Tips Penggunaan Antijamur pada Jagung

Bapak/Ibu Muditaputu – By email

Mohon penjelasannya untuk penggunaan antijamur pada pakan apa perlu terus menerus atau pada saat kadar air jagung tinggi? Terima kasih.

Jawab:
Terima kasih Bapak/Ibu Muditaputu atas pertanyaan yang disampaikan. Jagung merupakan pakan sumber energi utama pada unggas dengan porsi penggunaan mencapai 48-55%. Sebagai sumber energi, jagung mengandung karbohidrat dalam jumlah yang tinggi dengan standar kandungan energi metabolisme 3.300 kkal/kg (Feed Reference, 2003). Kualitas jagung yang diberikan sangat berpengaruh terhadap kandungan nutrisi dan hasil performa ayam. Adapun syarat jagung yang baik yaitu mengandung kadar air < 14%, memiliki warna oranye, bersih dan tidak terdapat kontaminasi, serta tidak terdapat biji yang rusak. Jagung menjadi salah satu bahan yang seringkali mudah ditumbuhi jamur. Hal ini dikarenakan energi pada jagung berupa pati yang sebagian besar tersusun atas amilopektin dan bakal biji yang mengandung sebagian besar lemak (lipid). Selain itu, kadar air yang tinggi pada jagung (>14%) merupakan salah satu faktor predisposisi tumbuhnya jamur selain dari kondisi lingkungan dan lama penyimpanan. Hampir seluruh peternakan ayam menggunakan jagung dalam campuran pakannya. Dengan demikian semua peternakan ayam memiliki risiko yang sama munculnya jamur pada jagung. Meski begitu, munculnya jamur ini tergantung dari keoptimalan manajemen pakan yang diterapkan di masing-masing peternakan.

kt1 467x350 1

Untuk mencegah atau mengendalikan jamur pada jagung, lakukan tindakan sebagai berikut :

1. Kontrol kualitas bahan pakan

  • Lakukan pemeriksaan kualitas bahan baku dan pakan secara rutin, minimal terkait kandungan airnya. Lakukan pada saat kedatangan pakan dan pergantian supplier. Kadar air bahan baku dan pakan yang baik yaitu ≤ 14%.
  • Jika mendapatkan bahan baku dengan kadar air > 14%, maka segera keringkan bahan baku pakan dengan cara dijemur atau menggunakan alat pengering khusus, agar kadar airnya turun.
  • Jika kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk pengeringan, maka lakukan pengaturan penyimpanan dan gunakan bahan baku tersebut sesegera mungkin.
KT2 467x350 1

2. Manajemen penyimpanan pakan

Penyimpanan pakan yang baik akan mempertahankan kandungan nutrisi di dalam pakan tetap terjaga. Sehingga aspek antara bangunan tempat penyimpanan dan manajemennya perlu diperhatikan. Kerusakan yang terjadi selama masa penyimpanan diantaranya pakan berjamur, pakan tengik dan kerusakan akibat hama. Perhatikan manajemen penyimpanan berikut:

  • Atur tumpukan bahan pakan pada gudang
    Gunakan pallet di bawah tumpukan pakan. Usahakan karung pakan tidak bersentuhan langsung dengan lantai maupun dinding gudang. Beri jarak minimal 50 cm dari dinding gudang. Atur tinggi tumpukan pallet 5-15 cm dengan tinggi maksimum 3 pallet, dan setiap pallet berisi 6 tumpukan. Hal ini bertujuan untuk menambah sirkulasi serta mencegah pakan menyerap air dari lantai.
  • Kontrol suhu dan kelembapan gudang penyimpanan
    Permasalahan gudang yang umum dijumpai adalah kondisi suhu dan kelembapan yang tidak seimbang. Gudang yang baik hendaknya memiliki suhu berkisar 30-34°C dengan kelembapan maksimal 70%. Pertumbuhan jamur salah satunya dipengaruhi oleh faktor suhu dan kelembapan. Jamur dapat tumbuh dengan mudah pada kondisi dengan kelembapan >85%. Guna menjaga kelembapan pada area gudang penyimpanan dapat ditambahkan ventilasi untuk menjaga sirkulasi udara berjalan optimal.
  • Terapkan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out)
    Atur urutan penggunaan bahan baku dan pakan dengan mempertimbangkan lama waktu simpan. Gunakan pakan yang sudah disimpan lebih lama terlebih dahulu. Selain itu, dapat juga diterapkan sistem FEFO, yaitu pakan dengan kualitas yang kurang baik dan tidak memungkinkan untuk disimpan dalam waktu yang lama dapat digunakan terlebih dahulu meskipun pakan tersebut baru datang.
KT3 467x350 1

3. Cegah dan hambat pertumbuhan jamur

Salah satu upaya menekan pertumbuhan jamur pada pakan adalah dengan penggunaan anti jamur atau mold inhibitor. Penggunaan mold inhibitor wajib ditambahkan pada jagung dengan kadar air tinggi karena jamur akan lebih mudah tumbuh dan berkembang biak. Ketika kadar air jagung sesuai standar, mold inhibor sebaiknya tetap digunakan dengan dosis rendah sebagai upaya pencegahan. Selain permasalahan jamur, dampak negatif yang perlu diperhatikan juga terkait mikotoksinnya. Penggunaan Fungitox selain berfungsi sebagai mold inhibitor karena mengandung asam organik, juga berfungsi sebagai toxin binder. Hal ini dikarenakan Fungitox mengandung kompleks mineral silikat yang mampu mengikat mikotoksin dalam saluran pencernaan dan dikeluarkan bersama feses. Rekomendasi penggunaan Fungitox pada pakan kadar air tinggi dapat diberikan dengan dosis 2,5 kg/ton pakan, sedangkan rekomendasi untuk pencegahan pertumbuhan jamur menggunakan dosis terkecil sebesar 0,15 kg/ton pakan.

Berlangganan sekarang

Update informasi terkini seputar peternakan dan hewan kesayangan.

Artikel Terkait

Cari Informasi yang Anda Butuhkan