Ayam petelur modern diciptakan dari hasil rekayasa genetik dengan potensi mampu menghasilkan telur dalam jumlah banyak, bertahan lama (persistensi produksi telur baik) serta memiliki efisiensi ransum yang baik. Kecukupan nutrisi pada ayam berpengaruh besar terhadap produktivitas ayam dan berkaitan erat dengan fungsi kerja saluran pencernaan. Saluran pencernaan yang berfungsi optimal mampu memanfaatkan ransum melalui proses pencernaan dan penyerapan nutrisi yang berujung pada produktivitas ternak yang maksimal.
Saluran Pencernaan Ayam
Saluran pencernaan ayam merupakan salah satu organ vital dimana kondisi dalam saluran pencernaan akan mempengaruhi produktivitas ayam. Sistem saluran pencernaan dimulai dari paruh, esofagus, tembolok (crop), proventrikulus, ampela (gizzard), usus halus, usus buntu, usus besar, dan kloaka. Organ vital lainnya yaitu organ aksesoris pada sistem pencernaan adalah hati, empedu dan pankreas. Sepanjang saluran tersebut dihuni secara alami oleh mikroflora seperti bakteri, protozoa ataupun jamur.
Usus adalah organ yang memainkan peran mendasar dalam penyerapan nutrisi. Saluran usus menjadi bagian yang paling banyak dihuni beberapa jenis bakteri. Perubahan fisiologi usus pada ayam petelur menyebabkan kerugian ekonomi yang lebih besar daripada perubahan pada sistem lainnya. Ini karena usus adalah organ kunci dalam kinerja produktif, dan setiap kerusakan usus akan berdampak negatif pada produksi telur. Oleh karena itu, fisiologi usus harus dalam kondisi baik untuk mengoptimalkan pemanfaatan nutrisi.
Beberapa kriteria saluran pencernaan unggas yang sehat yaitu vili usus yang panjang dan keutuhan saluran pencernaan. Vili usus merupakan bentukan seperti jari-jari di seluruh bagian usus yang berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan (nutrisi) yang menjulur dari dasar usus ke arah lumen (rongga) usus dimana makanan dicerna dan diserap dari sana. Maka pada prinsipnya, vili yang semakin panjang dan lebar akan memperluas area penyerapan nutrisi pada usus sehingga penyerapan nutrisi lebih optimal. Kesehatan dan fisiologi usus yang memadai menjamin penyerapan nutrisi optimal, yang meningkatkan produktivitas serta kualitas telur internal dan eksternal.
Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Organ Pencernaan
Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan pencernaan dan kinerjanya pada unggas diantaranya:
- Gangguan sistem kekebalan primer di pencernaan
Kesehatan usus menjadi salah satu kunci potensi produktivitas ayam tercapai maksimal. Tidak hanya berperan dalam proses pencernaan dan penyerapan nutrisi, namun juga faktor penting dari sistem kekebalan tubuh ayam. Saluran pencernaan perlu diperhatikan kesehatannya dalam menjaga sistem kerja jaringan gut-associated lymphoid tissue atau GALT. Saluran pencernaan sepanjang usus halus dan usus besar mengandung jaringan limfoid yang tersebar di dalam epitel, lamina propia, atau berupa lempeng peyer’s patches dan caeca tonsil. GALT merupakan bagian dari jaringan limfoid yang berfungsi sebagai tempat respon kekebalan mukosa untuk menghasilkan antibodi dan menerima rangsangan respon imun mukosal (Marsetyawan, 1993). Jaringan limfoid menghasilkan antibodi (IgA), dimana IgA tersebut akan terakumulasi di dalam darah. Kerusakan mukosa usus akan mengakibatkan keluarnya plasma dan sel darah merah sehingga kadar IgA, sebagai benteng pertahanan di lapisan permukaan usus pun menurun. Kerusakan jaringan mukosa usus akan menyebabkan proses pencernaan dan penyerapan zat nutrisi tidak optimal. Akibatnya terjadi defisiensi nutrisi hingga pembentukan antibodi terganggu dan lebih rentan terinfeksi penyakit lainnya.
- Kualitas ransum dan air minum
Ketidakseimbangan nutrisi dan ketidaksesuaian kualitas ransum bisa mempengaruhi proses penerimaan di saluran pencernaan sehingga bisa merusak organ-organ tertentu. Saluran pencernaan sangat peka terhadap serat kasar yang tinggi dan anti nutrisi (asam fitat, non-starch polysaccharides (NSPs)). Kandungan protein yang terlalu tinggi menyebabkan kadar asam urat berlebih yang diikuti produksi amonia. Kurangnya asupan vitamin A juga bisa mengganggu pencernaan dalam tubuh ayam akibat terjadinya penurunan daya kerja esofagus, tembolok dan ginjal. Selain itu, kontaminasi bakteri pada ransum dan/atau air minum dapat menyebar ke dalam tubuh ayam dan menyebabkan ayam terserang penyakit pencernaan.
- Adanya jamur dan level mikotoksin
Jamur di ransum dapat menurunkan nutrisi sehingga penyerapan nutrisi oleh ayam tidak optimal. Terlebih lagi jika adanya mikotoksin yang dihasilkan dari jamur yang akan mengiritasi gizzard/ampela pada ayam.
- Keseimbangan mikroflora usus
Dalam kondisi seimbang, mikroflora yang memang berada dalam usus akan memberi keuntungan bagi hospes/inang. Namun, apabila keseimbangannya terganggu maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap morfologi saluran pencernaan. Munculnya infeksi bakterial pencernaan hingga merusak sistem kekebalan tubuh ayam. Bakteri yang normal berada di dalam saluran pencernaan ayam seperti C. perfringens (penyebab penyakit NE) pun bisa menginfeksi saat kondisi ayam menurun dan didukung kondisi lingkungan yang tidak nyaman. Konsentrasi bakteri yang tinggi dalam usus dikeluarkan melalui feses dan juga dapat menginfeksi ayam lain. Bakteri tersebut dapat menyebabkan peradangan dan penghancuran lapisan usus. Selain itu, bakteri juga akan menghasilkan toksin yang dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi dan mengakibatkan peningkatan peristaltik usus sehingga terjadilah gejala diare.
- Stres pada ayam
Stres pada ayam merupakan reaksi fisiologis normal dalam situasi maupun perlakuan yang dirasakan oleh ayam. Misalnya kandang yang terlalu padat, suhu terlalu tinggi, atau pergantian ransum mendadak. Pada kondisi stres akan terjadi peningkatan produksi hormon kortikosteroid yang dapat menghambat organ kekebalan dalam menghasilkan antibodi. Hal tersebut akan memicu efek imunosupresif yang berdampak pada ayam mudah terserang penyakit termasuk penyakit pencernaan. Ayam petelur selama puncak produksi telur biasanya mengalami stres dan nafsu makan menurun untuk memenuhi kebutuhan dalam hal protein dan kalsium. Stres ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam mikroflora usus yang tentunya menyebabkan mudahnya masuk gangguan pencernaan.
- Sanitasi kandang yang kurang baik
Melihat kondisi cuaca yang seringkali berubah secara drastis saat ini, kondisi tubuh ayam cenderung menurun dan pertahanan tubuh menjadi tidak optimal. Musim hujan yang masih terjadi secara fluktuatif pun secara tidak langsung berpengaruh dalam penyebaran bibit penyakit saluran pencernaan. Litter yang lembap dan basah merupakan media ideal dalam pertumbuhan mikroorganisme penyebab penyakit.
- Infeksi pencernaan
Ternak yang mengalami gangguan pencernaan seperti infeksi bakterial bisa menyebabkan saluran pencernaan tidak dapat bekerja dengan baik. Tantangan penyakit di lapangan yang sangat tinggi dapat merusak dan mempengaruhi panjang vili-vili usus saat terjadi infeksi sehingga penyerapan nutrisi juga akan terganggu. Penyakit pada saluran pencernaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu infeksius dan non infeksius. Faktor infeksius dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit. Sedangkan faktor non infeksius dapat disebabkan oleh toksin. Infeksi penyakit pencernaan yang sering terjadi seperti colibacillosis, salmonellosis, koksidiosis, dan Necrotic Enteritis masih sering ditemukan pada ayam.
Keterkaitan Pencernaan dengan Produksi Telur
Kesehatan pencernaan dan produktivitas ayam petelur sangat erat kaitannya. Karena penyerapan nutrisi ini nantinya berpengaruh dalam proses produksi telur. Penting kita ketahui bahwa kondisi pencernaan yang optimal pada ayam petelur akan menyerap nutrisi secara efisien sehingga dari ransum akan menjadi sebuah telur yang berkualitas. Beberapa gangguan atau masalah yang terjadi pada ayam petelur jika penyerapan nutrisi tidak optimal diantaranya :
- Penurunan kualitas kerabang
Kerusakan usus akan memungkinkan juga terjadinya kekurangan dalam penyerapan mineral, terutama kalsium. Semula ayam akan menggunakan kalsium tersimpan di tulang, namun secara bertahap kerabang telur yang dihasilkan tipis dan terjadi peningkatan persentase telur yang pecah. Terkadang juga teramati telur yang tidak berkerabang.
Penurunan kualitas interior telur
Kecukupan nutrisi yang terdapat dalam ransum sangat mempengaruhi kualitas interior/dalam telur. Kekurangan nutrisi akan menyebabkan masalah pada pigmentasi warna kuning telur, nilai gizi telur yang menurun hingga memburuknya nilai Haugh Unit. Seperti salah satunya bobot telur kuning bisa dipengaruhi dari asupan nutrisi lemak kasar protein.
- Peningkatan persentase telur kotor
Risiko tidak langsung dari gangguan pencernaan pada ayam akan menyebabkan masalah konsistensi feses. Masalah ini akan meningkatkan persentase telur kotor yang berdampak negatif pada hasil penjualan di konsumen.
- Penurunan persentase jumlah telur dan ukuran telur
Keseluruhan dampak gangguan pencernaan bisa menurunkan persentase produksi telur secara kualitatif. Hal ini karena ayam tidak optimal dalam menyerap nutrisi dan mineral yang cukup untuk menutupi kebutuhan produksi telur (baik untuk proses metabolisme maupun untuk membentuk telur). Hingga akhirnya dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan.
Pengendalian Manajemen dan Kesehatan Pencernaan
Dalam menjaga keseimbangan serta komposisi mikroflora usus, maka hal-hal yang perlu kita perhatikan antara lain:
- Manajemen awal pemeliharaan yang baik
Masa brooding merupakan awal permulaan bagi perkembangan dan pertumbuhan ayam. Baik tidaknya performa ayam di fase selanjutnya ditentukan dari bagaimana pemeliharaan di masa brooding. Salah satunya perkembangan organ pencernaan yang nantinya akan mempengaruhi proses metabolisme dan penyerapan nutrisi ransum.
- Mengurangi populasi bibit penyakit di sekitar ayam
Penuhi terlebih dahulu manajemen istirahat kandang minimal selama 2 minggu dihitung setelah kandang sudah dalam keadaan bersih dan didesinfeksi. Hal ini bertujuan untuk memutus siklus hidup bibit penyakit sejak awal pemeliharaan. Kemudian, lakukan desinfeksi kandang kosong dengan Sporades atau Formades. Secara rutin selama pemeliharaan, lakukan kembali penyemprotan kandang beserta seluruh peralatannya menggunakan Medisep.
- Pemberian asam organik
Acidifier atau asam organik memainkan peranan cukup penting untuk membantu menurunkan pH saluran pencernaan dan menjaga pH saluran pencernaan bagian atas di bawah 6. Secara tidak langsung pH tersebut dapat menekan kolonisasi dari kuman entero-patogen, seperti E. coli, Salmonella, Pseudomonas dan Clostridium, serta membantu meningkatkan populasi mikroflora yang bersifat menguntungkan dalam saluran pencernaan. Asortin merupakan asam organik untuk menjaga pH saluran pencernaan dan membunuh bakteri patogen sehingga keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan terjaga dan penyerapan nutrisi menjadi optimal.
- Perbaikan tata laksana ransum
Berikanlah ransum sesuai kebutuhan dan pastikan kualitasnya memenuhi standar. Untuk mengatasi kekurangan Ca, dapat ditambahkan grit (tepung kulit kerang) dalam ransum. Perlu ditambahkan juga suplemen vitamin dan asam amino seperti Egg Stimulant atau Aminovit untuk mempertahankan tercapainya produksi telur yang maksimal.
Jangan memberikan ransum yang sudah menggumpal atau mengandung jamur pada ayam. Jika perlu tambahkan mold inhibitor seperti Fungitox untuk menghambat pertumbuhan jamur. Dan yang tak kalah penting saat kondisi lembap, terutama saat musim hujan, sebaiknya gunakan toxin binder (Freetox) untuk mengikat mikotoksin dalam pakan. Ukuran partikel juga mempengaruhi perkembangan usus. Ransum dalam bentuk mash dapat meningkatkan konsumsi ransum, kecernaan nutrisi, perkembangan organ pencernaan serta mengoptimalkan kesehatan usus. Perhatikan pula kondisi tempat penyimpanan ransum baik dari suhu dan kelembapannya, serta pastikan aman dari tikus atau serangga lainnya. Lakukan pergantian ransum secara bertahap untuk meminimalisir stres.
- Pemberian feed additive
Feed additive berupa enzim fitase seperti Betterzym bisa diberikan untuk memecah ikatan antara fitat dan fosfor sehingga meningkatkan penyerapan dan kecernaan mineral fosfor dalam tubuh ayam. Betterzym juga dapat membantu meningkatkan kualitas kerabang telur dan performa produksi.
- Menjaga kualitas air minum
Tolok ukur kualitas air minum meliputi fisik (jernih, tidak berwarna dan berbau), kimia (pH netral dan tidak sadah) serta biologi (bebas dari cemaran E. coli, Salmonella sp. dll). Cek kualitas air minum peternakan secara berkala, terutama saat pergantian musim, di laboratorium seperti MediLab untuk mengetahui ada tidaknya cemaran bakteri coliform atau E. coli di dalam air minum.
- Hindari faktor stres
Minimalisir faktor penyebab stres pada ayam seperti tingkat kepadatan tinggi, perlakuan vaksinasi kasar, cuaca panas atau suara gaduh. Perlu dicari akar permasalahan penyebab ayam tidak nyaman untuk selanjutnya diantisipasi. Jika perlu, ayam dipuasakan makan 1-2 jam selama cuaca panas pada siang hari untuk mengurangi panas yang dikeluarkan oleh tubuhnya. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mengatasi stres dapat memberikan multivitamin seperti Vita Stress. Selain meningkatkan daya tahan tubuh, perlu juga diberikan imunostimulan herbal seperti Imustim untuk meningkatkan kerja sistem kekebalan tubuh ayam. Dengan pemberian imunostimulan seperti Imustim pada awal pemeliharaan juga dapat mengoptimalkan peran GALT di saluran cerna dalam membentuk kekebalan.
- Penanganan litter dan feses dengan baik
Bersihkan feses secara rutin serta tangani litter yang basah sesegera mungkin agar dapat mengendalikan dan meminimalkan mikroorganisme patogen. Lakukan pembolak-balikan litter sejak hari ke 3 untuk mencegah litter basah. Jika ditemui litter yang sedikit menggumpal, segera pilah dan keluarkan. Namun jika ditemui litter basah atau menggumpal dalam jumlah banyak, tutup dengan litter baru. Bantu dengan pemberian Ammotrol untuk mengontrol kadar amonia dan bau di area peternakan serta meningkatkan permeabilitas saluran pencernaan.
Jika Terjadi Gangguan Saluran Pencernaan
Jika sudah terjadi gangguan infeksi pencernaan, lakukan penanganan dan pengobatan yang tepat.
- Lakukan seleksi dan isolasi pada ayam yang terserang berdasarkan tingkat keparahan penyakit untuk meminimalisir penularan penyakit.
- Berikan antibiotik untuk mengobati infeksi pencernaan akibat bakteri (Colibacillosis, NE, Salmonellosis) misalnya dengan Neo Meditril atau Tinolin. Sedangkan pada infeksi akibat protozoa (Koksidiosis) bisa memberikan antiprotozoa seperti Amprosid. Amprosid bekerja efektif menganggu tahapan proses aseksual protozoa Eimeria, sehingga tidak dapat berkembang di saluran pencernaan ayam dan akhirnya mati.
- Lakukan pembersihan feses/litter yang terlihat bercampur darah dan mengganti litter yang sudah basah/lembap. Buka tirai lebar-lebar atau pasang kipas angin jika suhu kandang terlalu tinggi. Perbaiki manajemen pemeliharaan dengan melakukan kontrol berat badan secara rutin, mengatur program pencahayaan dan ciptakan kondisi yang nyaman.
- Pada kondisi sakit, nafsu makan dan kondisi tubuh ayam akan menurun. Berikan multivitamin seperti Fortevit atau Vita Stress setelah pengobatan selesai untuk memulihkan stamina tubuh dan meningkatkan nafsu makan ayam.
- Lakukan sanitasi air minum jika sumber air tercemar E. coli serta bakteri patogen lain. Jangan lupa juga untuk selalu menjaga kebersihan tempat minum dari kontaminasi feses dan litter.
- Desinfeksi kandang menggunakan Medisep atau Zaldes untuk mengurangi populasi bibit penyakit.
- Berikan terapi suportif untuk membantu mengoptimalkan kesehatan saluran pencernaan. Optigrin merupakan natural growth promotor dengan kandungan fitobiotik yang mampu menjaga keseimbangan mikroflora pada usus, memperbaiki performa, meningkatkan daya tahan tubuh ayam dan mengurangi kematian akibat serangan penyakit.
Saluran pencernaan memang merupakan rumah dari berbagai bakteri yang sifatnya membantu ternak untuk mencerna pakan namun juga bagi bakteri patogen yang menyebabkan berbagai macam penyakit. Sehingga selalu kondisikan keseimbangan saluran pencernaan ayam agar mendukung kesehatan dan pencapaian produktivitas ayam. Salam.