Bapak Amin Justok– By email
Bapak/Ibu, di tempat saya semua dedak dicampur sekam sehingga kerabang telur banyak yang pucat dan retak. Setelah pemakaian Betterzym pada campuran pakan dengan penggunaan dedak (campuran sekam) pada formulasi sebanyak 15% jumlah telur pucat dan retak berkurang.
Berapa persen batasan maksimal pemberian dedak yang tercampur sekam tanpa pemberian Betterzym dan dengan pemberian Betterzym?
Jawab:
Terima kasih Bapak Amin Justok atas pertanyaan yang disampaikan. Dedak merupakan hasil samping (by-product) pada proses penggilingan padi menjadi beras. Dedak dihasilkan dari penyosohan pertama dari penggilngan beras pecah kulit, sedangkan beras sosoh yang melalui proses penyosohan kedua baru akan menghasilkan beras, menir, dan bekatul.
Sebutir gabah atau padi kering yang kemudian melalui proses penggilingan dapat menghasilkan 20% sekam, 6-11% dedak, 2-4% bekatul, serta 60% endosperm (beras) (Rachmat et al., 2004). Secara standar, dedak merupakan bahan baku sumber energi yang memiliki kandungan nutrisi seperti Kadar Air maksimal 12%, Protein Kasar minimal 12%, Lemak Kasar maksimal 15%, Serat Kasar maksimal 11%, Kalsium 0,04 – 0,3%, fosfor lebih dari 0,6%, dan Energi Metabolisme minimal 2.400 Kkal/Kg (Asian Poultry, 2016).
Secara fisik, dedak memiliki karakteristik berwarna coklat muda, berbentuk tepung, bertekstur halus, dan memiliki bau khas dedak. Penggunaan dedak dalam pakan biasanya berkisar 10-20% (Feed Reference, 2003).

Faktor Pembatasan Dedak dalam Formulasi Pakan
Meskipun memiliki kandungan protein dan energi metabolisme yang cukup tinggi, terdapat beberapa faktor yang bisa membatasi penggunaan dedak dalam formulasi pakan, yaitu:
1. Adanya cemaran ataupun bahan pemalsu
Beberapa bahan pemalsu yang paling sering ditemui dalam campuran dedak yaitu sekam dan tepung batu. Pertama, kontaminasi bisa saja ditemukan dalam dedak karena adanya proses penggilingan yang kurang baik sehingga sekam tidak terpisah dengan baik ataupun ketika menggiling ada batu yang ikut termasuk.
Namun demikian, terkadang juga terdapat kesengajaan yang dilakukan oleh penjual untuk sengaja memasukkan kedua bahan tersebut karena adanya kemiripan karakteristik fisik. Hal ini dapat menurunkan kualitas nutrien dari bahan pakan. Perlu dilakukan kontrol kualitas untuk memastikan adanya bahan pemalsu. Berikut merupakan perbandingan kandungan nutrisi antara dedak murni dan yang terkontaminasi sekam.

2. Kandungan serat kasar yang cukup tinggi
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) tahun 2024, jumlah maksimal kandungan serat kasar dari dedak padi untuk mutu I, mutu II, dan III yaitu 12%, 15%, dan 18%. Secara umum, serat kasar yang tinggi pada dedak dapat disebabkan adanya campuran sekam dalam pakan. Sekam memiliki kandungan nutrisi yang tidak seimbang, yakni protein yang sangat rendah dan tinggi kandungan serat kasarnya.
Komposisi nutrisi sekam yakni protein kasar sebesar 2,9 – 3,6% dan serat kasar sebesar 39 – 42% (Oyenuga, 1938). Komponen serat kasar seperti hemiselulosa, selulosa, dan lignin tidak dapat dicerna oleh ternak unggas seperti ayam karena tubuh ayam tidak memproduksi enzim-enzim yang mencernanya seperti enzim hemiselulase, selulase, dan lignoselulase.
3. Kandungan antinutrisi pada dedak
- Antinutrisi merupakan zat yang secara alami terdapat dalam bahan baku pakan sumber nabati (tumbuhan) yang dapat menghambat pertumbuhan, perkembangan, serta kesehatan ternak akibat dari terganggunya proses penyerapan nutrisi dalam saluran pencernaan. Dedak memiliki zat anti nutrisi seperti asam fitat dan trypsin inhibitor.
- Asam Fitat merupakan senyawa antinutrisi dalam bahan pakan yang dapat mengikat asam amino pada pH asam dan mineral terutama fosfor pada pH netral di saluran pencernaan unggas seperti ayam. Kurangnya kandungan fosfor pada tubuh ayam dapat menyebabkan penyerapan kalsium terganggu sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan, kerabang tipis, ataupun kerabang retak.
- Tryipsin inhibitor dapat menghambat proses pemecahan protein oleh tripsin. Tripsin merupakan enzim yang berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton. Trypsin inhibitor dapat mengakibatkan proses pertumbuhan dan produksi yang tidak maksimal karena kekurangan asam amino. Untuk mengurangi jumlah trypsin inhibitor bisa dilakukan dengan cara pemanasan, namun demikian perlu diperhatikan karena ketika pemanasan terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan nutrisi lainnya seperti asam amino ataupun vitamin.
Cara Mengendalikan Kualitas Dedak
Untuk mengendalikan kualitas dedak yang digunakan, dapat dilakukan beberapa cara sebagai berikut:
1. Kontrol kualitas bahan pakan
- Lakukan pemeriksaan kualitas bahan baku dan pakan secara rutin. Pemeriksaan bisa dilakukan dengan cara uji organoleptik atau fisik dan kimia. Pengujian bisa dilakukan setiap kedatangan bahan pakan ataupun ketika terdapat pergantian supplier
- Pengujian secara organoleptik bisa dilakukan dengan mengetahui warna, aroma, dan teksturnya. Dedak seharusnya memiliki warna coklat terang, tidak memiliki aroma tengik, dan tekstur halus. Cara mudah untuk mengetahui adanya bahan pemalsu seperti sekam adalah uji genggam. Ketika digenggam, dedak seharusnya tidak langsung hancur dan masih membentuk genggaman.
- Melalui pengujian kimia, parameter minimal yang sebaiknya diuji yaitu kadar protein kasar, serat kasar dan energi metabolisme. Kadar protein kasar minimal 12%, serat kasar maksimal 7% dan energi metabolismenya minimal 2.400 Kkal/kg. Pengujian secara kimia mungkin akan sedikit lama jika dilakukan. Namun, Terdapat dua metode kimia praktis untuk mengetahui adanya bahan pemalsu, yaitu dengan uji Phlorogucinol untuk mengetahui ada atau tidaknya cemaran sekam dan uji karbonat untuk mengetahui adanya tambahan tepung batu.
- Uji Phlorogucinol bisa dilakukan dengan cara meneteskan sedikit (kurang lebih 3-5 tetes atau hingga sampel dedak terkena larutan Phlorogucinol secara menyeluruh) larutan Phlorogucinol ke dalam dedak. Larutan tersebut akan mengubah kandungan lignin pada bahan pakan menjadi merah. Jika terdapat warna merah, diindikasikan sebagai adanya sekam dalam bahan pakan. Semakin merah warnanya, menandakan semakin banyak cemaran sekam pada bahan pakan.
- Sedangkan uji karbonat dilakukan dengan menambahkan larutan HCl 1:1 ke dedak. Jika terdapat gelembung, maka diindikasikan adanya tepung batu dalam dedak. Semakin banyak gelembung yang terbentuk, maka semakin banyak tepung batu yang ditambahkan

Semakin tinggi campuran sekam dalam dedak, akan menghasilkan warna yang semakin merah saat diberi larutan Phlorogucinol
2. Manajemen penyimpanan pakan
Perhatikan masa penyimpanan karena dedak memiliki sifat porositas yang tinggi atau bersifat higroskopis sehingga akan mudah menyerap dan melepaskan air. Dedak yang baik sebaiknya memiliki kadar air dibawah 12%. Jika dedak memiliki kadar air yang tinggi, maka akan mempercepat proses ransiditas yang menimbulkan bau tengik sehingga akan mengurangi palatabiltas bahan pakan (kesukakaan ternak terhadap bahan pakan tersebut). Perhatikan manajemen penyimpanan berikut :
- Atur tumpukan karung dedak pada gudang
Gunakan pallet di bawah tumpukan karung dedak. Usahakan karung tidak bersentuhan langsung dengan lantai maupun dinding gudang. Beri jarak minimal 50 cm dari dinding gudang. Atur tinggi tumpukan pallet 5-15 cm dengan tinggi maksimum 3 pallet, dan setiap pallet berisi 6 tumpukan. Hal ini bertujuan untuk menambah sirkulasi serta mencegah dedak menyerap air dari lantai.

- Kontrol suhu dan kelembapan gudang penyimpanan
Gudang yang baik memiliki suhu berkisar 30-34°C dengan kelembapan maksimal 70%. Kelembapan juga bisa diatur dengan cara memastikan jika terdapat ventilasi dalam gudang untuk mengatur sirkulasi udara agar gudang tidak lembap.
- Terapkan sistem FIFO (First In First Out)
Sistem ini dilakukan dengan cara mengatur susunan tempat penyimpanan agar bisa memakai dedak yang pertama kali datang terlebih dahulu.
3. Gunakan enzim untuk meningkatkan kualitas bahan pakan
- Selain dipengaruhi oleh adanya cemaran sekam, kualitas dedak juga bisa dipengaruhi oleh adanya zat antinutrisi berupa asam afitat. Asam fitat merupakan zat yang bisa menghambat penyerapan nutrisi dedak di saluran pencernaan karena dapat mengikat asam amino seperti arginin, lisin, dan histidin pada pH asam. Sedangkan pada pH netral asam fitat akan mengikat mineral utamanya fosfor. Hal ini dapat menyebabkan kualitas kerabang menjadi terganggu. Penggunaan dedak dengan kualitas kurang baik bisa dibarengi dengan pemberian Betterzym yang memiliki kandungan enzim fitase. Enzim fitase berperan untuk memutus ikatan antara asam fitat dengan asam amino ataupun mineral sehingga ketersediaannya bisa secara maksimal diserap oleh organ pencernaan. Betterzym bisa digunakan dengan dosis 1 kg/ton pakan untuk ayam/itik/babi pedaging, 0,6 kg/ton untuk ayam/itik petelur, dan 0,6 kg untuk ternak breeder
- Batasan penggunaan dedak yang mengandung sekam jika tanpa menggunakan Betterzym sebaiknya maksimal hanya 10%. Sedangkan jika dengan menggunakan Betterzym, dedak bisa digunakan hingga 15%.
