Telah banyak diketahui bahwa hati merupakan organ penting yang berperan dalam sekresi empedu, detoksifikasi, pembentukan sel darah merah, metabolisme, dan penyerapan vitamin. Hati memiliki fungsi detoksifikasi, yaitu dengan mengubah senyawa-senyawa toksik atau racun hasil metabolisme serta yang berasal dari luar tubuh menjadi zat-zat yang secara fisiologis tidak aktif.

Pada akhir tahun 2017, beberapa peternak unggas dihebohkan dengan ditemukannya kasus infeksi yang disebabkan Fowl Adenovirus (FAdV) dan menyebabkan banyak kerugian. Virus ini menyebabkan penyakit Inclusion Body Hepatitis (IBH) merebak. Kerugian yang sering dialami peternak sebagai berikut:

  • Tingkat mortalitas (kematian) ayam bisa mencapai angka 10-30% dimana kejadian harian mencapai >1% secara mendadak. Sedangkan angka kesakitan (morbiditas) relatif tinggi yaitu 1-10%.
  • Merusak langsung sistem kerja hati karena efek imunosupresi
  • Standar berat badan tidak tercapai hingga membengkaknya feed conversion ratio (FCR) pada ayam broiler.
  • Pada ayam layer juga dapat menghambat pertumbuhan dan produksi telur.
  • Dapat menyerang pada berbagai umur ayam
  • Bersifat subklinis (breeder) transmisi virus vertikal

Berdasarkan hasil pemantauan laporan analisa kasus yang dilakukan tim Technical Education and Consultation Medion (2021), penyakit IBH termasuk ke dalam 5 besar kasus penyakit viral pada broiler di periode Januari-Juni 2021. Kasusnya meningkat di bulan Maret dan menurun di bulan Juni. Sedangkan pada layer farm, kasus IBH sangat jarang terjadi, namun masih masuk dalam 10 besar rangking penyakit viral pada 3 tahun terakhir sehingga tetap perlu diwaspadai.

Inclusion Body Hepatitis

Inclusion Body Hepatitis atau disebut juga Hepatitis Hydropericardium adalah penyakit viral yang bersifat akut pada ayam muda. Penyakit ini pertama kali ditemukan menyerang ayam pada tahun 1963 di Amerika Serikat yang ditandai adanya hepatitis diikuti dengan ditemukannya badan inklusi intranuklear pada sel organ hati ayam. Tetapi agen penyakit tersebut tidak dapat diidentifikasi sehingga penyakit ini disebut penyakit Inclusion Body Hepatitis. Diawal tahun 1970 juga ditemukan penyakit IBH menyerang di Kanada dan hingga saat ini menyebar secara sporadis ke beberapa peternakan di China, Thailand hingga Indonesia.

Penyakit Inclusion Body Hepatitis (IBH) disebabkan oleh Avian Adenovirus Grup I yang masuk dalam famili Adenoviridae dan genus Aviadenovirus. Terdapat beberapa spesies dari Adenovirus yang pernah ditemukan di lapangan yaitu spesies A, B, C, D, dan E. Isolat yang berhasil diidentifikasi oleh Medion bersama Universitas Gadjah Mada dan Udayana (2020), termasuk ke dalam FAdV Grup I, spesies D dan E, serotipe 11 dan 8b. Virus tersebut pernah dideteksi pada ayam, kalkun, angsa, dan itik.

Adenovirus merupakan virus yang tidak beramplop sehingga lebih stabil dan tahan hidup lama di lingkungan. Virus resisten pada kisaran pH yang lebar antara 3-9, dan zat kimia tertentu seperti Ether dan Chloroform. Namun, virus ini sangat peka terhadap desinfektan yang mengandung Iodine atau Formaldehyde.

Penyakit IBH banyak dilaporkan merebak terutama pada peternakan ayam broiler pada umur 3-4 minggu. Ayam layer dan breeder pun juga dapat terserang. Infeksi IBH pada ayam breeder yang bersifat subklinis perlu mendapat perhatian khusus mengingat dampaknya yang merugikan khususnya pada transmisi virus secara vertikal (dari induk ke anak ayam).

Penyebaran Infeksi Inclusion Body Hepatitis

Umumnya infeksi IBH dapat menular baik secara vertikal maupun horizontal. Infeksi vertikal terjadi secara trans-ovarial pada telur tetas (hatching egg) yang tidak mengandung antibodi dari induk. Sedangkan, penularan secara horizontal terjadi secara langsung maupun secara tidak langsung. Penularan secara langsung dapat ditularkan melalui feses ayam yang terinfeksi ke ayam yang peka. Satu ayam yang terinfeksi dapat menyebarkan virus melalui feses selama kurang dari beberapa minggu dan infeksi tersebut akan menyebar secara perlahan dari satu flok ke flok lainnya.

Penularan secara tidak langsung dapat terjadi melalui kandang, sisa ransum dan air minum, perlengkapan kandang, egg tray, mobil pengiriman atau pegawai kandang yang tercemar virus. Penularan IBH akan lebih cepat terjadi pada kandang dengan kepadatan yang tinggi dan manajemen litter yang buruk.

Adenovirus menyerang ayam dan berkembang biak pada inti sel hati (hepatosit), kemudian menimbulkan inklusi intranuklear (badan kristal) yang meluas, sehingga pembentukan sel dan detoksifikasi terganggu. Kemungkinan munculnya IBH bisa juga dipicu dari faktor imunosupresi seperti adanya infeksi Gumboro atau meningkatnya mikotoksin dalam pakan yang menyebabkan imunitas menurun. Didukung juga dengan kondisi lingkungan yang tidak nyaman hingga membuat kondisi stres pada ayam (lingkungan tidak bersih, kandang terlalu padat, kondisi cuaca ekstrem, dan tantangan agen penyakit banyak) maka outbreak IBH dapat terjadi.

Gejala Klinis dan Patologi Anatomi Infeksi IBH

Masa inkubasi pada kasus alami sangat singkat yaitu hanya sekitar 1-2 hari. Kasus IBH di lapangan cenderung akut dengan menunjukkan gejala klinis tertentu selama beberapa jam dan kemudian mati.

Berdasarkan rangkuman pengiriman sampel yang sudah dilakukan peneguhan diagnosa dengan uji PCR menunjukkan bahwa gejala klinis IBH pada ayam ditandai dengan gejala kematian cukup tinggi, lemas, nafsu makan menurun, terlihat pucat dan depresi, kadang-kadang feses berwarna putih encer, serta bulu yang kusam dan acak-acakan. Tingkat mortilitas atau kematian mendadak yang terjadi akibat penyakit ini dapat mencapai kisaran 2-40%, sedangkan angka morbiditasnya masih rendah.

Apabila ayam dibedah dapat terlihat hati bengkak berwarna belang kekuningan terkadang pucat, rapuh dan kadang ditemukan bercak perdarahan (haemoragi). Ginjal tampak pucat dan bengkak. Pada otot dada dan paha kadang ditemukan juga adanya perdarahan bercak.

Ditemukan juga perubahan atropi (pengecilan) yang dialami bursa Fabrisius, limpa dan timus yang merupakan organ penting dalam sistem kekebalan tubuh menyebabkan ayam lebih rentan terhadap penyakit. Infeksi IBH pada jantung juga menyebabkan terjadinya akumulasi cairan bening di kantung perikardial (hydropericard) dan ditemukan adanya gizzard erosion.

Diagnosa Banding dan Peneguhan Diagnosa IBH

Kita tidak bisa mengganggap sepele penyakit IBH saat ini. Terdapat beberapa penyakit lain yang hampir serupa pada gejala klinis dan perubahan patologi anatomi IBH. Beberapa penyakit tersebut yaitu Gumboro, Chicken Anemia Virus (CAV), dan Mikotoksikosis. Misalnya gejala klinis berupa anemia (pucat) dan atropi (pengecilan) timus yang umumnya juga ditemukan pada infeksi CAV. Gejala infeksi IBH yang juga sering dikelirukan dengan Gumboro yaitu adanya perdarahan otot pada daerah paha dan dada, pembengkakan ginjal serta atropi bursa Fabrisius. Sedangkan, penyakit IBH dan Mikotoksikosis sama-sama memiliki perubahan patologi anatomi berupa mengalami gizzard erosion.

Untuk membantu meneguhkan diagnosa dan mengetahui status infeksi dari IBH, bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan yaitu uji Polymerase Chain Reaction (PCR) dan sequencing. Uji tersebut dapat dilakukan di Laboratorium Medion (MediLab) dengan mengirimkan sampel organ yang telah dibekukan.

Penanganan IBH

Belum ada obat yang dapat menyembuhkan Inclusion Body Hepatitis. Apabila wabah sudah menyerang maka yang bisa dilakukan adalah menekan angka kematian dengan pengobatan gejala yang ada, diantaranya :

  1. Berikan hepatoprotektor seperti Heprofit untuk menangani kondisi kerusakan hati. Heprofit terbuat dari ekstrak herbal yang aman digunakan untuk pemakaian jangka panjang dan dapat dicampur dengan obat atau vitamin.
  2. Berikan vitamin dan imunostimulan untuk memulihkan kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh ayam dengan menggunakan Vita Stress dan Imustim.
  3. Untuk mengurangi kebengkakan ginjal dapat memberikan Gumbonal.
  4. Jika ada komplikasi dengan penyakit bakterial berikan antibotik sesuai dengan diagnosa penyakitnya. Sedangkan jika IBH berkomplikasi dengan penyakit Koksidiosis juga dapat diberikan obat antiprotozoa seperti Toltradex. Herbal supportif Fithera juga dapat diberikan untuk mengatasi infeksi bakterial maupun protozoa yang berkomplikasi dengan IBH.
  5. Jika terjadi komplikasi dengan kasus mikotoksikosis, berikan toxin binder (Freetox/Freetox-G) untuk mengikat racun jamur dalam pakan.
  6. Menekan tantangan bibit penyakit di kandang dengan melakukan penyemprotan kandang menggunakan desinfektan secara rutin 1 kali seminggu.
  7. Mengurangi tantangan bibit penyakit di kandang dengan melakukan penyemprotan kandang menggunakan desinfektan Antisep dan Formades (untuk lingkungan sekitar kandang).

Pencegahan IBH dengan Vaksinasi dan Manajemen Biosecurity yang Baik

Vaksinasi dapat mencegah kerugian yang ditimbulkan akibat penyakit ini, lakukan program vaksinasi sesuai kondisi peternakan setempat. Vaksinasi IBH pada ayam broiler dapat dilakukan umur 1-4 hari sedangkan pada ayam layer masa pullet dilakukan pada umur 21-28 hari. Jika perlu dapat diulang kembali sekitar 2 minggu sebelum masa produksi atau umur 98-112 hari. Untuk breeder farm (pembibit) dapat diberikan pada umur 56 hari, kemudian pada 2 minggu sebelum masa produksi atau umur 98-112 hari, hingga diulang umur 126-140 hari.

Medion memproduksi vaksin untuk mencegah penyakit IBH yang homolog dengan virus di lapangan, yaitu vaksin Medivac IBH Emulsion. Medivac IBH Emulsion merupakan vaksin inaktif Medion yang mengandung virus Fowl Adenovirus (FAdV) serotipe 8b dan 11 yang dilarutkan dalam adjuvant minyak mineral untuk meningkatkan dan memperpanjang daya kerja vaksin. Tidak adanya proteksi silang antar serotipe virus FadV maka besar kemungkinan ayam terinfeksi lebih dari satu jenis serotipe. Sehingga penting untuk memberikan perlindungan terhadap Infeksi Fowl Adenovirus mulai dari indukan dengan vaksin yang mengandung isolat lapang terkini yaitu serotipe 8b dan 11.

Selain vaksinasi, pengendalian yang dapat dilakukan untuk mencegah IBH antara lain :

  • Seleksi ketat ayam yang lemah, depresi, pial dan jengger pucat serta anemia dan isolasi sesegera mungkin.
  • Minimalisir faktor-faktor stres yang dapat memperparah kondisi ayam. Pemberian multivitamin seperti Vita Stress atau Strong n Fit yang dapat membantu meningkatkan stamina.
  • Usahakan peternakan dikelola dengan baik agar tercipta suasana nyaman bagi ayam. Ayam dalam kandang tidak terlalu padat, sirkulasi udara kandang baik dan penggantian litter secara rutin.
  • Penerapan biosecurity secara ketat untuk menekan penyebaran bibit penyakit di sekitar ayam. Lakukan penerapan biosekuriti model 3 zona (bersih, transisi, kotor) untuk membatasi lalu lintas agar tidak terjadinya penyebaran penyakit.
  • Perketat desinfeksi baik kandang, peralatan, kendaraan/truk maupun personel yang masuk. Lakukan desinfeksi rutin dengan dengan desinfektan mengandung Iodine seperti Antisep (untuk kandang non besi) atau Neo Antisep. Sediakan bak celup alas kaki berisi desinfektan, serta biasakan kontrol kandang dari ayam umur muda ke ayam umur tua. Lakukan desinfeksi pada air minum menggunakan Desinsep untuk mengurangi penularan penyakit lewat air minum.

Inclusion Body Hepatitis menjadi salah satu perhatian utama kita dalam upaya mencegah penyakit dan menjaga performa ayam tetap stabil. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan kewaspadaaan kita terhadap serangan penyakit IBH saat ini. Salam.

Mengenal Penyakit Inclusion Body Hepatitis
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin