Sebagai salah satu pemeran bisnis di dunia peternakan, Medion tidak hanya fokus pada kualitas produk yang dihasilkannya, namun juga fokus dalam pelestarian lingkungan. Saat ini Medion telah menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan – ISO 14001 sebagai wujud partisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan. Tidak hanya di dalam perusahaan, Medion juga mengajak peternak untuk menjaga kelestarian lingkungan, salah satu hal yang dapat dilakukan ialah mengelola sampah di lingkungan peternakan.
Jenis – Jenis Sampah
Berdasarkan PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga pasal 17, secara garis besar sampah dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu sampah organik, anorganik, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Berikut penjelasan dari masing-masing jenis sampah tersebut :
-
Sampah organik
Sampah organik merupakan sampah yang dihasilkan dari bahan yang mudah terdegradasi oleh mikrobia (membusuk) dan terurai menjadi kompos. Sebagai contoh, sampah daun, sisa makanan ternak, kertas, dan sisa sayur merupakan sampah organik.
-
Sampah anorganik
Sampah anorganik merupakan sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai dan didegradasi oleh mikrobia sehingga untuk penghancurannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Contoh dari sampah anorganik ialah sampah plastik, kemasan atau botol obat yang bersih, kaleng, dan sarung tangan
.
-
Sampah B3
Sampah yang mengandung zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Contoh sampah B3 ini ialah oli, cat, kemasan sachet atau botol yang masih berisi obat keras, dan jarum suntik bekas.
Dammpak Jika Tidak Mengelola Sampah
Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan. Berikut penjelasan beberapa dampak yang timbul bila sampah tidak dikelola dengan baik :
-
Pencemaran udara
Sampah yang membusuk pada umumnya akan menghasilkan gas metana, karbondioksida, dan senyawa lainnya. Secara global, gas – gas ini merupakan salah satu penyebab turunnya kualitas udara karena memiliki efek rumah kaca yang menyebabkan peningkatan suhu. Secara lokal, bau tidak sedap yang ditimbulkan dapat mengganggu kesehatan manusia (Tobing, 2005). Selain itu, pengelolaan sampah yang tidak baik seperti membakar sampah juga dapat menimbulkan gas-gas beracun seperti karbonmonoksida, metana, nitrogen oksida atau belerang oksida yang dapat mencemari udara dan menyumbang beban emisi gas rumah kaca. Pembakaran sampah yang tidak sesuai dengan syarat teknis pengelolaan sampah secara jelas dilarang dalam UU no 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah pasal 29 (Bestar, 2012).
-
Pencemaran air dan tanah
Terbawanya materi sampah padat dan cair oleh air hujan dapat mengkontaminasi air permukaan maupun air tanah. Selain itu, sampah padat yang masuk ke dalam saluran air dapat menyumbat saluran hingga mengakibatkan banjir.
Kualitas tanah yang tercemar sampah akan menurun dan mengganggu kehidupan tanaman maupun hewan yang bergantung hidupnya pada tanah. Pencemaran tanah juga dikaitkan dengan sumber pencemaran udara dan air seperti gas karbondioksida, nitrogen oksida, dan belerang oksida yang terbawa bersama hujan (hujan asam) kemudian masuk dan mencemari tanah tersebut (Erni, 2014).
-
Dampak terhadap kesehatan
Sampah merupakan tempat berkembangnya parasit, bakteri, dan patogen. Secara tidak langsung, sampah merupakan sarang vektor penyakit seperti lalat, kecoa, tikus, dan nyamuk. Berbagai penyakit dapat muncul dari sampah yang tidak dikelola dengan baik. Penyakit yang muncul tersebut tidak hanya untuk manusia, namun juga dapat menyerang ternak di sekitarnya.
Cara Pengelolaan Sampah
Setiap orang wajib melakukan pengurangan dan penanganan sampah. Salah satu upaya pengurangan sampah yang dapat dilakukan adalah menggunakan wadah/kemasan yang reusable (dapat dipakai berulang). Upaya penanganan sampah dapat dilakukan dengan pemilahan dan pengelolaan sampah sesuai dengan tiga jenis sampah yang telah dijelaskan di atas. Selain itu upaya pemilahan sampah dapat dilakukan oleh setiap orang pada sumbernya, yang berarti bahwa penanganan sampah dengan cara memilah sampah sesuai jenisnya juga dapat dilakukan oleh peternak.
Sampah organik yang mudah membusuk seperti daun dan sisa sayur/buah dapat dimanfaatkan menjadi kompos. Sampah anorganik seperti kaleng atau plastik ember yang bersih dapat dimanfaatkan kembali (reuse) misalnya bisa menjadi pot tanaman atau wadah peralatan kandang (perkakas). Untuk menangani sampah organik dan anorganik yang sudah tidak dapat dimanfaatkan kembali, pilah dan pisahkan ke dalam tempat sampah sesuai jenisnya.
Khusus kemasan/sampah yang masih mengandung obat, berikut cara penanganannya :
-
Pisahkan kemasan/sampah yang masih mengandung obat dengan sampah yang lain.
-
Bungkus kemasan/sampah tersebut dalam wadah yang tidak mudah bocor, lalu beri label sampah obat.
-
Buang wadah berisi sampah obat tersebut ke dalam tempat yang telah disediakan.
Setelah memilah sampah, cuci tangan hingga bersih menggunakan sabun. Sampah yang telah dipilah akan dikumpulkan dan diangkut oleh pengelola kawasan atau pemerintah kabupaten/kota setempat.
Ingat! Hal utama dalam menangani sampah agar tetap dapat menjaga kelestarian lingkungan ialah pilah sesuai jenisnya, tidak membakar sampah, tidak menimbun sampah, dan tidak membuang sampah ke selokan, sungai atau saluran air. Mari berpartisipasi dalam kelestarian lingkungan kita dengan mengelola sampah dengan baik.