Penyakit berak hijau sering diperbincangkan para penghobi ayam laga. Kejadian berak hijau bisa disebabkan oleh beragam penyebab yaitu faktor non infeksius seperti ayam tidak makan, atau faktor infeksius (penyakit) seperti kolera, ND, AI, malaria, “malaria like” dan sebagainya. Pada edisi kali ini akan diulas mengenai penyakit kolera. Kolera yang menyerang unggas termasuk ayam laga disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida. Bakteri P. multocida termasuk Gram negatif, non motil, tidak membentuk spora dan dapat tumbuh secara aerob dan anaerob. Bakteri ini tahan hidup di dalam tanah atau bahan-bahan yang membusuk selama beberapa bulan. Walaupun demikian, bakteri P. multocida mudah dirusak atau dimatikan oleh berbagai desinfektan maupun sinar matahari langsung.
Kejadian penyakit kolera dapat dipicu oleh beberapa faktor. Seperti kondisi stres akibat cuaca ekstrem, pergantian ransum yang mendadak, latihan fisik yang berlebihan, serangan penyakit imunosupresif (Gumboro, koksidiosis, ND, AI, Mikotoksikosis, dll), penyimpanan pakan yang kurang baik maupun kondisi kandang kotor dan lembap. Kondisi kandang yang tidak terjaga kebersihannya, membuat bakteri berkembang dengan cepat.
Penularan Penyakit
Kolera yang sering disebut dengan berak hijau merupakan penyakit yang mudah menular dari ayam laga yang satu ke ayam laga yang lain secara horizontal. Penularan tersebut dapat terjadi secara kontak langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, ayam laga terinfeksi P. multocida setelah kontak langsung dengan ayam sakit atau ayam carrier yang telah sembuh. Penularan tidak langsung dapat ditularkan melalui pakan, minum, peralatan, petugas kandang, tanah yang terkontaminasi bakteri. Penularan dapat pula terjadi melalui kontak dengan hewan liar (misalnya tikus) dan insekta (terutama lalat) yang membawa bakteri P. multocida.
Ayam laga yang sakit akan mengeluarkan bakteri terutama melalui kotoran atau fesesnya. Bakteri yang masuk ke dalam tubuh ayam akan berkembang biak terutama dalam saluran pencernaan ayam. Bakteri yang telah berkembang biak dalam usus selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah menuju organ targetnya. Seperti jantung, hati, ginjal dan paru-paru. Ayam yang pernah terinfeksi penyakit ini dan kemudian sembuh dapat berperan sebagai carrier atau pembawa.
Gejala Penyakit
Penyakit kolera dapat menyerang ayam pada semua umur. Beberapa gejala klinis yang muncul antara lain:
- Penurunan nafsu makan, lesu.
- Diare yang awalnya encer kekuningan, kemudian berwarna kehijauan disertai mucus (lendir).
- Peningkatan frekuensi pernapasan.
- Muka, jengger dan pial membengkak berisi materi berupa keju dan padat.
- Sianosis (perubahan warna kulit menjadi keunguan-kebiruan) terkadang muncul sesaat sebelum mati dan biasanya nampak pada area tubuh yang tidak berbulu seperti pial dan jengger.
Penyakit kolera dapat terjadi dalam bentuk akut sehingga gejala klinis yang muncul terlihat beberapa jam sebelum terjadi kematian. Namun dapat juga berlangsung secara kronis. Bentuk kronis dari penyakit kolera dapat berlangsung selama 3–4 minggu.
Pada ayam yang dilakukan bedah bangkai akan terlihat peradangan pada trakea, perdarahan berupa ptechiae (titik-titik) atau echymosis (menyebar atau meluas) pada jantung, paru-paru, lemak jantung maupun lemak perut. Hati membesar berwarna belang dan terdapat bintik-bintik putih nekrosa (kematian jaringan).
Penanganan Penyakit
Ayam yang dicurigai terinfeksi penyakit berak hijau atau kolera, tindakan penanganan yang perlu dilakukan yaitu :
- Bangkai ayam segera dibuang atau dikubur sejauh mungkin dari kandang pemeliharaan.
- Segera pisahkan ayam dengan gejala ringan pada kandang yang berbeda (kandang isolasi). Agar tidak menjadi sumber penularan untuk ayam yang lain.
- Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan antibiotik misalnya Ultraflox-K, Tinolin Injection atau Neo Meditril (ayam laga). Untuk penentuan diagnosa dan pengobatan yang tepat, dapat menghubungi tim tenaga medis atau kesehatan hewan.
- Terapi suportif perlu diberikan dengan dengan multivitamin seperti Solvit atau Vita Stress untuk mempercepat penyembuhan.
- Pengobatan harus dilakukan dengan benar dan secara tuntas untuk mencegah ayam carrier.
- Dukung dengan pemeliharaan ayam laga yang baik, seperti sirkulasi udara lancar, kandang bersih dan tidak lembap.
- Lakukan biosekuriti secara ketat, sebagai contoh penyemprotan kandang setiap hari dengan desinfektan (Neo Antisep, Medisep atau Zaldes).
Pencegahan Penyakit
Untuk mencegah agar ayam laga terhindar dari penyakit berak hijau atau kolera dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
- Penerapan sanitasi dan desinfeksi kandang yang baik. Sanitasi dan desinfeksi selama masa pemeliharaan harus terus-menerus dilakukan. Sanitasi dan desinfeksi area kandang, area berjemur, area umbaran dan lingkungan sekitar kandang secara teratur minimal 1 minggu sekali. Hal ini untuk mencegah bakteri penyebab penyakit tidak berkembang biak. Desindeksi dapat dilakukan dengan Medisep, Antisep maupun Neo Antisep.
- Pemberantasan vektor pembawa penyakit seperti tikus dan lalat. Lakukan kontrol yang teratur dan terprogram terhadap tikus yang berkeliaran di kandang. Hal ini dapat dilakukan dengan memasang perangkap. Untuk mengurangi populasi lalat dapat digunakan produk Larvatox dan Flytox.
- Peralatan kandang (tempat pakan, tempat minum) rutin dicuci sampai bersih dan lakukan desinfeksi dengan Medisep.
- Pemberian suplemen penting untuk menjaga daya tahan tubuh ayam laga tetap optimal sehingga tidak mudah terserang penyakit. Misalnya dengan pemberian Solvit atau Vita Stress.
- Penyimpanan pakan di tempat yang tidak lembap dan menggunakan pallet untuk menjaga kualitas pakan.