Bapak Andriansyah
Karang Anyar – Jawa Tengah
Bagaimana cara mengatasi cacingan di ayam pullet?
Jawab :
Ayam pada awal masa pullet (<12 minggu), biasanya sebagian besar kasus cacingan didominasi oleh infeksi cacing gilig. Hal ini terutama terjadi pada ayam yang dipelihara dalam kandang postal karena terjadi kontak antara ayam sehat dengan litter terkontaminasi feses yang kemungkinan mengandung telur cacing. Jadi, jika di dalam kandang, ada ayam yang sudah terinfeksi cacingan, maka dengan cepat infeksi tersebut dapat menular ke ayam lainnya. Sementara menjelang dewasa dan sepanjang masa produksi (umur > 12 minggu), ketika ayam pullet sudah menempati kandang baterai, umumnya yang menginfeksi adalah cacing pita. Hal ini berkaitan dengan keberadaan inang antara yang banyak berkembang seiring dengan kondisi feses yang mulai banyak, menumpuk di bawah kandang, basah dan lembap, sehingga memungkinkan adanya kontaminasi ransum oleh inang dengan perantara lalat atau semut.
Cacing gilig merupakan cacing yang bentuknya bulat dan panjang seperti benang. Selama hidupnya, cacing gilig melewati 3 tahap perkembangan meliputi telur, larva dan cacing dewasa. Siklus hidup cacing gilig ini tidak membutuhkan inang antara atau vektor, sehingga penularannya hanya terjadi melalui ransum, air minum, litter/ sekam atau bahan lain yang tercemar oleh feses yang mengandung telur infektif (mengandung embrio larva yang siap berkembang) dari cacing gilig. Sedangkan Cacing pita merupakan cacing pipih berbentuk pita, berwarna putih, dan bersegmen. Cacing ini menginfeksi ayam melalui inang antara/vektor seperti lalat rumah (Musca domestica), semut, dan kumbang. Periode prepaten cacing gilig berlangsung antara 21-56 hari, sedangkan cacing pita 14-21 hari. Periode prepaten adalah rentang waktu antara masuknya telur infektif ke dalam tubuh ayam hingga keluarnya telur cacing baru yang dihasilkan cacing dewasa dari dalam tubuh ayam ke lingkungan luar. Atas dasar inilah, jika ayam dipelihara di kandang postal atau non slat, pengulangan pemberian obat cacing dilakukan tiap 21-56 hari atau sekitar 1-2 bulan. Sedangkan bila ayam dipelihara pada kandang baterai/slat pengulangan bisa dilakukan tiap 3 bulan karena ayam tidak kontak dengan litter.
Untuk mengendalikan penyakit cacingan, strateginya adalah dengan memberikan obat cacing pada 1 bulan pertama sebelum pindah kandang, kemudian diulang tiap beberapa bulan. Obat yang bisa diberikan untuk membasmi cacing gilig dapat menggunakan Vermixon Sirop dengan aplikasi lewat air minum. Pada saat aplikasi lewat air minum, ayam harus dipuasakan 2 jam sebelum pemberian. Hal ini bertujuan agar ayam dapat langsung minum pada saat diberikan Vermixon Sirop yang telah dicampurkan ke dalam air minum. Untuk membasmi cacing pita yakni Levamid dengan aplikasi dicampurkan ke ransum. Sebelum mencampur Levamid pada ransum, bapak harus memperhitungkan terlebih dahulu jumlah kebutuhan Levamid sesuai populasi ayam di farm. Pencampuran Levamid dalam ransum dapat dilakukan secara bertahap yaitu campurkan Levamid dan ransum dalam jumlah sedikit hingga merata. Dari pencampuran tersebut kemudian dicampur dengan jumlah ransum yang lebih banyak.
Ada baiknya dilakukan pemeriksaan feses secara rutin di MediLab (Medion laboratorium) sehingga ketika ditemukan adanya telur cacing di dalam feses dapat terdeteksi sejak awal. Hal inilah yang menjadi dasar perlu tidaknya pemberian obat cacing.
Satu hal lagi yang juga penting dalam mengendalikan cacing di peternakan ialah pengendalian inang/vektor seperti lalat (dengan produk Flytox) dan semut (dengan insektisida). Apabila Bapak mampu mengontrol inang ini, maka jangka waktu pengulangan pemberian obat cacing pada masa produksi bisa lebih panjang/lama.