Bapak Deddy
Sukoharjo – Jawa Tengah
Saya seorang peternak sapi. Bagaimana cara menanggulangi stres pada sapi akibat perjalanan jauh? Mengapa bisa menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas daging pada sapi potong? Adakah obat atau vitamin yang bisa membantu meningkatkan performa sapi ketika dalam keadaan stres?
Jawab :
Transportasi ternak jarak jauh seperti antar pulau atau antar kota sangat sering kita jumpai. Namun, jarak yang terlalu jauh dan perjalanan yang terlalu lama akan menyebabkan stres pada ternak yang berdampak pada penurunan bobot badan dan performa ternak. Berikut tabel standar maksimal jarak yang ditetapkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO).
Kasus stres post transportasi biasanya terjadi pada sapi-sapi bakalan yang baru didatangkan. Berutu (2007) melaporkan bahwa penurunan bobot sapi akibat stres perjalanan ini bervariasi antara kisaran 2 kg hingga 21,33 kg/ekor dengan rata-rata 9,71 kg/ekor. Beberapa peneliti melaporkan bahwa kegiatan transportasi seperti pengangkutan, pemuatan, distribusi dan pembongkaran sapi yang dilakukan menggunakan kapal laut, truk atau transportasi lain umumnya dapat mengakibatkan stres (Anton et al., 2016).
Glikogen merupakan bahan energi untuk aktivitas otot pada hewan. Pada hewan yang sehat, umumnya memiliki kadar glikogen yang tinggi. Setelah hewan disembelih, glikogen akan diubah menjadi asam laktat. Asam laktat ini yang memberikan rasa lembut dan gurih pada daging. Hewan yang mengalami stres sebelum penyembelihan, akan memiliki kadar glikogen yang rendah karena pada keadaan stres tubuh membutuhkan banyak energi. Sehingga kadar asam laktat pada daging setelah penyembelihan akan rendah. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas daging.
Faktor utama penyebab stres pada sapi selama transportasi adalah karakteristik iklim atau meteorologis (temperatur, kelembapan, kecepatan angin, dan radiasi matahari) dan faktor non iklim (penanganan sapi pada saat pembongkaran, lama perjalanan, getaran, desain kendaraan, kepadatan dan ketersediaan pakan serta air minum). Salah satunya saat pengangkutan sapi dengan kendaraan truk umumnya dalam posisi berdiri dan tidak dapat bergerak bebas sehingga sapi berdesak-desakan dan mengalami stres selama pengangkutan.
Saat diangkut menggunakan truk, sapi berdiri berjam-jam dengan kondisi truk yang padat. Kadang kala sapi-sapi tersebut diistirahatkan sebentar untuk makan dan minum, namun tak jarang sapi langsung didistribusikan tanpa jeda istirahat.
Setibanya di tempat tujuan, sapi-sapi akan tiba dalam kondisi kelelahan, hal inilah yang memicu stres fisik, diperparah lagi dengan kondisi yang berbeda di tempat baru, sapi harus beradaptasi dengan lingkungan dalam keadaan yang kurang fit, akibatnya nafsu makan sapi menurun, bahkan hingga sakit, sehingga bobotnya pun merosot drastis di bulan pertama.
Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya sapi yang menempuh perjalanan lebih dari 3 jam, diberi kesempatan istirahat makan dan minum di wilayah pertengahan antara tempat asal dan tempat tujuan. Sebelum diberangkatkan sapi sebaiknya diberi vitamin yang dilarutkan dalam minumnya. Selain itu, truk pengangkut sapi diusahakan merupakan truk yang memang benar-benar mumpuni untuk transportasi ternak, tidak terlalu padat dan tidak dikendarai dengan kecepatan terlalu tinggi. Selanjutnya, handling sapi di dalam truk dilakukan dengan baik khususnya cara penalian sapi, pastikan tali tidak terlalu pendek, karena dapat menyakiti atau melukai sapi, dan juga tidak terlalu panjang, karena berpotensi memperlebar ruang gerak sapi di dalam truk sehingga sapi sulit dikendalikan.
Sapi – sapi yang lemah, misalnya tidak bisa berdiri, perlu diberi tambahan suplemen vitamin plus Adenosin trifosfat (ATP) untuk menambah energi dan mengatasi gangguan otot yang dialami sapi. ATP merupakan salah satu bahan energi yang paling penting dan sangat diperlukan oleh tubuh. Salah satu produk Medion yang bisa digunakan adalah Bioselvita. Bioselvita mengandung ATP, Magnesium, Kalium, Natrium dan vitamin B12 yang dapat membantu mengatasi gangguan otot dan memperbaiki jaringan otot sebelum dan sesudah transportasi sehingga sangat tepat digunakan sebagai penambah energi pasca transportasi.