Penanganan Pertama Diare pada Ternak

Diare pada ternak merupakan kondisi dimana ternak mengeluarkan feses dengan bentuk lebih encer dibandingkan dengan feses normal dan frekuensi lebih sering. Diare bukan sebuah penyakit, melainkan gejala dari suatu penyakit atau gangguan pencernaan.

Diare atau mencret sering terjadi pada ternak ruminansia. Diare mengakibatkan banyak cairan tubuh ternak yang keluar dari tubuh, sehingga mengakibatkan ternak kekurangan cairan. Sebelum melakukan penanganan, perlu mengetahui penyebab dari diare tersebut terlebih dulu. Diare dapat disebabkan oleh faktor infeksius dan non infeksius.

Penyebab infeksius:

  • Bakteri : E. coli, Salmonella spp., Clostridium perfringens
  • Virus : Rotavirus dan Bovine viral diarrhea
  • Parasit : Eimeria sp., Cryptosporidium sp., cacingan

Diare infeksius merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian khusus terutama pada pedet. Perlu identifikasi terhadap sumber penyebab diare untuk merumuskan langkah penting dalam membuat program pencegahan diare.

Penyebab non infeksius:

  • Asidosis (pH rumen rendah akibat pakan konsentrat berlebih)
  • Perubahan pakan mendadak dari program pemberian pakan. Bisa terjadi ketika pedet yang asalnya mengkonsumsi susu sebagai satu – satunya sumber nutrisi, tumbuh dewasa dan mulai makan serat kasar atau hijauan.
  • Pemberian rumput yang terlalu muda atau berembun.
  • Toksin
  • Pemberian susu buatan (CMR – Calf Milk Replacement) tidak sesuai takaran, terlalu dingin atau bahkan basi

Meskipun seringkali tidak berbahaya dan tidak sampai menyebabkan kematian, diare non-infeksi ini (terutama pada sapi muda/ pedet) dapat dengan cepat menurunkan kondisi tubuh yang pada gilirannya dapat menyebabkan temak rentan terkena diare infeksi atau penyakit lain yang lebih parah.

Terjadinya kasus diare dapat dipicu oleh beberapa hal, seperti:

  • Pemberian kolostrum yang kurang baik (kuantitas, kualitas)
  • Kebersihan kandang (pemeliharaan, kelahiran) kurang terjaga
  • Manajemen pakan kurang tepat (kualitas, kuantitas)
  • Kebersihan air minum tidak terjaga
  • Stres

Gejala klinis ternak yang mengalami diare akan terlihat:

  • Frekuensi defekasi meningkat
  • Konsistensi & warna feses berubah, dapat disertai darah
  • Dehidrasi, lemas, sering berbaring
  • Nafsu makan berkurang
  • Kematian
  • Pada anak sapi sampai usia tiga bulan dapat terjadi secara akut dengan tanda-tanda anak sapi tampak lesu, tidak mau menyusu induknya, suhu tubuh naik, mengeluarkan kotoran cair berwama kuning keputihan dan berbau busuk.

Penanganan dan Pencegahan Diare

Diare pada ternak dapat berakibat buruk jika penanganan terlambat. Tindakan penanganan yang perlu segera dilakukan antara lain:

  • Pisahkan ternak yang sakit dari ternak yang sehat. Bersihkan dan desinfeksi lingkungan kandang. Pemisahan sangat diperlukan untuk menghindari penyebaran diare pada ternak lain terutama pada pedet.
  • Sebagai pertolongan pertama berikan obat diare untuk mengatasi gejala dengan Diaquit. Diaquit mengandung kombinasi antara prebiotik, mineral dan antidiare. Prebiotik dalam Diaquit bekerja mengurangi diare dengan cara memodifikasi ekosistem gastrointestinal dan mengurangi kolonisasi patogen/bakteri jahat dalam usus. Mineral berfungsi untuk memelihara dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, sedangkan kandungan antidiare bekerja dengan cara mengikat bahan beracun penyebab diare.
  • Dapat pula ditambahkan elektrolit untuk mengembalikan cairan tubuh dengan pemberian Transolit.
  • Pemeriksaan secara menyeluruh untuk mengetahui arahan diagnosa. Dalam melakukan diagnosis dan penanganan penyakit tersebut perlu berkonsultasi dengan tim medis kesehatan hewan.
  • Pengobatan sesuai penyebab penyakit oleh tim kesehatan hewan. Seperti pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri dengan Medoxy LA, G-Mox 15% LA Inj, Trimezyn Bolus. Anti protozoa untuk mengatasi Eimeria sp dengan Toltradex. Pemberian obat cacing untuk mengatasi cacingan dengan Wormzol Suspensi, Wormzol Bolus. Jika disebabkan oleh faktor non infeksius maka dapat diberikan Digesfit dan perbaikan manajemen. Selain penangan tersebut dapat juga diberikan terapi suportif dengan pemberian multivitamin Injekvit B-Plex, ADE-Plex Inj.
  • Memberikan pakan berkualitas dengan jumlah sesuai kebutuhan ternak.
  • Rutin membersihkan dan desinfeksi kandang.

Menjaga ternak agar tidak terkena diare perlu dilakukan peternak untuk mengoptimalkan produktivitas dan menghindari dampak kerugian yang ditimbulkan. Upaya pencegahan yang perlu dilakukan antara lain:

  • Karantina dan periksa kesehatan ternak yang baru didatangkan
  • Berikan kolostrum pada pedet segera setelah dilahirkan. Serta pastikan sanitasi area pemeliharaan pedet baik karena penuaran diare pedet paling sering terjadi karena kontaminasi pakan atau air minum dengan feses tercemar.
  • Terapkan program kesehatan, pemberian obat cacing Wormzol Suspensi/ Wormzol Bolus setiap 3-4 bulan.
  • Jaga kebersihan dan rutin desinfeksi kandang dengan Medisep, Zaldes. Rutin membersihkan peralatan , bak pakan dan minum dengan sikulasi udara yang baik.
  • Terapkan personal hygiene yang baik untuk semua petugas kandang.
  • Berikan pakan bernutrisi dan berkualitas sesuai kebutuhan ternak dengan penambahan premix Mix Plus Cattle Pro. Dalam merubah pakan dilakukan secara bertahap, baik jenis maupun volumenya.
  • Meningkatkan kekebalan pedet dengan melakukan vaksinasi induk atau pada pedet yang baru lahir.

Diare merupakan gejala yang dapat disebabkan berbagai faktor. Penanganan perlu segera dilakukan agar tidak semakin tinggi kerugian yang ditimbulkan. Pemberian obat diare Diaquit dapat dilakukan sebagai pertolongan awal. Pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab dan penanganan yang tepat.

Berlangganan sekarang

Update informasi terkini seputar peternakan dan hewan kesayangan.

Artikel Terkait

Cari Informasi yang Anda Butuhkan