Bapak Indra – By email

Apakah ada obat untuk menghilangkan bau kotoran ayam? Saya mendapat keluhan dari masyarakat sekitar farm saya karena bau menyengat, padahal saya rutin mengeruk kotoran ayam. Terima kasih.

Jawab:
Terima kasih Bapak Indra atas pertanyaan yang disampaikan. Kandang yang berbau menyengat biasanya disebabkan oleh kadar amonia yang tinggi. Amonia adalah gas yang dihasilkan dari proses perombakan sisa-sisa nitrogen yang terdapat dalam kotoran atau feses oleh bakteri ureolitik. Amonia sendiri di lingkungan terdapat dalam 2 bentuk, yaitu bentuk terikat atau terlarut dalam cairan feses (NH₄OH) dan bentuk gas (NH₃). Masalah bau kandang memang tidak bisa dianggap remeh, karena menjadi salah satu masalah klasik dalam peternakan unggas. Bau kandang yang berlangsung dalam waktu lama bisa menyebabkan terganggunya kesehatan dan kenyamanan ayam maupun peternak serta timbulnya pencemaran/polusi udara terhadap lingkungan sekitar kandang. Amonia sendiri produksinya tidak dapat kita hindari. Tingginya kadar amonia dapat dipicu oleh sirkulasi udara kandang yang kurang lancar, populasi ayam yang terlalu padat, atau manajemen alas kandang (sekam) dan feses yang kurang baik.

Untuk mencegah atau mengendalikan kadar amonia di kandang, lakukan tindakan sebagai berikut :

1. Kontrol suhu dan kelembapan
• Di daerah lembap dan panas, pengurangan suhu udara di dalam kandang bisa dilakukan dengan bantuan blower atau kipas angin. Dalam pemasangannya, blower harus memperhatikan arah aliran angin (arah angin jangan bolak-balik/tidak teratur), populasi ayam, kecepatan angin dan volume ruangan kandang. Perhatikan juga ventilasi udara di dalam kandang, aturlah agar udara dapat bersirkulasi dengan lancar sehingga udara yang masuk tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit.
• Perhatikan manajemen buka tutup tirai serta mengatur jarak antar kandang. Selain itu, kandang closed house dapat menjadi solusi karena dapat mengatur suhu dan kelembapan dalam kandang serta mengeluarkan gas beracun dari kandang. Pengaturan udara pada kandang closed house yang terpenting adalah dengan mengupayakan kualitas udara secara seragam dan merata ke seluruh ruangan kandang.

2. Atur kepadatan kandang
Kepadatan ayam yang ideal adalah 15 kg/m² atau setara dengan 6-8 ekor ayam pedaging dan 12-14 ekor ayam petelur grower (pullet) per m²-nya. Saat awal (masa brooding), lakukan pelebaran sekat kandang secara teratur sesuai pertumbuhan ayam sampai seluruh kandang terpenuhi.

3. Cegah kejadian wet dropping (feses basah) atau diare, karena amonia akan cepat terbentuk jika kondisi feses basah dan lembap.
• Atasi kasus infeksi pencernaan (penyakit necrotic enteritis, koksidiosis, colibacillosis, dll.) yang menyerang ayam dengan segera.
• Sesuaikan kebutuhan asupan protein dan garam dalam ransum ayam. Kadar garam yang terlalu tinggi dalam ransum akan mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh, sehingga feses ayam menjadi basah. Kadar garam yang tinggi juga akan memicu konsumsi air minum lebih banyak sehingga menyebabkan ayam mudah mengalami diare. Bisa dilakukan pengecekan kadar garam dalam pakan di Laboratorium Medion untuk mencegah kadar garam yang berlebihan. Demikian halnya dengan kadar protein yang terlalu tinggi. Hal ini terjadi karena sisa protein yang tidak tercerna akan diubah menjadi asam urat yang tinggi konsentrasinya di dalam ginjal, sehingga memicu ayam minum lebih banyak. Akibatnya feses pun menjadi basah dan encer.

4. Manajemen pengendalian feses
Pada kandang panggung, tumpukan feses di bawah kolong kandang yang terlalu banyak atau feses basah bisa menimbulkan bau amonia yang mengganggu. Kondisi ini akan lebih parah jika ketinggian kolong kandang tidak sesuai (<1,5 meter) sehingga feses tidak cepat kering. Lakukan manajemen penanganan feses di kolong kandang dengan tepat untuk kandang panggung agar feses ayam tidak lembap dan pembentukan amonia terhambat. Bersihkan feses di bawah kandang minimal seminggu sekali supaya tidak terlalu menumpuk. Selain itu, supaya feses menjadi lebih kering dapat ditambahkan bahan-bahan yang dapat mengikat air dalam feses seperti penambahan zeolit atau kapur 1-3%. Untuk mengatasi adanya lalat yang memperparah bau amonia bisa ditambahkan Larvatox dengan dosis 100 g tiap 1 ton ransum. Larvatox dapat membantu memperbaiki tekstur feses dan membuat feses menjadi lebih kering.

5. Lakukan manajemen litter dengan baik :
• Pilih bahan litter yang berkualitas (kering, tidak berdebu, mampu menyerap air secara optimal) serta memasangnya dalam jumlah cukup (tidak terlalu tipis). Gunakan litter dengan ketebalan optimal, yaitu 8-12 cm untuk kandang postal dan 5-8 cm untuk kandang panggung. Hal ini bertujuan agar litter menjadi lebih kering dan bisa menjaga suhu hangat saat masa brooding.
• Untuk sistem pemeliharaan di kandang postal, pada litter juga bisa ditambahkan kapur. Penambahan kapur ini berfungsi membantu penyerapan air dan kelembapan udara. Penambahan kapur juga bermanfaat mencegah terjadinya koksidiosis karena koksidia (penyebab koksidiosis) tidak tahan terhadap panas dari kapur.
• Pada masa brooding, lakukan pembolak-balikan litter secara teratur setiap 3-4 hari sekali, mulai umur 4 hari sampai umur 17 hari. Hal ini untuk menghindari litter menggumpal sejak awal. Namun jika litter sudah terlanjur ada yang menggumpal namun jumlahnya masih sedikit, maka yang menggumpal bisa dipilah dan dikeluarkan dari kandang. Namun jika jumlah litter yang menggumpal atau basah sudah banyak, lebih baik tambah litter baru hingga yang menggumpal tidak nampak. Litter pengganti yang akan digunakan bisa sebelumnya disemprot dengan menggunakan desinfektan seperti Medisep atau Zaldes.
• Perbaiki atap kandang yang bocor secepatnya dan hindari pekerjaan yang tergesa-gesa, terutama dalam mengganti air minum. Jangan sampai air tumpah ke litter. Pasang instalasi tempat minum dengan benar agar tidak terjadi kebocoran air.

6. Minimalisir bau amonia
Untuk mengurangi bau amonia, gunakan bahan yang mampu mengikat amonia yaitu Ammotrol. Ekstrak herbal di dalam Ammotrol dapat membuat tekstur feses menjadi lebih kering, sehingga bau amonia di kandang berkurang. Ammotrol akan mengikat amonia yang terbentuk dari sisa metabolisme protein menjadi bentuk yang tidak menguap dan tidak toksik sehingga bau amonia berkurang, udara dalam kandang menjadi bersih, dan pertumbuhan ternak optimal. Ammotrol juga dapat membantu meningkatkan permeabilitas dinding usus sehingga nutrisi mudah diserap usus yang menyebabkan penggunaan ransum menjadi efisien. FCR (Feed Conversion Ratio) menurun, produksi telur dan berat badan pun meningkat. Pemberian Ammotrol relatif mudah, cukup disemprotkan ke feses atau dilarutkan dalam air minum, serta bisa diberikan bersamaan/dicampur dengan vitamin atau antibiotik.

Mengurangi Bau Feses di Kandang
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin