Kesehatan hewan merupakan kunci utama untuk meningkatkan produktivitas ternak. Hewan ternak yang kesehatannya terjaga dapat terlihat dari kondisi fisik dan produksi yang optimal.Pemeriksaan atau pemantauan kondisi sapi perlu dilakukan secara rutin untuk mengetahui status kesehatan hewan. Hal tersebut penting dilakukan karena gangguan kesehatan pada sapi dapat terjadi kapan saja. Terutama pada sapi yang rentan, seperti sapi prepartus (menjelang kelahiran), post partus (setelah kelahiran) dan pedet yang baru lahir. Sebaiknya, pemeriksaan kondisi sapi ini dilakukan setiap hari secara umum dan menyeluruh pada semua populasi. Sehingga apabila ada sapi yang mengalami gangguan kesehatan dapat lebih cepat diketahui dan penanganan pun dapat cepat dilakukan.

Hasil dari pemeriksaan kondisi sapi dapat berbagai macam, seperti kelainan-kelainan atau gejala dari suatu penyakit. Gejala umum yang dapat terlihat apabila sapi sedang terkena penyakit adalah lemas, diare, nafsu makan menurun, dan diikuti dengan penurunan produktivitas. Dari beberapa gejala tersebut, tanda yang paling umum terlihat oleh peternak adalah menurunnya nafsu makan.

Penurunan nafsu makan pada sapi dapat menunjukkan awal dari terjadinya suatu penyakit dan juga dapat menyebabkan kondisi kesehatan ternak semakin menurun sehingga penyakit lain lebih mudah masuk. Hal tersebut membuat para peternak perlu memahami penyebab sapi yang mengalami penurunan nafsu makan serta bagaimana cara mencegah dan mengatasinya.

Penyebab turunnya nafsu makan pada sapi dapat berbagai macam, seperti :

  • Stress

Kondisi sapi yang stress akan mengganggu pH rumen sehingga dapat menyebabkan penurunan nafsu pakan.

  • Penyakit infeksius

Infeksi akibat bakteri, virus, atau parasit akan menyebabkan kondisi sapi yang lemas dan diikuti dengan nafsu makan yang menurun.

  • Gangguan metabolisme

Gangguan metabolisme seperti asidosis dan ketosis juga akan berdampak pada hilangnya nafsu makan pada sapi.

  • Kualitas pakan yang buruk.

Kualitas pakan juga dapat mempengaruhi nafsu makan sapi. Pakan yang sudah tidak segar atau busuk dapat menurunkan nafsu makan sapi bahkan dapat memicu terjadinya suatu penyakit.

Diagnosa yang tepat perlu dilakukan apabila sapi menunjukkan gejala berupa penurunan nafsu makan. Diagnosa suatu penyakit atau gangguan kesehatan dapat dilakukan dengan terlebih dulu mengetahui anamnesis dan sinyalemen dari hewan yang menunjukkan gejala. Anamnesis dapat diketahui melalui informasi dari peternak atau penjaga kandang. Informasi yang dicari bisa berupa riwayat kesehatan, riwayat pemberian pakan, dan informasi lainnya.

Salah satu diagnosa yang umum disimpulkan dari penurunan nafsu makan pada sapi adalah adanya gangguan pencernaan berupa indigesti sederhana. Indigesti sederhana merupakan gangguan pada saluran pencernaan sapi yang berasal dari rumen atau retikulum. Indigesti sederhana disebabkan adanya perubahan kualitas dan kuantitas pakan secara mendadak atau pakan dengan kandungan serat, karbohidrat dan protein yang tinggi. Gejala yang paling terlihat adalah penurunan nafsu makan, penurunan produksi susu pada sapi laktasi, penurunan atau hilangnya gerak rumen, lemahnya tonus lambung, terkadang disertai konstipasi, namun tidak terlihat adanya gejala penyakit sistemik. Suhu serta frekuensi nadi dan napas pun dalam rentang normal.

Faktor pakan sangat mempengaruhi tingkat terjadinya indigesti sederhana ini. Contoh faktor yang meningkatkan resiko kejadian indigesti sederhana adalah memakan konsentrat atau biji-bijian berlebih, pakan dengan kandungan serat yang tinggi, perubahan pemberian pakan secara mendadak, kurang minum, maupun kondisi stres misalnya pasca pengangkutan. Pada populasi yang banyak, kejadian indigesti sederhana ini mudah didiagnosa dengan ditandai penurunan nafsu makan secara mendadak pada kebanyakan sapi setelah adanya perubahan pemberian pakan. Adanya hipomotilitas atau atoni rumen juga dapat dijadikan tanda terjadinya indigesti sederhana. Peneguhan diagnosa yang dapat dilakukan adalah dengan mengkoleksi dan memeriksa cairan rumen, dimana akan terdapat perubahan pH rumen (<6 atau >7) dan penurunan total mikroba rumen.

Kejadian indigesti sederhana ini sebenarnya dapat dicegah dengan manajemen pemberian pakan yang baik. Perubahan pemberian pakan secara bertahap merupakan cara terbaik sebagai pencegahan. Sapi akan beradaptasi terhadap perubahan pakan sehingga nafsu makan tidak akan terganggu dan produktivitas pun tetap terjaga. Berikut adalah contoh adaptasi pemberian pakan konsentrat pada sapi potong.

Penanganan kasus indigesti sederhana pada sapi dilakukan dengan tujuan mengembalikan kondisi lingkungan rumen kembali normal. Kondisi rumen yang sudah kembali normal ditandai dengan adanya motilitas rumen dan jumlah mikroba rumen yang mencukupi. Beberapa penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pakan berkualitas bagus dengan palatabilitas tinggi dan menghentikan pemberian pakan silase atau tinggi serat. Pemberian suplemen juga dapat diberikan untuk meningkatkan dan mengatasi gangguan pencernaan. Suplemen yang dapat diberikan contohnya adalah Digesfit.

Digesfit merupakan suplemen herbal yang dapat meningkatkan nafsu makan, mengatasi gangguan pencernaan pada rumen sapi dan meningkatkan performa ternak tanpa menghasilkan residu kimia. Berdasarkan hasil pengujian terbukti bahwa Digesfit efektif mengatasi gangguan pencernaan yang ditandai dengan peningkatan nafsu makan ternak.

Kandungan di dalam Digesfit dapat meningkatkan pembentukan mikrobiota baik pada pencernaan dan menjaga pH rumen serta memperbaiki kecernaan serat. Serta sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral yang dapat membantu mengatasi gangguan pencernaan dan meningkatkan performa.

Mengatasi Gangguan Pencernaan pada Sapi
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin