Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba menjadi momok bagi peternak. Penyakit ini sangat menular dan menyerang semua hewan berkuku belah. Tingkat penularan PMK sangat tinggi yaitu mencapai 90-100%. Serta dapat menyebabkan kematian 1-5% pada hewan tua dan lebih dari 20% pada hewan muda. Hal ini tentu akan menyebabkan kerugian bagi peternak.
Gejala yang terlihat pada ternak yang terkena PMK antara lain demam, nafsu makan menurun, mengeluarkan air liur berlebihan (hipersalivasi), luka lepuh pada daerah mulut (lidah, gusi, langit-langit mulut) dan kuku. Ternak juga dapat menunjukkan gejala kepincangan, ambruk, luka pada puting, penurunan produksi susu, hingga kematian.
Penanganan ternak yang terkena PMK selalu diupayakan sesegera mungkin agar tidak semakin menyebar dan ternak segera pulih kembali. Ketika mendapatkan laporan dugaan PMK, petugas kesehatan hewan dan dinas peternakan setempat akan segera melakukan isolasi dan penanganan atau pengobatan ternak. Untuk mempercepat penyembuhan maka perlu perhatian khusus peternak dalam merawat ternaknya.
Perawatan Ternak yang Terkena PMK
PMK disebabkan oleh virus sehingga pengobatan yang dilakukan pada ternak yaitu dengan mengatasi gejala yang muncul. Ternak yang terkena PMK perlu ditangani sedini mungkin sejak gejala klinis pertama kali terlihat supaya terhindar infeksi sekunder dan cepat kembali sembuh. Dengan deteksi penyakit sejak dini dan penanganan yang segera, maka tingkat penyembuhan atau keberhasilan pengobatan akan semakin cepat. Penting bagi peternak untuk benar-benar memperhatikan kondisi ternaknya.
Berikut beberapa upaya perawatan yang dapat dilakukan pada ternak terinfeksi PMK :
Pisahkan ternak yang sakit
Apabila muncul gejala demam atau adanya luka di sekitar mulut maupun kuku, maka hal yang perlu segera dilakukan adalah memisahkan ternak tersebut dari ternak yang sehat. Hal ini dilakukan agar ternak yang sakit tidak berperan sebagai sumber penularan bagi ternak lain yang berada di kandang yang sama. Kemudian segera lapor kepada petugas kesehatan hewan terdekat untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
- Berikan terapi suportif
Multivitamin Vita B Plex Bolus Extra Flavor dapat diberikan melalui cekok mulut untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mempercepat penyembuhan.
- Penanganan terhadap luka
Luka pada mulut dan kaki dapat diberikan antiseptik (Antisep) agar luka cepat mengering. Antisep aman digunakan untuk mulut maupun lidah. Cara pemberiannya dapat dilakukan dengan menyemprotkan ke semua bagian luka. Untuk bagian lidah dapat pula mengoleskannya ke cuping hidung dan membiarkan sapi menjilatnya agar lidahnya bisa turut terobati. Penanganan ini dilakukan setiap hari hingga luka tersebut sembuh.
Luka pada kaki juga perlu mendapatkan perawatan secara rutin. Kaki sapi yang terjangkit PMK dan terdapat luka dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian olesi atau semprot (spray) menggunakan Antisep. Perlu dipastikan semprot Antisep menjangkau luka bagian dalam kuku dengan maksimal.
Adanya luka terbuka atau bau darah segar akan menarik perhatian lalat Chrysomya bezziana untuk hinggap dan bertelur. Telur lalat akan menetas dan tumbuh menjadi larva, kemudian bergerak masuk ke jaringan. Sehingga adanya luka terbuka dan basah akan berisiko terjadi myasis atau belatungan. Untuk mencegah hal tersebut peternak dapat menyemprotkan Dicodine sebagai obat semprot untuk mempercepat penyembuhan luka dan mencegah terjadinya myasis. Untuk mengatasi luka perlu ketelatenan dan rutin setiap hari agar luka cepat mengering. Penanganan ini dilakukan sampai ternak benar-benar sembuh dan kondisinya membaik.
- Penanganan petugas kesehatan hewan Penanganan dilakukan sesuai kondisi ternak. Misalnya dengan pemberian terapi untuk mengatasi gejala demam, nyeri dan radang. Dapat pula diberikan suplemen energi misalnya Bioselvita. Serta untuk mengatasi infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik.
Desinfeksi Kandang Ternak
Hal yang tidak kalah penting pada penanganan dan perawatan pada kasus PMK adalah desinfeksi kandang. Hal ini bertujuan untuk menekan jumlah virus di kandang dan mencegah penularan atau meminimalisir penyebaran virus. Desinfeksi kandang juga dilakukan secara mandiri oleh peternak. Saat terjadi kasus PMK, desinfeksi perlu rutin dilakukan setiap hari pada pagi dan sore. Pada kandang yang berisi ternak perlu dilakukan desinfeksi menggunakan Desinsep dengan dosis 180 ml/liter air. Sedangkan pada kendaraan, peralatan dan kandang kosong, perlu dilakukan dekontaminasi dan desinfeksi dengan Sporades atau Formades. Sporades digunakan dengan dosis 100-200 ml yang dilarutkan ke dalam
20 liter air. Sedangkan Formades digunakan dengan dosis 500-1000 ml yang dilarutkan ke dalam 25 liter air. Virus PMK dapat bertahan lama di lingkungan. Sehingga pembersihan dan desinfeksi kandang perlu dilakukan secara rutin dan berkesinambungan.
Untuk mengoptimalkan penanganan dan mempercepat penyembuhan ternak, perlu tindakan perawatan yang rutin dan desinfeksi kandang secara disiplin. Serta pemberian vitamin agar ternak cepat pulih kembali.