Pasca merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia, produksi ternak sapi mengalami penurunan yang drastis baik itu susu maupun daging. Hal ini berdampak pada produktivitas peternak dan perputaran ekonomi sehingga diperlukan solusi untuk menghadapinya. Salah satunya dengan kenyamanan ternak dan kandang yang memadai.
Dengan kepedulian pada peternak dan semangat untuk bangkit pasca PMK, Medion berkolaborasi dengan PRISMA (program kemitraan pembangunan antara pemerintah Australia dan Indonesia) dan GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia) menyelenggarakan seminar bagi anggota GKSI di Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur dipilih karena merupakan sentra sapi perah terbesar di Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan pada 21 November 2023 di Malang dan 22 November 2023 di Kediri. Total koperasi yang hadir sebanyak 30 unit.
Seminar diawali dengan pembukaan oleh Ketua GKSI Jawa Timur, Ir. H. Sulistiyanto, M.M. Beliau menyampaikan bahwa pasca PMK hanya 10% kebutuhan susu nasional yang bisa dipenuhi oleh susu lokal. Untuk bisa bertahan dan mengembangkan usaha, koperasi perlu berpikiran terbuka terhadap inovasi, serta kemauan untuk dapat mengimplementasikan praktik-praktik manajemen kandang dan kesehatan yang baik. Kemudian, dilanjutkan dengan pemberian materi.
Materi pertama disampaikan oleh Komda Ikatan Dokter Hewan Sapi Indonesia (IDHSI) Jawa Timur, Sugeng Widodo, M. M dengan mengangkat topik “Recovery Pasca PMK”. Pakan berperan penting dalam produktivitas ternak sapi perah yaitu produksi susu yang tinggi dan kualitas susu yang baik. Pakan yang berkualitas dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sapi perah baik secara kualitas (kandungan nutrisi) yaitu nutrisi makro dan nutrisi mikro secara seimbang dan lengkap. Selain itu, kebutuhan nutrisi secara kuantitas (jumlah konsumsi) juga harus tepat. Namun, kualitas dan kuantitas pakan sapi perah di lapangan bervariatif serta fluktuatif yang dapat menyebabkan ternak mengalami defisiensi nutrisi. Penambahan premix, suplemen yang tepat dapat membantu mencukupi kebutuhan nutrisi dan mengoptimalkan produktivitas ternak.
Sementara materi kedua disampaikan oleh Lucky Ferdianto, Equipment Technical Consultant dari Medion yang membahas mengenai “Kandang Ideal, Produksi Susu Optimal”. Lingkungan di Indonesia dengan iklim tropis menimbulkan tantangan tersendiri bagi produktivitas sapi perah. Zona nyaman (suhu 13 – 25 derajat), kelembapan (40-60%) dibutuhkan agar sapi bisa berproduksi optimal, dan ini bisa diwujudkan dengan penggunaan sistem ventilasi kandang. Manfaat dari penggunaan sistem ini ialah menurunkan heat stress, distribusi angin yang merata, mencegah gangguan kesehatan ternak, meningkatkan produksi susu, dan meningkatkan keuntungan. Hal ini dibuktikan melalui salah satu testimoni peternak yang hadir, yakni Siswadi. Melalui penggunaan sistem tersebut, hasil produksi susu ternaknya meningkat sebesar 22.5%. Para peserta terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan karena mendapatkan insight serta strategi baru untuk menghadapi masa recovery pasca wabah PMK.
Kegiatan ini menjadi salah satu wadah yang diberikan Medion untuk sharing informasi serta menyediakan solusi yang inovatif dan menyeluruh dalam menghadapi penyakit PMK. Besar harapan, adanya kontribusi dan partisipasi dari berbagai pihak (pelanggan dan produsen) dapat membantu pemulihan produksi sapi di Indonesia secara konsisten.