Ibu Tias – by Email
Bungkil kelapa dan bungkil kelapa sawit memiliki kandungan lemak tinggi, bagaimana tips-nya untuk diberikan ke unggas?
Jawab:
Terima kasih Ibu Tias atas pertanyaan yang disampaikan. Bungkil kelapa dan bungkil kelapa sawit memiliki kesamaan yaitu mengandung protein kasar yang relatif tinggi. Keduanya merupakan hasil samping dari pembuatan dan ekstraksi minyak. Kedua bahan baku pakan tersebut dapat digunakan sebagai pengganti sebagian dari penggunaan bungkil kedelai. Kandungan lemak yang tinggi pada bungkil kelapa dan bungkil kelapa sawit mampu mensuplai energi metabolisme yang relatif tinggi sehingga baik untuk menambah berat dan besar telur. Berikut merupakan kandungan nutrisi pada bungkil kelapa dan bungkil kelapa sawit.
Di sisi lain kandungan lemak kasar yang terlalu tinggi mengakibatkan pakan hasil formulasi menjadi tengik akibat adanya reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi merupakan reaksi yang timbul akibat reaksi asam lemak tak jenuh bertemu dengan oksigen dan bersifat akumulatif. Akibat yang ditimbulkan pakan yang tengik adalah menurunkan tingkat palatabilitas, menurunkan kadar vitamin yang larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K, menurunkan kadar energi dalam pakan dan memperpendek masa penyimpanan. Selain itu, kandungan serat kasar pada bungkil kelapa dan bungkil kelapa sawit perlu diperhatikan.
Berikut beberapa tips pemberian bungkil kelapa dan bungkil kelapa sawit pada unggas:
- Perhatikan batasan penggunaannya
Batasan penggunaan bungkil kelapa dan bungkil kelapa sawit dalam pakan unggas adalah 10%. Selain kandungan lemak kasar yang tinggi, adanya kontaminasi seperti batok dan kulit kelapa yang sangat keras menyebabkan perlukaan pada gizzard dan usus. Serat kasar yang dapat dicerna ayam maksimal 7% sedangkan pada itik maksimal 10%. Kadar lemak kasar hasil formulasi untuk unggas umumnya maksimal 7%. Guna mengurangi serat kasar, penggunaan bungkil kelapa sawit disertai beberapa treatment seperti pengayakan dan penggilingan, proses fermentasi maupun hidrolisis.
- Kontrol penyimpanan bahan baku
Kandungan lemak yang tinggi pada bahan baku menyebabkan pakan mengalami ketengikan akibat proses oksidasi. Proses oksidasi meningkat karena adanya peningkatan suhu dan kelembapan pada ruang penyimpanan. Atur suhu ruang penyimpanan 30 – 34 °C dan kelembapan < 70%. Gunakan sistem First In First Out (FIFO) yaitu menggunakan pakan yang datang terlebih dahulu dan menggunakan pakan yang kualitas kurang baik terlebih dahulu meskipun baru datang first expired first out (FEFO). Gunakan pallet di bawah tumpukan untuk menambah sirkulasi udara sehingga bahan pakan tidak lembap.
- Penggunaan antioksidan
Kandungan lemak yang tinggi pada bahan baku menyebabkan pakan mengalami ketengikan akibat proses oksidasi. Proses oksidasi meningkat karena adanya peningkatan suhu dan kelembapan pada ruang penyimpanan. Pemberian antioksidan pada bahan baku pakan atau pakan yang mengandung lemak tinggi bertujuan untuk mengurangi laju oksidasi. Salah satu contoh antioksidan herbal pada pakan adalah Oreganum vulgare seperti yang terkandung pada Optigrin. Selain adanya zat antioksidan, keunggulan dari Optigrin adalah mampu menekan pertumbuhan mikroba pathogen (alternatif AGP), mengandung imunostimulan serta aman tidak menyebabkan residu dan resistensi. Selain penambahan pada bahan baku pakan maupun pakan, antioksidan juga dapat dicampurkan pada premix. Produk seperti Top Mix dan Mix Plus sudah mengandung antioksidan. Pemberian premix juga bertujuan sebagai back up nutrisi yang berkurang akibat ketengikan sehingga performa meningkat.