Bapak Tri
Boyolali – Jawa Tengah
Beberapa hari yang lalu saya menemukan adanya sekumpulan belatung di bagian pangkal ekor sapi saya. Awalnya ditemukan kutu, kemudian bagian ini dikerumuni belatung dan berubah warna menjadi agak kehitaman. Adakah produk medion yang bisa saya gunakan untuk mengobati sapi saya?
Jawab:
Yth. Bapak Tri, terimakasih atas pertanyaannya. Adanya larva lalat/belatung pada jaringan tubuh baik hewan maupun manusia dalam istilah kedokteran disebut dengan myasis. Proses terjadinya kasus ini didahului oleh adanya luka yang dibiarkan terbuka. Luka dapat diakibatkan oleh gesekan tubuh sapi dengan kandang, tersayat benda tajam, atau terkena gigitan caplak. Bau darah segar yang ada pada luka kemudian akan menarik perhatian lalat Chrysomya bezziana betina untuk bertelur pada luka tersebut. Telur ini mempunyai daya rekat yang kuat sehingga tidak mudah jatuh ke tanah oleh gerakan sapi. Dalam waktu 12-24 jam, telur lalat akan menetas dan tumbuh menjadi larva, kemudian bergerak masuk ke jaringan.
Infestasi larva myasis tidak menimbulkan gejala klinis yang spesifik dan sangat bervariasi tergantung pada lokasi luka. Sapi yang terserang myasis akan merasa tidak nyaman, nafsu makannya turun, lemah, dan demam sehingga mengalami penurunan bobot badan dan produksi susu, kerusakan jaringan, serta anemia. Hal ini secara tidak langsung juga berdampak pada turunnya harga jual sapi di pasaran.
Berdasarkan informasi yang Bapak telah sampaikan, kuat dugaan bahwa luka yang timbul diakibatkan oleh adanya kutu. Oleh karena itu, perlu diberikan obat kutu untuk pengobatan yang menyeluruh. Produk yang bisa digunakan antara lain: Kututox atau Kututox-S sebagai obat tabur. Atau berikan Kututox Oral dengan cara dicampurkan ke air minum. Pilihan obat lainnya yang bisa digunakan adalah Wormectin Injeksi atau Wormectin Plus dengan cara disuntikkan di bawah kulit (subkutan). Untuk menangani sapi yang sudah terlanjur myasis, peternak bisa melakukan beberapa tindakan di bawah ini:
-
Keluarkan larva/belatung yang ada di permukaan dengan menggunakan pinset.
-
Semprotkan luka myasis dengan menggunakan Dicodine.
-
Jika kondisi luka myasis sudah disertai nanah, artinya sudah terjadi infeksi sekunder oleh bakteri, parasit atau mikroorganisme lain. Maka dari itu, setelah luka dibersihkan dan disemprot Dicodine, peternak perlu memberikan antibiotik contohnya Medoxy-LA atau antiparasit yang bersifat sistemik seperti Wormectin Injeksi pada sapi yang terkena myasis agar kondisinya tidak semakin parah.
Untuk mengendalikan kasus myasis yang sering terjadi, langkah-langkah yang harus diterapkan diantaranya:
-
Mengendalikan populasi lalat di kandang
Untuk mengendalikan keberadaan lalat di kandang hendaknya peternak membersihkan kotoran sapi setiap hari dan mengumpulkannya pada tempat penampungan yang terpisah dan tertutup. Jika lalat dewasa sudah banyak berkeliaran di kandang, peternak bisa membasminya dengan insektisida seperti Flytox dan Delatrin. Flytox merupakan sediaan insektisida yang efektif mengendalikan lalat pada area peternakan tanpa menimbulkan resistensi, bekerja cepat, dan daya kerjanya tahan lama. Demikian dengan Delatrin yang memiliki efek knock down (membunuh lalat seketika). Flytox diaplikasikan dengan cara tabur, sedangkan Delatrin diaplikasikan melalui semprot.
-
Penanganan luka secara dini
Pada prinsipnya, myasis tidak akan muncul jika peternak melakukan penanganan secara dini pada luka yang dialami sapi. Namun apabila luka tidak diobati dalam waktu 1-2 minggu maka selain terjadi myasis, juga akan terjadi infeksi sekunder bakteri sehingga bisa muncul kematian. Untuk mengatasi luka, peternak dapat menyemprotkan Dicodine. Dicodine merupakan obat semprot (spray) yang secara khusus diformulasikan untuk mempercepat penyembuhan luka dan mencegah terjadinya myasis. Sebelum diobati, bersihkan luka terlebih dahulu menggunakan air hangat atau larutan infus (NaCl 0,9%).