Penyakit cacingan tidak hanya menyerang ayam komersil saja namun ayam laga pun juga bisa terserang penyakit ini jika penerapan kebersihan kandang kurang baik. Beberapa penghobi pun menceritakan peliharaannya terserang penyakit cacingan. Kandang yang tidak bersih akan memicu berkembangnya vektor atau perantara penyakit, misalnya lalat.

Ayam laga yang terkena cacingan akan terlihat pucat dan lesu, nafsu makannya berkurang, berat badan turun, kotoran basah atau bahkan encer, bulu kusut sehingga kemampuan mereka untuk berlaga menurun. Pada kasus yang parah juga dapat berdampak anemia sehingga sangat berpengaruh pada performa ayam. Jika ayam laga terserang penyakit ini, maka harus segera ditangani agar segera sembuh dan performa ayam kembali prima.

Resiko terkena cacingan akan meningkat ketika musim lalat atau populasi lalat meningkat. Terlebih saat musim penghujan. Curah hujan yang tinggi, kelembapan kandang meningkat serta kondisi pakan yang berceceran akan meningkatkan populasi lalat.

Larva lalat dan lalat dewasa dapat berperan sebagai inang perantara bagi infeksi cacing pita (Raillietina sp) pada ayam. Larva dan lalat dewasa sering kali termakan oleh ayam sehingga ayam dapat terserang cacing pita tersebut. Selain itu, lalat juga berperan sebagai vektor mekanik bagi cacing gilik (Ascaridia galli). Lalat sebagai vektor mekanik yakni berperan membawa telur atau larva cacing berpindah dari tempat satu ke tempat lain, hingga menempel pada pakan, air minum, atau media lainnya. Ayam kemudian akan terinfeksi cacing gilik jika menelan telur cacing bersamaan pakan atau air minum. Cacing gilik dan cacing pita tersebut merupakan jenis cacing yang sering menyerang ayam.

Untuk mendeteksi ayam laga yang dipelihara terkena cacingan atau tidak, dapat dideteksi sejak dini. Yaitu melakukan uji laboratorium parasitologi dengan menggunakan sampel feses untuk pemeriksaannya.

Jika ayam laga sudah terkena cacingan, pengobatan akan optimal jika teknik pengobatan dilakukan dengan tepat, meliputi tepat obat, tepat dosis, dan tepat teknik pemberian. Pemilihan obat cacing dikatakan tepat jika mempunyai spektrum kerja yang sesuai dengan jenis cacing yang menyerang (cacing gilik atau cacing pita). Namun jika ayam terserang cacing gilik sekaligus cacing pita maka ayam laga tersebut dapat diberikan obat cacing dengan spektrum kerja yang luas yaitu dengan produk Levamid untuk ayam laga.

Pemberian obat cacing harus tepat dosis, yaitu dosis tunggal (satu kali pemberian). Kemudian terkait teknik pemberian obat cacing, memerlukan proses pengulangan. Pengulangan tersebut bisa disesuaikan dengan siklus hidup cacing dan kondisi kandang. Cacing gilik mempunyai siklus hidup 1-2 bulan, sedangkan cacing pita sekitar 1 bulan. Sehingga pemberian obat cacing dapat diulang 1-2 bulan kemudian.

Upaya yang efektif guna mencegah cacingan yaitu menjaga kebersihan lingkungan kandang dan mengendalikan vektornya. Kegiatan sanitasi dan desinfeksi kandang dan lingkungan perlu rutin dilakukan. Lakukan pembersihan kandang secara menyeluruh kemudian semprot dengan desifektan seperti Medisep atau Zaldes.

Untuk membasmi lalat dewasa, dapat digunakan Flytox atau Delatrin. Flytox diaplikasikan dengan cara ditabur dalam karung plastik yang sudah dibasahi. Sedangkan Delatrin diaplikasikan dengan cara semprot langsung ke lalat yang berkeliaran di area kandang.

Cacingan jarang menyebabkan kematian. Namun bukan berarti cacingan dapat diabaikan. Beberapa orang memberikan obat cacing saat ayamnya terserang cacingan. Hal yang perlu diwaspadai adalah pada kasus cacingan yang ringan atau awal-awal terserang sering tidak menunjukkan gejala klinis dan sulit dideteksi secara dini kecuali dengan melakukan pemeriksaan laboratorium. Pada keadaan kondisi ini ayam masih tampak sehat namun dengan performa yang menurun. Dengan mempertimbangkan inilah, pengendalian cacing dengan program pencegahan yaitu pemberian obat cacing merupakan upaya yang baik. Setelah beberapa kali pengulangan, bukan berarti obat cacing harus terus menerus diberikan pada bulan-bulan selanjutnya. Ada baiknya dilakukan pemeriksaan feses secara rutin, misalnya di MediLab (Medion laboratorium) sehingga adanya telur cacing di dalam feses dapat terdeteksi sejak awal. Hal inilah yang menjadi dasar perlu tidaknya pemberian obat cacing untuk periode jangka panjang ke depan dan untuk ketepatan pemberian obat.

Mengatasi Cacingan pada Ayam Laga
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin