Bapak Zul Azmi – by email
Bagaimana jadwal pemberian antibiotik selama masa pemeliharaaan ayam yang tepat guna dan tepat dosis?
Jawab :
Antibiotik tidak direkomendasikan apabila diberikan untuk ternak sehat dan sengaja dijadwalkan pada masa pemeliharaan untuk pencegahan penyakit. Antibiotik lebih tepat diberikan sebagai penanganan atau pengobatan ternak sakit sesuai dengan indikasinya. Selain itu, pemberiannya pun harus sesuai dengan aturan pakai baik itu dosis dan lama waktu pemberiannya. Hal tersebut sejalan dengan Permentan No. 14 Tahun 2017 yang melarang penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan. Antibiotik dapat dicampur dalam pakan untuk keperluan terapi dengan dosis terapi dan sesuai petunjuk serta di bawah pengawasan dokter hewan.
Apa dampaknya jika pemberian antibiotik tidak dilakukan dengan tepat dan bijak? Salah satu dampak yang nyata adalah meningkatnya risiko resistensi antibiotik. Resistensi antibiotik adalah kondisi ketika bakteri sudah kebal atau tidak sensitif lagi terhadap antibiotik tertentu. Infeksi oleh bakteri yang sudah resisten terhadap antibiotik tertentu akan menyebabkan penyakit semakin sulit ditangani, pengobatan menjadi gagal dan berujung pada kerugian.
Tentunya kondisi ini bukan hanya masalah di bidang kesehatan hewan ternak saja, melainkan menjadi ancaman kesehatan global bagi hewan dan manusia.
Resistensi antibiotik dapat terjadi ketika bakteri mampu beradaptasi terhadap cara kerja dari antibiotik tertentu. Kondisi tersebut dapat lebih cepat terjadi ketika antibiotik disalahgunakan atau digunakan dengan tidak bijak. Selanjutnya bakteri yang telah beradaptasi akan mampu bertahan hidup dan berkembang biak. Bakteri yang mampu bertahan ini memiliki sifat resisten pada DNAnya sehingga saat berkembang biak dapat menurunkan sifat resisten tersebut. Akibatnya bakteri yang resisten akan semakin banyak.
Besarnya ancaman resistensi antibiotik terhadap kesehatan global semakin menekankan bahwa antibiotik harus digunakan dengan tepat dan bijak. Berikut beberapa hal terkait penggunaan antibiotik dengan bijak :
- Tepat indikasi
Indikasi mengacu pada kegunaan suatu obat untuk mengatasi atau mengobati penyakit tertentu. Oleh karena itu, supaya obat yang digunakan sesuai dengan indikasinya dan hasilnya efektif maka perlu dilakukan diagnosis penyakit dengan tepat terlebih dulu. Setelah mendapatkan diagnosis dari penyakit yang sedang terjadi, selanjutnya perlu menentukan obat yang sesuai dengan indikasinya. Contohnya untuk mengobati ternak yang didiagnosis sakit chronic respiratory disease (CRD) perlu dipilih antibiotik untuk bakteri Mycoplasma yang tidak memiliki dinding sel. Antibiotik yang dipilih harus memiliki mekanisme kerja yang targetnya bukan pada dinding sel, contohnya adalah golongan fluoroquinolon (Neo Meditril) atau tetrasiklin (Doxytin).
- Tepat dosis dan durasi pemberian
Dosis dan durasi pemberian antibiotik perlu diberikan sesuai tujuannya yaitu untuk terapi atau penanganan penyakit. Apabila dosis dan durasi pemberian antibiotik yang digunakan lebih rendah/singkat maka agen penyakit tidak terbasmi tuntas, sedangkan jika dosis dan durasinya lebih banyak/lama maka dapat menimbulkan efek samping atau toksik. Dampak lebih besarnya pemberian yang tidak sesuai aturan pakai akan meningkatkan kemungkinan terjadinya resistensi antibiotik. Inilah alasan mengapa dosis dan durasi pemberian antibiotik harus sesuai aturan pakai yang tertera dalam produk.
- Tepat aplikasi
Aplikasi antibiotik di peternakan ayam dapat dilakukan melalui beberapa rute seperti per oral (campur pakan atau air minum), topikal, dan parenteral/injeksi. Pemilihan rute aplikasi ini perlu menyesuaikan dengan kondisi ternak dan penting untuk memastikan obat dapat mencapai organ atau lokasi kerja yang diinginkan. Apabila kondisi ternak sedang sakit parah maka membutuhkan obat dengan rute parenteral/injeksi karena efek obat (onset) yang cepat. Selain itu, pada kondisi ayam sakit yang sudah parah dan nafsu makan/minumnya menurun maka dapat diberikan juga antibiotik injeksi. Sedangkan, ketika ayam sakit ringan dan masih mampu untuk makan/minum dengan baik maka antibiotik dengan rute campur pakan/minum dapat diberikan. Saat antibiotik diberikan melalui campur air minum maka perlu memperhatikan beberapa faktor supaya tidak mengurangi efektivitas dari antibiotik. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah kualitas air minum, tingkat konsumsi air minum ayam, distribusi dan sistem tempat air minum serta stabilitas kelarutan obat.
Penggunaan antibiotik sudah seharusnya digunakan dengan bijak dan tidak digunakan apabila tidak diperlukan. Bahkan penggunaan antibiotik pun dapat dikurangi apabila kesehatan ternak selalu terjaga yang bisa tercapai dengan melakukan manajemen dan program pemeliharaan yang baik. Beberapa hal yang bisa dilakukan dalam program pemeliharaan adalah melaksanakan vaksinasi sesuai dengan tingkat kerentanan dan riwayat penyakit serta didukung dengan pemberian suplemen seperti herbal atau multivitamin. Penggunaan antibiotik dapat dikurangi juga dengan alternatif pengganti antibiotik seperti asam organik (Asortin), probiotik, prebiotik, sinbiotik, fitobiotik (Optigrin), enzim (Betterzym, Prozyme) antibakteri alamiah (Entrozim), dan herbal (Fithera). Selain itu, program biosekuriti juga penting dilakukan untuk meminimalkan bibit penyakit yang ada di dalam lingkungan peternakan. Dengan demikian, ternak dapat sehat dengan produktivitas yang optimal, penggunaan antibiotik dapat dikurangi dan resistensi antibiotik pun dapat dicegah.