Pencernaan merupakan salah satu organ tubuh yang penting dalam menunjang performa tubuh ayam, baik dari pertumbuhan dan produktivitas. Kondisi saluran pencernaan yang sehat dibutuhkan untuk dapat mencerna nutrisi yang ada dalam ransum. Jika saluran pencernaan ayam mengalami gangguan maka hal ini akan berisiko pada kesehatan dan performa tubuh ayam. Oleh karena itu kita perlu mengetahui manajemen yang tepat dan solusi untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan demi mencapai performa optimal.
Kasus Kejadian Penyakit Saluran Pencernaan
Berdasarkan data 10 besar rangking penyakit yang telah dikumpulkan selama 3 tahun terakhir, diketahui bahwa kasus penyakit pencernaan yaitu Colibacillosis, koksidiosis, dan NE masih sering ditemukan pada ayam pedaging, sedangkan pada ayam petelur ditemukan juga kasus penyakit cacingan yang menyerang saluran pencernaan. Penyakit Colibacillosis disebabkan oleh bakteri Escherichia coli merupakan penyakit yang bisa menular secara vertikal dari induk ke anak ayam melalui ovarium atau oviduk atau secara horizontal melalui kontak dengan bahan atau peralatan kandang yang tercemar. Hal ini berkaitan dengan rendahnya sanitasi dan kebersihan kandang sehingga bakteri tersebut mudah mencemari lingkungan kandang. Penyakit koksidiosis yang disebabkan parasit protozoa Eimeria sp. juga menjadi kasus yang sering muncul karena siklus hidupnya yang pendek dan perkembangbiakannya yang tinggi di dalam suatu lingkungan kandang dan menimbulkan penyakit, sedangkan NE adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium perfringens yang seringkali muncul bersama dengan koksidiosis. Hal ini dikarenakan bakteri tersebut merupakan flora normal yang hidup di dalam saluran pencernaan ayam, ketika kondisi ayam buruk dan didukung dengan kondisi lingkungan yang tidak nyaman maka bakteri tersebut akan ikut menginfeksi. Hal ini karena ketika kondisi tubuh ayam menurun, dan konsentrasi bakteri terus bertambah sehingga terjadi ketidakseimbangan mikroflora di usus, Penyakit cacingan juga masih menjadi kasus yang sering muncul pada ayam petelur karena faktor sanitasi kandang yang kurang baik dan vektor cacing seperti lalat yang menjadi predisposisi dari penyakit cacingan ini. Cacing dapat merusak vili-vili usus sehingga penyerapan nutrisi pakan akan terganggu.
Selain faktor agen infeksi yang menyerang, ketidakseimbangan mikroflora di usus, dan faktor lingkungan seperti kurangnya sanitasi kandang, gangguan kesehatan pada saluran pencernaan juga dapat disebabkan oleh faktor lain seperti adanya jamur dan level mikotoksin, kualitas ransum yang jelek, dan kondisi ayam stres.
Pentingnya Menjaga Kesehatan Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan merupakan organ yang berperan dalam menerima ransum, mencerna, menyerap nutrisi dari ransum, serta mengeluarkan sisa ransum yang tidak terserap. Kesehatan saluran pencernaan yang baik akan memberikan dampak yang signifikan pada pemanfaatan ransum dalam tubuh ayam. Saluran pencernaan mengandung vili usus yang panjang dan berbentuk menyerupai jari-jari di seluruh bagian usus yang berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan (nutrisi) yang menjulur dari dasar usus ke arah lumen usus dimana makanan akan dicerna dan diserap. Vili yang semakin panjang atau lebar akan meningkatkan area penyerapan nutrisi pada usus sehingga penyerapan nutrisi lebih optimal.
Selain itu, pada saluran pencernaan terdapat jaringan GALT (gut associated lymphoid tissue). GALT merupakan bagian dari jaringan limfoid yang berfungsi sebagai tempat respon kekebalan mukosa untuk menghasilkan antibodi dan menerima rangsangan respon imun mukosal. Jaringan limfoid tersebut tersebar dalam epitel, lamina propia, lempeng peyer’s patches, dan caeca tonsil.
Saluran pencernaan ayam dimulai dari paruh dan terakhir di kloaka. Organ pada sistem pencernaan yaitu paruh, esofagus, tembolok, proventrikulus, ampela (gizzard), usus halus, usus buntu, usus besar, dan kloaka (coprodeum), dan dilengkapi denganorgan accesories yaitu hati, getah empedu, dan pankreas. Di dalam saluran usus terdapat mikroflora dimana keseimbangan dari populasi mikroflora tersebut sangat penting untuk menjaga fungsi normal dari usus. Kesehatan usus bergantung pada keseimbangan antara kondisi ayam, mikroflora usus, lingkungan usus, dan komponen pakan. Jika ada gangguan, maka proses pencernaan dan penyerapan nutrisi tidak akan optimal dan terjadi malabsopsi sehingga akan digunakan untuk pertumbuhan berlebih bagi populasi bakteri.
Manajemen Kesehatan Usus Ayam
Untuk menjaga kesehatan usus ayam, maka kita perlu memastikan keseimbangan mikroflora di dalam usus tetap terjaga, oleh karena itu hal yang perlu dilakukan adalah menerapkan manajemen secara optimal yaitu:
- Perbaikan tata laksana ransum
Pemberian ransum sesuai dengan kebutuhan dengan nilai nutrisi yang tepat, pastikan kualitas ransum memenuhi standar, dan hindari pemberian yang sudah menggumpal atau mengandung jamur pada ayam. Tempat penyimpanan ransum perlu dijaga kondisi suhu dan kelembapannya, selain itu juga terhindar dari hama seperti tikus dan serangga lainnya. Penggantian ransum juga dilakukan bertahap untuk meminimalkan stres pada ayam. Lakukan monitoring terhadap konsumsi ransum dan melakukan pembolak-balikan ransum secara periodik untuk meningkatkan nafsu makan.
- Menjaga kualitas air minum
Kualitas air minum sangat mempengaruhi kesehatan usus ayam, untuk mengetahuinya kita perlu melakukan uji kualitas air minum meliputi fisik (jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau), kimia (pH netral, tidak sadah, kandungan klorida, nitrat, nitrit, dan besi tidak melebihi standar), dan biologi (bebas dari cemaran bakteri E. coli, Salmonella sp. atau mikroorganisme patogen lainnya). Pengecekan kualitas air minum dilakukan berkala di laboratorium, apabila ditemukan kontaminasi atau cemaran bakteri coliform, E. coli atau bakteri patogen lain bisa dilakukan sanitasi air minum menggunakan Medisep atau Desinsep. Kebersihan tempat minum juga perlu dijaga untuk mencegah kontaminasi dari bakteri.
- Meminimalkan faktor stres
Faktor stres muncul pada kondisi tertentu seperti perjalanan menggunakan transportasi, tingkat kepadatan, pengaruh cuaca, perlakuan vaksinasi, atau saat pergantian ransum. Perhatikan suhu, kelembapan, ventilasi, dan kepadatan kandang. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mengatasi stres bisa dilakukan pemberian multivitamin Vita Stress atau produk herbal Imustim yang dapat meningkatkan kekebalan dan daya tahan tubuh.
- Penanganan litter dan feses
Litter dan feses merupakan media yang ideal digunakan mikroorganisme patogen untuk berkembangbiak. Litter sering dibolak-balik untuk mencegah litter basah, litter yang basah atau menggumpal perlu dipilah dan dikeluarkan dari kandang.
- Mengurangi populasi bibit penyakit di sekitar ayam
Masa istirahat kandang minimal dilakukan selama 2 minggu dihitung setelah kandang sudah bersih dan didesinfeksi bertujuan untuk memutus siklus hidup bibit penyakit sejak awal pemeliharaan. Desinfeksi saat kosong kandang menggunakan Sporades atau Formades. Selama masa pemeliharaan dilakukan penyemprotan kandang beserta peralatan baik tempat ransum dan tempat minum menggunakan Medisep.
- Medikasi untuk kesehatan pencernaan
Untuk mencegah serangan penyakit pada saluran pencernaan dapat diberikan produk pengganti AGP contohnya asam organik. Tujuannya adalah untuk mengurangi terjangkitnya infeksi, mengurangi jumlah bakteri patogen, memelihara keseimbangan mikroflora usus, dan meningkatkan penyerapan nutrisi. Selain itu dapat pula diberikan produk herbal contohnya Fithera yang bekerja dengan cara merusak membran serta dinding sel bakteri sehingga efektif untuk membantu mempercepat penyembuhan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri contohnya Colibacillosis dan juga mengatasi penyakit koksidiosis.
Peran Asam Organik untuk Kesehatan Pencernaan
Langkah pencegahan dan antisipasi dari gangguan pada saluran pencernaan dapat dilakukan salah satunya dengan pemberian asam organik untuk menjaga kesehatan dan performa sistem pencernaan. Asam organik atau acidifier adalah senyawa asam yang ditambahkan ke dalam ransum untuk menjaga keseimbangan mikroba di dalam saluran pencernaan dengan cara mempertahankan pH saluran pencernaan bagian atas di bawah 6 dan membantu menurunkan pH saluran pencernaan, sehingga secara tidak langsung dapat menekan kolonisasi dari bakteri patogen seperti E. coli, Salmonella sp, Pseudomonas, dan Clostridium sp. dengan cara menganggu stabilitas dinding sel bakteri, merangsang produksi enzim endogen untuk membantu meningkatkan kecernaan nutrisi pakan, serta membantu meningkatkan populasi mikroflora yang bersifat menguntungkan yang ada di saluran pencernaan. Asam organik menganggu stabilitas dinding sel bakteri. Asortin merupakan produk yang mengandung asam organik untuk menjaga pH saluran pencernaan dan membunuh bakteri patogen sehingga keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan terjaga dan penyerapan nutrisi menjadi optimal.