Bapak Anwar

Bogor – Jawa Barat

Saya peternak ayam broiler, ayam saya periode ini sering mengalami diare. Apakah ada kemungkinan air minum yang diberikan terlalu banyak? Air minum diberikan adlibitum. Bagaimana manajemen pemberian air minum untuk broiler modern untuk mencegah ayam diare?

Jawab:

Yth. Bapak Anwar, terima kasih atas pertanyaannya. Ketersediaan air minum yang cukup akan mengoptimalkan potensi genetik ayam broiler. Selain itu, kualitas dan kuantitas air minum juga akan mempengaruhi performa ayam. Pemberian air minum ayam broiler modern umumnya bersifat adlibitum. Pemberian secara adlibitum tidak akan menyebabkan diare selama kualitas air yang diberikan baik. Ayam akan menyesuaikan konsumsi air minum dengan sendirinya.

Diare pada ayam bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Adapun faktor yang dapat menyebabkan diare pada ayam antara lain :

  1. Kualitas air minum Air minum yang mengandung mikroba patogen seperti E.coli atau Salmonella sp. Untuk mengatasi cemaran bakteri, maka air perlu disanitasi dengan cara pemberian antiseptik (Desinsep/ Antisep/ Neo Antisep/ Medisep). Kandungan klor dalam air minum yang melebihi 5 ppm juga dapat mengakibatkan ayam diare. Penambahan klorin/kaporit untuk desinfeksi sebaiknya tidak berlebihan dengan dosis klorin 3-5 ppm (setara dengan 12-20 gram kaporit per 1.000 liter air). Selain itu, treatment lain yang dapat dilakukan yaitu metode penyaringan air (filtrasi) dengan memberikan karbon aktif/arang aktif secara manual atau menggunakan alat filter otomatis.
  2. Kandungan nutrisi dalam ransum Kadar garam yang terlalu tinggi dalam pakan akan mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga ayam mengalami diare. Selain itu, kadar protein yang tinggi juga dapat menstimulasi terjadinya feses encer. Hal tersebut karena asam urat dalam ginjal terlalu pekat sehingga memicu ayam mengonsumsi air minum lebih banyak, akibatnya feses menjadi encer. Pakan dengan tinggi sereal (gandum atau biji-bijian) juga bisa memicu feses basah dan lengket. Hal ini dikarenakan tingginya kadar polisakarida non pati pada sereal tersebut. Oleh karena itu, pakan yang diberikan ke ayam harus dicek secara berkala di Laboratorium Medion (MediLab) untuk meminimalisir adanya ketidaksesuaian jumlah nutrisi yang dikonsumsi.
  3. Heat Stress Ayam yang mengalami heat stress cenderung akan memperbanyak minum sehingga feses yang dikeluarkan encer. Untuk menangani heat stress maka ventilasi udara dalam kandang perlu diperbaiki. Setelah faktor penyebabnya diatasi maka pemberian vitamin dan elektrolit diperlukan untuk menjaga stamina dan mempercepat pemulihan kondisi ayam.
  4. Pemberian obat tidak sesuai aturan pakai Pemberian obat keras seperti obat cacing atau obat dari golongan sulfa yang tidak sesuai dosis yang dianjurkan dapat memicu ayam mengalami diare. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan dosis dan lama pemberian obat yang diberikan ke ayam.
  5. Penyakit Berbagai penyakit seperti Newcastle Disease (ND), Gumboro, kolera, Colibacillosis, koksidiosis, Salmonellosis dan cacingan juga dapat mengakibatkan ayam mengalami diare. Penanganan kasus diare yang disebabkan serangan bakteri (kolera, Salmonellosis atau Colibacillosis) bisa dilakukan dengan pemberian obat (antibiotik), koksidia (kokdiosis) diberikan antikoksidia atau cacing diberikan anthelmintika. Sedangkan untuk ND dan Gumboro tidak bisa diatasi dengan pemberian obat tetapi dikendalikan melalui vaksinasi. Saat ayam terserang ND (terutama ayam layer), bisa dilakukan revaksinasi dengan menggunakan Medivac ND Clone 45. Keberhasilan revaksinasi darurat ND tersebut dipengaruhi oleh tingkat keparahan serangan ND.

Manajemen pemberian air minum yang baik untuk ayam broiler adalah :

  • Air minum yang akan diberikan untuk DOC broiler pada saat chick-in sebaiknya dihangatkan terlebih dahulu agar bisa menyeimbangkan dengan temperatur tubuh DOC. Ayam akan menolak minum dengan suhu di bawah 19°C.
  • Rutin kontrol jumlah tempat minum ayam disesuaikan dengan jumlah ayam dikandang. Selain itu, atur distribusi dan ketinggian air minum. Tempat minum ayam sebaiknya setinggi punggung ayam. Sedangkan untuk tempat minum nipple, ketinggiannya disesuaikan dengan tinggi ayam.
http://www.medion.co.id/wp-content/uploads/2019/08/40KT02-4.jpg
  • Bersihkan drinker dengan desinfektan Medisep secara rutin 2 kali sehari untuk meminimalkan bibit penyakit yang menempel. Untuk tempat minum nipple drinker, sebaiknya flushing rutin segera setelah pemberian vitamin, vaksin dan obat yang aplikasinya lewat air minum, menggunakan Hidrogen Peroksida (H2O2) dengan dosis 15-20 mg/liter air atau 10-15 ml/100 liter air atau bisa menggunakan asam sitrat dengan dosis 1,5-2 gram/liter.
  • Lakukan pengecekan kualitas air minum secara rutin ke Laboratorium Medion (MediLab) minimal 3 bulan sekali atau saat perubahan cuaca.
  • Pastikan tempat minum tidak bocor.
Manajemen Pemberian Air Minum untuk Broiler Modern
Tagged on:
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin