Beberapa peternak sudah membuktikan bahwa dengan menggunakan closed house mampu meningkatkan performa ternak dan memiliki daya saing yang lebih baik. Sistem closed house merupakan suatu sistem kandang yang sanggup mengeluarkan kelebihan panas, uap air, dan gas-gas berbahaya (CO, CO2, NH3) yang ada di dalam kandang tetapi disisi lain dapat menyediakan kebutuhan O2 bagi ayam sehingga performa ayam optimal (Poultry Indonesia, 2011). Perkembangan peternak yang menggunakan closed house, baik full closed house maupun semi closed house semakin hari semakin bertambah. Tujuannya adalah meningkatkan performa ayam (indeks performa) sehingga keuntungan peternak semakin besar. Terlebih lagi tantangan cuaca (global warming atau pemanasan global) maupun perubahan genetik menuntut kita untuk selalu berinovasi agar performa dan keuntungan kita semakin meningkat.

Perkembangan Ayam Broiler

Ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan bangsa-bangsa ayam yang memiliki kemampuan memproduksi daging. Tidak bisa kita pungkiri bahwa saat ini genetik ayam broiler telah berkembang sangat pesat. Diciptakan dengan potensi genetik yang luar biasa, ayam broiler saat ini atau yang sudah biasa disebut ayam broiler modern memiliki karakteristik:

  • Pertumbuhan cepat Ayam broiler modern dapat mencapai berat badan 2.273 g dalam waktu 35 hari (Cobb 500 Broiler Performance & Nutrition Supplement, 2018). Dari tahun ke tahun pertumbuhannya semakin cepat dan semakin efisien dalam mengonversi pakan menjadi daging (FCR). Bahkan jika manajemen pemeliharaan yang diterapkan sangat baik, bukan hal yang mustahil bila performa ayam broiler yang diperoleh tersebut melebihi standar performa yang telah ditetapkan perusahaan pembibit/breeder. Contohnya terjadi pada salah satu farm ayam broiler di daerah Jakarta Timur. Meski farm tersebut menggunakan kandang open house (kandang terbuka), dari laporan tenaga lapangan kami sejak tahun 2003 hingga 2017, performa ayam selalu mencapai target diikuti dengan nilai index performance (IP) melebihi 300. Bahkan di tahun 2018, nilai IP sudah lebih dari 400 (lihat Tabel 1). Sedangkan perfoma ayam broiler yang dipelihara pada kandang tertutup di Jawa Timur menunjukkan hasil lebih baik lagi dengan FCR yang kecil serta IP diatas 400 (lihat Tabel 2).
  • Daging dada lebih besar Daging di bagian dada memiliki kualitas lebih baik dibandingkan bagian lainnya. Daging dada ini memiliki tekstur lebih lembut dan sedikit kadar lemak serta kolesterolnya. Karena alasan tersebut, para ahli genetik terus berusaha mengoptimalkan pertumbuhan daging di bagian dada. Namun, kondisi ini akhirnya membawa konsekuensi, dimana ayam broiler menjadi lebih bungkuk dan sedikit aktivitas geraknya. Untuk mengantisipasi rendahnya konsumsi akibat minimnya aktivitas gerak ayam, kita harus menyediakan tempat pakan dan minum yang cukup sebanding dengan jumlah ayam yang dipelihara.
  • Bulu lebih sedikit Bulu adalah bagian tubuh ayam yang belum banyak dimanfaatkan oleh manusia. Namun untuk membentuknya dibutuhkan asupan nutrisi yang cukup banyak. Dengan bulu yang lebih sedikit, pemanfaatan pakan untuk pertumbuhan bobot badan akan jauh lebih optimal. Hanya saja dengan kondisi ini ayam menjadi lebih sensitif terhadap perubahan suhu dan kelembapan lingkungan. Untuk itu, dalam pemeliharaan ayam broiler, peternak perlu mengontrol suhu dan kelembapan kandang secara berkala setiap hari.

Perkembangan ayam broiler modern ini bisa menjadi alasan paling kuat untuk mengubah kandang dari open house ke closed house. Hal inilah yang seringkali menjadikan peternak berubah pikiran. Produktivitas ayam yang semakin hari semakin sulit mencapai optimal, menjadikan peternak mencari solusi untuk mencapai hal ini. Dan salah satunya adalah membuat kandang senyaman mungkin bagi ayam.

Indeks performa ayam broiler saat menggunakan kandang open house berkisar 260-370 sedangkan saat kandang diubah menjadi closed house bisa meningkat menjadi 400-420 (Trobos, 2018). Semakin tinggi pencapaian IP maka keuntungan peternak akan semakin besar. Sebagai perbandingan, saat menggunakan kandang open house ayam broiler dipanen di umur 30 hari dengan berat 1,8 kg dan feed conversion ratio (FCR) 1,52 – 1,53 sementara saat dipelihara di kandang closed house dengan umur panen yang sama berat badan dapat mencapai 2-2,1 kg dengan FCR 1,5 (Trobos, 2018). Dengan kata lain, performa ayam meningkat dengan tingkat efisiensi pakan lebih baik.

Mengenal Tipe Kandang Tertutup

  • Closed house tipe tunnel

Tipe inilah yang paling banyak digunakan di Indonesia. Tunnel atau terowongan, kandang tertutup tipe ini digambarkan seperti terowongan dimana udara akan masuk dari bagian depan (inlet) dan akan ditarik ke belakang mengalir sepanjang kandang dan dikeluarkan dengan bantuan exhaust fan.
Tipe tunnel ini pun dibagi menjadi dua, yaitu tunnel dengan menggunakan cooling pad (full closed house) dan tanpa cooling pad (semi closed house). Biasanya full closed house digunakan untuk daerah dengan tingkat kelembapan rendah dan suhu tinggi. Sedangkan semi closed house biasanya merupakan hasil upgrade dari kandang open house dan ingin mencoba beralih ke kandang closed house.

  • Closed house tipe cross flow Exhaust fan dipasang di sepanjang sisi kandang, dan inlet pada setiap sisi yang berseberangan, sehingga udara bergerak tegak lurus terhadap panjang bangunan. Jenis ini menghasilkan kecepatan angin yang rendah dan banyak digunakan saat fase starter dan di daerah bersuhu rendah.

Kelengkapan Closed House

Sistem ventilasi menjadi pokok dari sebuah closed house. Dan kelengkapan dari sistem ventilasi ini terdiri dari fan (kipas), evaporative cooling pad, controller dan tirai kandang.

  • Kipas (fan)

Kipas (fan) merupakan alat yang menciptakan pergerakan udara. Secara umum, terdapat 2 jenis kipas yaitu exhaust fan dan blowing fan.
Exhaust fan berfungsi menyedot angin dan blowing fan berfungsi untuk meniup angin. Daya dorong blowing fan sangat terbatas, yaitu maksimal sejauh 12 meter oleh blowing fan 36 inch berkapasitas 20.700 m3/jam pada tekanan 50 Pa. Oleh karena itu sistem closed house menggunakan exhaust fan.
Parameter yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian kipas adalah jumlah kipas yang menyala dan lama waktu kipas menyala. Pemilihan kipas yang tepat sangat diperlukan agar menghasilkan kecepatan udara dan temperatur yang sesuai dengan konsumsi daya listrik yang minimal.

  • Evaporative cooling pad

Evaporative cooling pad adalah alat pendingin udara yang memanfaatkan penguapan air. Evaporative cooling pad dihubungkan dengan pompa yang akan membasahinya dengan air. Ketika udara panas dari luar kandang memasuki cooling pad, air akan mengambil energi panas dari udara sehingga air akan menguap (proses evaporasi) dan mengakibatkan turunnya temperatur udara yang masuk ke dalam kandang. Peternak tidak dianjurkan membasahi cooling pad saat kelembapan >75%, karena akan menambah kelembapan kandang.

Evaporative cooling pad juga berfungsi sebagai penyaring udara yang masuk ke kandang. Sekat-sekat cooling pad mencegah pengotor udara (berukuran besar) untuk masuk ke dalam kandang, sehingga udara masuk menjadi lebih bersih.

  • Controller

Controller atau disebut climate controller adalah alat untuk mengendalikan suhu dan kelembapan dalam kandang. Alat inilah yang seringkali disebut sebagai “otak”nya closed house. Controller ini bisa diprogram sedemikian rupa dengan target membuat suasana kandang, yaitu suhu dan kelembapan nyaman bagi ayam. Controller akan mengatur nyala atau matinya kipas (exhaust fan) maupun pompa pada evaporative cooling pad.

  • Tirai kandang

Tirai kandang merupakan penutup sisi kandang sehingga ayam terlindung dari gangguan luar. Selain itu, tirai kandang juga bermanfaat untuk :

  1. Membantu mempertahankan suhu udara dalam kandang (terutama saat masa brooding)
  2. Mencegah percikan air hujan
  3. Menyediakan ventilasi darurat jika listrik mati (kipas mati)
  4. Menghasilkan tekanan statis yang dibutuhkan dalam sistem closed house

Tirai kandang dipadukan dengan sistem winch (katrol), untuk memudahkan menaikkan atau menurunkan tirai dengan cepat, cukup dengan seorang operator.

Meninjau Ketidaksesuaian Suhu dan Kecepatan Angin

Gejala over heating seringkali terjadi di umur 21 hari ke atas, saat tubuh ayam broiler sudah semakin besar dan memproduksi panas sendiri. Umur ayam yang berbeda membutuhkan suhu yang berbeda dan toleransi terhadap kecepatan angin yang berbeda pula (Contohnya DOC = still air, 1 minggu = 0,5 – 1 meter/detik).

Salah satu cara untuk mendinginkan suhu tubuh ayam yang telah memproduksi banyak panas yakni dengan hembusan angin (wind chill) yang diperoleh dari kecepatan angin dalam kandang (wind speed). Wind speed dalam kandang dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya :

  • Kipas : kapasitas, kekencangan belt, kebersihan blade, daya motor yang semakin menurun seiring usia pemakaian, keseragaman antar kipas.
  • Kerapatan kandang : cek tirai samping yang berlubang atau lubang lain (plafon, sambungan bangunan) pada kandang yang menyebabkan udara masuk melalui lubang tersebut, bukan melalui inlet (cooling pad) pada bagian depan kandang.

Ketidaksesuaian kedua hal di atas dapat mengakibatkan turbulensi sehingga aliran udara dan kecepatan angin dalam kandang tidak optimal. Kecepatan aliran udara di kandang closed house dapat diukur menggunakan windmeter.

Kecepatan angin maksimal dalam kandang adalah 3-4 meter/detik (COBB Broiler Guide, 2018). Semakin tinggi kecepatan angin, maka semakin besar efek penurunan suhu yang dirasakan tubuh ayam. Dampak negatif kecepatan angin yang tinggi adalah menerbangkan debu-debu dari alas kandang yang memicu gangguan pernapasan karena udara kotor yang berasal dari debu. Selain itu, suhu efektif yang dirasakan ayam yang terlalu rendah akan mengakibatkan berkurangnya konsumsi pakan ayam. Kondisi ini dapat menyebabkan feed intake tidak tercapai.

Kecepatan angin juga dipengaruhi oleh tirai kandang. Tirai kandang pada kandang closed house menutup seluruh sisi kandang agar ayam terlindungi serta untuk mempertahankan suhu udara dalam kandang. Tirai ini akan mencegah terpaan angin langsung mengenai tubuh ayam.

Manajemen Dasar Ventilasi dan Sirkulasi Udara

Pada kandang closed house, pengaturan ventilasi dan sirkulasi udara diatur oleh kipas (fan). Kipas (fan) berfungsi mengeluarkan udara panas dari kandang dan menciptakan hembusan angin ke dalam kandang closed house.

Sirkulasi udara dan temperatur di dalam kandang memiliki peranan yang vital dalam closed house. Tanpa manajemen ventilasi yang baik, performa ayam yang baik mustahil tercapai. Dengan demikian pendukung sirkulasi udara dan temperatur seperti kipas dan evaporative cooling pad harus diperhatikan.

Sedangkan, ventilasi minimum adalah udara minimal yang diperlukan untuk mengganti udara dalam kandang sehingga tetap optimal bagi broiler. Ventilasi minimum menyediakan kecukupan oksigen (O2) dan menghilangkan uap air dalam kandang. Uap air yang berlebih dapat meningkatkan kadar amonia (NH3) dan menyebabkan sekam basah, sehingga meningkatkan resiko terkena penyakit pada ayam. Syarat ventilasi minimum harus terpenuhi dalam kandang closed house. Salah satu gejala terjadi jika ventilasi minimum tidak terpenuhi adalah penyebaran ayam tidak merata. Anak ayam sampai 14 hari belum dapat mengatur suhu tubuhnya dengan baik dan anak ayam sampai 7 hari tidak boleh terkena tiupan angin dari kipas, namun syarat ventilasi minimum harus terpenuhi.

Ventilasi minimum dicapai dengan mengatur jumlah kipas yang menyala dan durasinya. Panduan untuk menghitung jumlah kipas menyala untuk kebutuhan ventilasi minimum ditunjukkan pada rumus berikut.

Perawatan kipas secara rutin tentu akan meningkatkan umur pakai kipas dan mencegah kerusakan saat operasional. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan kipas:

  • Bersihkan sabuk (belt) kipas dan blade kipas dengan air sabun sebelum chick in.
  • Sebelum chick in, pastikan kekencangan sabuk kipas dan putaran motor kipas, agar kecepatan angin yang dihasilkan tiap kipas seragam.
  • Kecepatan angin maksimal dalam kandang adalah 3-4 meter/detik. Kecepatan angin yang terlalu tinggi dapat menerbangkan debu sekam sehingga dapat menimbulkan gangguan respirasi pada ayam.

Perawatan Evaporative Cooling Pad

Evaporative cooling pad berfungsi untuk mendinginkan udara yang masuk dengan memanfaatkan penguapan air. Selama masa brooding, dianjurkan pompa evaporative cooling pad tidak dioperasikan. Menjalankan pompa evaporative cooling pad dapat menghasilkan udara yang terlalu dingin bagi anak ayam selama masa brooding.

Pompa evaporative cooling pad dioperasikan hanya jika temperatur dalam kandang diatas 28°C dan pada ayam berumur diatas 14 hari. Perlu diperhatikan bahwa dengan mengoperasikan pompa air pada evaporative cooling pad akan berdampak peningkatan kelembapan udara. Tidak dianjurkan juga untuk membasahi cooling pad saat %RH diatas 75%.

Evaporative cooling pad yang sering terbasahi air dan terkena sinar matahari akan beresiko munculnya lumut pada badan cooling pad. Untuk mencegah hal tersebut, perlu dilakukan penyemprotan evaporative cooling pad minimal sekali setiap bulannya dengan menggunakan larutan desinfektan (seperti Medisep). Larutan desinfektan akan mencegah pertumbuhan lumut dan bakteri pada cooling pad. Gunakan semprotan tekanan rendah dan bukan semprotan high pressure dalam membersihkan cooling pad.

Evaporative cooling pad dilengkapi dengan tirai pada bagian dalam kandang. Tirai inlet cooling pad berfungsi untuk mengatur celah bukaan udara masuk ke dalam kandang. Celah udara inlet dibuka dari bagian atas tirai inlet cooling pad. Besarnya celah udara inlet atau bukaan tirai inlet cooling pad disesuaikan dengan kecepatan udara yang diinginkan di dalam kandang. Kecepatan udara keluar dari inlet (sebelum masuk kandang/sebelum keluar dari inlet) yang direkomendasikan yaitu 3.5-4 m/s.

Pertanda adanya Masalah Ventilasi

Aliran udara dalam kandang yang tidak merata menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan performa ayam. Oleh karena itu, amatilah perilaku ayam dan sekeliling kandang untuk mengetahui masalah ventilasi yang terjadi:

  1. Ayam mengumpul di tengah kandang Ayam mengumpul di tengah kandang atau seakan menghindari bagian tepi / sisi kandang. Hal ini disebabkan kecepatan angin terlalu lambat. Umumnya kondisi kecepatan angin terlalu lambat dijumpai di sisi kiri dan kanan kandang, menyebabkan suhu di kiri dan kanan kandang menjadi lebih panas dibandingkan di tengah kandang. Oleh karena itu, ayam akan cenderung menghindari daerah yang panas tersebut (disebut juga dengan daerah dead spot). Masalah ini dapat diatasi dengan memperkecil celah bukaan tirai inlet cooling pad atau memodifikasi atap dengan penambahan deflektor di area plafon. Dengan pemasangan deflektor pada plafon menyebabkan udara panas yang berkumpul pada daerah aliran minim angin dapat dihindari.
  2. Ayam mengumpul di sisi kiri dan kanan kandang dan cenderung tidak banyak bergerak atau tidur Pertanda ini disebabkan kecepatan angin yang terlalu cepat atau kencang, yang memberi dampak wind chill effect yang besar, sehingga ayam menjadi kedinginan. Ayam yang kedinginan akan mengurangi aktivitas supaya energi dari pakan tidak terbuang untuk aktivitas gerak, dan digunakan untuk memanaskan tubuhnya. Dengan demikian, akan berdampak pada pengurangan feed intake dan perlambatan pertumbuhan broiler. Hal ini dapat diatasi dengan memperlebar celah bukaan tirai inlet cooling pad atau mematikan beberapa kipas yang sedang menyala. Pastikan temperatur efektif yang dibutuhkan ayam tercapai.
  3. Penyebaran ayam tidak merata Penyebaran ayam yang tidak merata menunjukkan suhu kandang yang tidak merata. Suhu kandang yang tidak merata dapat disebabkan adanya lubang udara. Lubang yang terdapat pada kandang closed house merupakan suatu masalah besar. Lubang udara menyebabkan masalah lain antara lain:
  • Menimbulkan banyak area dengan aliran udara minim (“area mati”).
  • Udara panas dan lembap akan berada pada area outlet, dan sisi-sisi kandang.
  • Daya kerja kipas semakin berat karena harus menarik udara dari lubang kebocoran.

Lokasi yang perlu diperhatikan karena seringkali terjadi kebocoran lubang udara adalah:

  • Sambungan tirai kandang.
  • Tiang penopang lantai atas (lubang udara dari lantai dua ke lantai satu).
  1. Sekam yang basah / lembap Sekam yang basah atau lembap menunjukkan kecepatan angin yang terlalu lambat. Selama masa produksi, banyak gas dan uap air yang dihasilkan. 80% air yang diminum oleh broiler akan diekskresikan menjadi uap air yang harus dibuang dari kandang. Uap air yang tidak terbuang lewat ventilasi akan diserap oleh sekam dan menyebabkan basahnya sekam.
  2. Bau yang menyengat Salah satu masalah yang biasa muncul di peternakan ayam adalah masalah bau kandang. Kandang yang berbau menyengat biasanya disebabkan oleh kandungan gas amonia yang tinggi. Gas amonia mempunyai daya iritasi yang tinggi, terutama pada mukosa membran pada mata dan saluran pernapasan ayam. Saat kita masuk ke kandang dan bau amonia sudah tercium, berarti kadar amonia sudah diatas ambang batas (> 20 ppm). Di luar ambang batas aman ini, amonia akan menimbulkan kerugian pada ayam, baik berupa kerusakan membran mata dan pernapasan.

Beberapa penyebab peningkatan kadar amonia:

  • Sistem sirkulasi udara yang terhambat
  • Kepadatan kandang terlalu tinggi
  • Manajemen litter yang kurang optimal
  • Feses yang dikeluarkan ayam bersifat basah

Oleh karena itu, beberapa langkah untuk mencegah peningkatan kadar amonia adalah dengan:

  • Pengaturan sirkulasi udara.
  • Mengatur kepadatan kandang yang sesuai.
  • Manajemen litter yang baik (lakukan pembolakbalikan litter secara teratur setiap 3-4 hari sekali serta memperhatikan kebocoran dari tempat minum ayam).
  • Cek dan perbaiki kualitas nutrisi ransum (agar feses tidak basah).

Penggunaan closed house dalam bisnis ayam broiler memang membutuhkan modal yang lebih tinggi pada awal pembangunan, namun jika telah beroperasi dengan kapasitas populasi yang berpuluh ribu atau berjuta ekor ayam, biaya produksi akan menjadi lebih murah ditambah kualitas ayam yang lebih unggul. Salam.

Mengenal Lebih Dalam Kandang Closed House
Tagged on:         
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin