Feed Convertion Ratio (FCR) merupakan parameter utama yang digunakan untuk evaluasi performa broiler. Semakin baik nilai FCR menunjukkan optimalnya feed intake broiler serta sistem pemberian pakan yang efisien sehingga memberikan profit pada peternak. Biaya pakan adalah biaya terbesar dalam produksi broiler (sekitar 70%). Dengan demikian, peternak perlu melaksanakan manajemen pakan dengan tepat.

Ransum & Penyusunnya

Ransum adalah campuran dari dua atau lebih bahan pakan yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan ternak. Ransum digunakan broiler sebagai sumber energi & protein untuk tumbuh dan berkembang serta untuk melangsungkan metabolisme tubuhnya. Bahan baku penyusun ransum terdiri atas :

1. Bahan baku sumber energi

Bahan baku sumber energi adalah bahan pakan yang mengandung energi metabolisme (EM) diatas 2.250 kkal dan protein kasar (PK) kurang dari 20%[1]. Bahan baku sumber energi dapat diperoleh dari biji-bijian seperti jagung, bekatul, gandum, barley, atau sorgum.

2. Bahan baku sumber protein

Bahan baku sumber protein adalah bahan pakan yang mengandung protein kasar (PK) lebih dari 20%[1]. Sumber protein ini terdiri atas protein hewani (berasal dari hewan) dan nabati (berasal dari tumbuh-tumbuhan). Contohnya antara lain bungkil kedelai, tepung ikan, dan meat bone meal (campuran tepung daging dan tulang).

3. Bahan baku sumber mineral

Dalam bahan baku ini sebagian besar terkandung berbagai macam mineral, seperti kalsium, fosfor, dan NaCl. Contoh bahan baku sumber mineral antara lain tepung batu, tepung kulit kerang, tepung tulang, dicalcium phosphate (DCP), monocalcium phosphate (MCP), dan garam.

4. Feed Supplement

Feed supplement merupakan bahan tambahan berupa zat nutrisi mikro seperti vitamin dan asam amino[1]. Penambahan feed supplement dalam pakan berfungsi untuk melengkapi atau meningkatkan ketersediaan zat nutrisi mikro yang seringkali kandungannya dalam ransum kurang atau tidak sesuai standar.

5. Bahan Aditif

Bahan aditif merupakan zat tambahan yang bersifat non-nutritif (bukan termasuk zat nutrisi), contohnya ialah enzim, hormon, dan zat perwarna ransum. Kandungan enzim dan hormon berfungsi meningkatkan proses pencernaan dan penyerapan ransum, sedangkan kandungan zat perwarna dan aroma ransum berfungsi untuk memperbaiki penampilan fisik ransum sehingga meningkatkan nafsu makan ayam.

Jenis Ransum Broiler

Umumnya ransum broiler dibedakan menjadi 2 macam yaitu ransum starter dan finisher. Ransum starter diberikan pada umur 1–21 hari, sedangkan ransum finisher diberikan pada umur 22 sampai panen[2]. Perbedaan dari kedua pakan tersebut adalah kandungan nutrisinya.

Pada fase starter, broiler mengalami pembelahan sel yang sangat cepat sehingga memerlukan asupan protein yang lebih banyak untuk menunjang pembelahan sel tersebut. Sedangkan untuk fase finisher, broiler memerlukan protein lebih rendah, karena pada fase ini tahap pembesaran sel (hipertropi) akan lebih dominan bila dibandingkan tahap pembelahan sel (hiperplasia)[2].

Tidak selalu ransum protein tinggi memberikan hasil yang optimal. Bahkan jika berlebihan, dapat mengganggu metabolisme atau kesehatan ayam jika diberikan pada umur yang kurang sesuai. Misalnya penggunaan ransum starter pada fase finisher, maka kelebihan protein akan dikeluarkan dari tubuh ayam dalam bentuk feses dan dapat menimbulkan masalah peningkatan kadar amonia.

Syarat Ransum Berkualitas

Agar pemenuhan nutrisi broiler dapat optimal, terdapat 6 syarat ransum yang harus dipenuhi[4]:

  • Bentuk sesuai fisiologis / umur ayam
  • Mempunyai kecernaan tinggi
  • Warna dan aroma yang menarik
  • Kandungan nutrisi lengkap sesuai kebutuhan
  • Tidak beracun
  • Kandungan anti nutrisi yang rendah

Pola & Standar Feed Intake Broiler

Pemberian pakan untuk broiler dilakukan secara ad libitum, yaitu pemberian secara terus menerus. DOC perlu belajar untuk menemukan tempat pakan dengan gundukan pakan dan warna yang menarik sehingga mudah ditemukan DOC[5]. Pada kondisi normal, rasio konsumsi pakan : air minum pada broiler adalah 1 : 2. Target berat badan, feed intake, dan FCR dapat dilihat di lampiran.

Faktor yang mempengaruhi Feed Intake

Konsumsi pakan broiler dipengaruhi oleh banyak hal dan dirangkum sebagai berikut:

1. Faktor Pakan

Pakan dengan aroma dan warna yang menarik akan lebih disukai oleh broiler. Broiler lebih tertarik kepada pakan yang berwarna merah atau oranye[6].

Tekstur & ukuran pakan juga mempengaruhi feed intake broiler. Bentuk pakan starter dan finisher broiler tersedia dalam bentuk mash (tepung), crumble, dan pellet. Pakan bentuk crumble memiliki ukuran butiran yang lebih kecil daripada pellet sehingga mudah dikonsumsi dan lebih disukai oleh anak ayam[7].

Selain itu, komposisi bahan baku pakan juga mempengaruhi feed intake broiler. Pakan yang terlalu banyak mengandung gandum dibandingkan protein mengakibatkan broiler makan secara selektif dan tidak memakan gandum atau membuangnya[5].

2. Faktor Ternak

Berdasarkan faktor ternak, feed intake dipengaruhi oleh umur, kondisi kesehatan, pasca vaksinasi, dan strain genetik. Kebutuhan asupan pakan berbeda – beda tiap umur broiler (dapat dilihat di lampiran). Selain itu, feed intake broiler sehat akan lebih banyak dibandingkan broiler yang terinfeksi atau sakit.

3. Faktor Lingkungan

Suhu kandang dan cahaya sangat mempe-ngaruhi feed intake. Pada cuaca panas, ayam cenderung lebih banyak minum dibanding makan untuk menurunkan suhu tubuhnya. Pencahayaan pun dapat menstimulasi peningkatan metabolisme & pertumbuhan serta meningkatkan tingkah laku makan. Umumnya, pencahayaan yang terus menerus pada broiler hanya pada masa brooding saja.

Peralatan Tempat Makan

Broiler harus mudah mengakses tempat makan agar keseragaman bobot badan broiler merata. Ingat, pada masa brooding, tetap tambahkan TRA manual. Sejak umur 14 hari keatas, seluruh peralatan otomatis sudah digunakan. Peralatan tempat makan pada kandang closed house terbagi menjadi 2 sistem, yaitu:

  • Main feeding system (sumber pasokan pakan)
  • Feeding line system (jalur pipa pakan)

A. Main Feeding System

Main feeding system terdiri dari hopper berkapasitas 800 kg pakan dan pipa koneksi menuju masing – masing hopper feeding line. Operator kandang cukup mengisi pakan ke dalam hopper 800 kg dan pakan akan terdistribusi otomatis ke setiap hopper feeding line. Main feeding system memudahkan proses pengisian pakan dalam kandang closed house karena hanya dilakukan di satu tempat.

Umumnya main feeding system berada di ruangan khusus. Ruangan khusus tersebut juga berfungsi sebagai tempat transit pakan. Main feeding system bersifat optional (tidak wajib ada).

B. Feeding Line System

Feeding line system adalah jalur pipa yang mendistribusikan pakan di dalam kandang closed house.

Mekanisme Pendistribusian Pakan Otomatis

Motor listrik akan menggerakan auger yang berada di dalam jalur pipa pakan (feeding line) sehingga pakan yang semula dari hopper feeding line akan terdistribusi ke setiap pan feeder. Pan feeder terakhir (berlokasi dekat dengan motor listrik) dilengkapi dengan sensor pakan, sehingga ketika pan feeder terakhir penuh, maka pakan akan menyentuh sensor pakan dan membuat motor listrik menjadi “off”.

Grill Opening Pan Feeder

Setiap pan feeder memiliki skala bukaan (grill opening). Semakin besar angka grill opening, maka semakin banyak pakan yang tertampung di pan feeder. Pengaturan skala grill opening yang digunakan tergantung dari: (1) feed intake, (2) populasi, (3) jumlah pan feeder, dan (4) jenis / merk pan feeder.

Ketinggian Feeding Line

Ketinggian jalur pipa pakan (feeding line) diatur sesuai jangkauan ayam (setinggi dada ayam). Semua ketinggian feeding line dalam satu lantai harus sama. Ketinggian feeding line dapat diatur dengan menggunakan winch / katrol.

Perawatan Feeding line System

Untuk mencegah pertumbuhan bakteri ataupun jamur pada peralatan pakan, lakukan perawatan rutin terhadap feeding line system. Bersihkan pan feeder dengan cara di-lap atau penyemprotan dengan larutan desinfektan Medisep pada masa pembersihan & persiapan kandang.

Lakukan flushing jalur pipa pakan setiap sebelum chick in dengan menggunakan ransum. Flushing ini bertujuan untuk menghilangkan sisa pakan yang tertinggal di dalam pipa. Tutup semua lubang outlet pan feeder, kecuali lubang pan feeder terakhir dibuka dan dipasangkan karung penampung. Masukkan 25 kg pakan ke dalam hopper feeding line dan nyalakan motor penggerak. Biarkan sampai seluruh pakan masuk ke dalam karung penampung.

Sumber Referensi

[1] Info Medion Edisi November 2014: Mengenal Ransum Ayam.

[2] Info Medion Edisi Mei 2014: Penggunaan Ransum Starter dan Finisher.

[3] Data internal Medion: Formulasi Ransum (Formulator/HS/III/2017/001 dan Formulator/HS/IV/2016/011)

[4] Materi training internal Medion: Tata Laksana Ransum Ayam 1, September 2012

[5] Broiler Signals. 2015. Netherlands. Roodbont Publishers. Marteen de Gussem.

[6] Factors That Affect Feed Intake of Meat Birds. 2006. International Journal of Poultry Science

[7] Konsultasi Info Medion: Pakan pellet vs pakan crumble

[8] Heat Stress and Feeding Strategies in Meat-Type Chickens. 2011. Research Gate.

[9] Managemen Pakan Ayam Broiler: www.agrinak.com/2016/03/manajemen-pakan-ayam-broiler.html

[10] https://dodymisa.blogspot.co.id/2015/07/manajemen-pakan-ayam-broiler.html

Manajemen Pakan Broiler
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin