Bapak Aan
Email: aan.bmkg@gmail.com
Saya ingin berkonsultasi mengenai ayam saya dengan populasi 1000 ekor. Ayam saya terkena pilek dan sudah saya obati dengan Trimezyn selama 5 hari, tetapi belum sembuh dan sekarang berkembang ke muka bengkak dan mata berair. Sudah saya obati dengan Doctril selama 6 hari akan tetapi belum sembuh juga. Kondisi sirkulasi udara bagus dan sekam kering. Penyakit apa yang menyerang ayam saya? Bagaimana penanganan yang tepat?
Jawab :
Yth Bapak Aan, terimakasih atas pertanyaannya. Gejala klinis berupa pilek, muka bengkak dan mata berair merupakan gejala yang mengarah pada penyakit coryza. Namun kami menganjurkan bapak untuk menggali informasi sebanyak mungkin tentang gejala penyakit lain yang muncul serta pola penyebaran dan perubahan saat dilakukan bedah bangkai.
Gejala dari infectious coryza (snot) yang sering muncul diantaranya adalah keluarnya cairan eksudat dari hidung yang mula-mula berwarna kuning encer kemudian lambat laun berubah menjadi kental, bernanah dan berbau khas (bau busuk/amis). Adanya eksudat ini menyebabkan ayam bersin, sulit bernapas, nafsu makan hilang dan ngorok. Penyakit snot bisa terjadi secara tunggal ataupun kombinasi dengan penyakit lain seperti E.coli yang menginfeksi pada mata dan membuat mata ayam menjadi bengkak dan menutup. Pada kondisi parah akan ditemukan adanya perkejuan pada daerah mata (panopthalmitis).
Pemberian antibiotik seperti Trimezyn dan Doctril sudah tepat dalam penanganan penyakit coryza namun perlu dilakukan evaluasi kembali mengapa setelah pengobatan, ayam masih belum sembuh. Pada kasus pilek yang disertai dengan kebengkakan pada muka biasanya konsumsi air minum menurun drastis sehingga pemberian antibiotik melalui air minum kurang efisien. Jika kondisi ayam sudah demikian pengobatan dilakukan dengan memberikan antibiotik secara injeksi seperti Tinolin injeksi, Vet Strep, Gentamin ataupun Kanamin.
Berikut merupakan hal-hal penting lainnya yang perlu menjadi perhatian dalam pemberian antibiotik:
- Pemberian antibiotik sebaiknya disesuaikan dengan dosis berat badan dan diberikan 2x sehari. Berikut merupakan contoh perhitungan dosis obat dan cara pemberiannya:
Dosis Doctril : 0,1 gram/kg berat badan
Berat badan : 1 kg
Populasi : 1000 ekor
Dosis Pemberian = Dosis x BB x Populasi
= 0.1 x 1 x 1000
= 100 gram
Obat diberikan 2x pada pagi-siang (06.00-12.00) dan siang-sore (12.00-18.00) dengan dosis masing-masing 50 gram Doctril dilarutkan ke dalam kebutuhan air minum selama 6 jam untuk menjamin keefektifan dari obat tersebut - Rolling antibiotic, yaitu penggantian antibiotik setiap interval 3-4 kali pengobatan untuk mencegah terjadinya resistensi dari antibiotik dengan cara melakukan penggantian antibiotik berdasarkan golongan antibiotiknya (bukan hanya berdasarkan merk dagangnya).
Selain teknik pengobatan, perlu juga memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
- Isolasi ayam yang sakit untuk meminimalisir penularan penyakit
- Kubur bangkai ayam yang mati segera dan sejauh mungkin dari lingkungan kandang
- Revaksinasi (jika belum parah) pada ayam petelur. Hal ini bertujuan agar pembentukan titer antibodi lebih optimal
- Pemberian vitamin seperti Fortevit, atau Injeksi Vit B kompleks untuk membantu meningkatkan kondisi tubuh ayam.
- Meningkatkan biosecurity dengan melakukan semprot kandang secara rutin dengan desinfektan (Antisep, Neo Antisep, Medisep, Zaldes).
- Atur kepadatan ayam dalam kandang, ventilasi sesuai kondisi kandang, dan terapkan sistem all in all out.
- Desinfeksi peralatan peternakan (tempat ransum, tempat minum dll) menggunakan Medisep.
- Desinfeksi air minum dengan menggunakan Desinsep, Antisep, Neo Antisep atau Medisep.
- Cegah litter menjadi sangat kering dan berdebu dengan tidak memasang litter teralu tebal (ketebalan litter cukup 7-12 cm saja)