kondisi riil akan tergambarkan. Pengecekan tersebut bisa dilakukan juga dengan melihat dari jendela kandang untuk melihat sebaran ayam. Amati tingkah laku atau aktivitas ayam dari depan sampai belakang di sepanjang jalur pakan dan jalur air minum. Jika semua sistem ventilasi sudah beroperasi dan tidak ditemukan ayam yang menunjukkan tanda-tanda kedinginan yaitu duduk dan meringkuk, ataupun kepanasan misalnya ayam melebarkan sayap dan panting, maka penerapan ventilasi kita sudah tepat.

Demikian sekilas informasi terkait optimalisasi pengaturan ventilasi pada di kandang closed house. 

Semoga dapat menambah wawasan kita semua. 

Sukses selalu.

 

 

Optimalisasi Pengaturan Ventilasi di Kandang Closed House
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin