Kecukupan nutrisi pada ayam berpengaruh besar terhadap produktivitas dan hal itu sangat berkaitan erat dengan fungsi kerja saluran pencernaan. Saluran pencernaan yang berfungsi secara optimal akan mampu memaksimalkan nilai pemanfaatan ransum melalui proses pencernaan dan penyerapan nutrisi.

Kebijakan pemerintah yang mengeluarkan larangan penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) atau antibiotik pemacu pertumbuhan dalam ransum memang mendapatkan berbagai respon dari para peternak. Beberapa peternak melaporkan tidak terjadi perubahan produksi setelah kebijakan tersebut diberlakukan. Tetapi tidak sedikit juga dari mereka yang melaporkan bahwa sejak diberlakukannya pelarangan AGP membuat performa broiler (ayam pedaging) menurun. Mengingat kebijakan tersebut juga mengakibatkan adanya himbauan untuk mengurangi pemakaian antibiotik untuk tujuan pencegahan untuk hewan ternak, termasuk ayam. Antibiotik diharapkan hanya berfungsi melemahkan atau membunuh mikroorganisme patogen selama di dalam saluran cerna dan tidak diserap, sehingga tidak terjadi residu di dalam produk atau jaringan.

Beberapa produsen pakan dan obat-obatan sudah melakukan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan produk alternatif yang aman digunakan sebagai pengganti antibiotik atau AGP maupun digunakan untuk program pencegahan. Beberapa alternatif pengganti AGP tersebut diantaranya seperti probiotik, prebiotik, asam organik, minyak esensial (essential oil), fitobiotik (herbal) dan berbagai jenis enzim.

Sistem Pencernaan Ayam

Saluran pencernaan pada ayam dimulai dari paruh dan berakhir di kloaka. Organ pada sistem pencernaan meliputi paruh, esofagus, tembolok (crop), proventrikulus, ampela (gizzard), usus halus, usus buntu, usus besar, dan kloaka. Organ vital lainnya yang terkait dengan fungsi sistem pencernaan adalah hati dan pankreas.

Masing-masing dari organ tersebut dihuni secara alami oleh mikroflora yang terdiri bakteri, protozoa maupun jamur. Namun bagian yang paling banyak dihuni oleh beberapa jenis bakteri yaitu saluran usus. Unggas yang sehat secara umum memiliki karakteristik saluran usus yang berfungsi dengan baik. Hal ini juga merupakan dasar dalam meningkatkan efisiensi ransum untuk kebutuhan pokok dan produksi. Karakteristik terpenting dari usus yang berfungsi dengan baik adalah keseimbangan dari populasi bakteri didalamnya. Keseimbangan ini berkaitan erat dengan saluran usus ketika ternak diperlakukan dalam kondisi stres seperti infeksi bakteri, temperatur lingkungan yang tinggi, pergantian ransum, dan transportasi (Jin dkk, 1997).

Sistem kerja saluran pencernaan pada unggas dalam memecah ransum yang dikonsumsinya menjadi komponen yang paling mendasar (basic components) yaitu secara mekanikal dan kimiawi. Komponen yang paling mendasar (basic components) dari ransum selanjutnya diserap (absorbsi) oleh vili-vili pada dinding usus.

Beberapa kriteria saluran pencernaan unggas yang sehat yaitu vili usus yang panjang dan keutuhan saluran pencernaan. Vili usus menyerupai jari-jari di seluruh bagian usus yang berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan (nutrisi) yang menjulur dari dasar usus ke arah lumen (rongga) usus dimana makanan akan dicerna dan diserap di sana. Maka pada prinsipnya, vili yang semakin panjang dan/atau lebar akan meningkatkan area penyerapan nutrisi pada usus sehingga penyerapan nutrisi lebih optimal.

Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pencernaan Ayam

Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan pencernaan dan kinerjanya pada unggas diantaranya:

  • Gangguan sistem kekebalan primer di pencernaan Kerusakan jaringan mukosa usus akan menyebabkan proses pencernaan dan penyerapan zat nutrisi tidak optimal. Akibatnya terjadi defisiensi nutrisi sehingga pembentukan antibodi terganggu. Mukosa usus dan caeca tonsil merupakan bagian dari sistem kekebalan lokal di saluran pencernaan. Kerusakan kedua organ ini mengakibatkan ayam lebih rentan terinfeksi penyakit lainnya. Di sepanjang jaringan mukosa usus terdapat jaringan limfoid penghasil antibodi (IgA), dimana IgA tersebut akan terakumulasi di dalam darah. Kerusakan mukosa usus akan mengakibatkan keluarnya plasma dan sel darah merah sehingga kadar IgA, sebagai benteng pertahanan di lapisan permukaan usus pun menurun.
  • Kualitas ransum dan air minum Ketidakseimbangan nutrisi dan ketidaksesuaian kualitas ransum bisa mempengaruhi proses penerimaan di saluran pencernaan sehingga bisa merusak organ-organ tertentu. Saluran pencernaan sangat peka terhadap serat kasar yang tinggi dan anti nutrisi atau kandungan protein yang terlalu tinggi menyebabkan kadar asam urat berlebih yang diikuti produksi amonia. Defisiensi vitamin A juga bisa mengganggu pencernaan dalam tubuh ayam akibat terjadinya penurunan daya kerja esofagus, tembolok dan ginjal. Selain itu, kontaminasi bakteri pada ransum dan/atau air minum dapat menyebar ke dalam tubuh ayam dan menyebabkan ayam terserang penyakit pencernaan.
  • Adanya jamur dan level mikotoksin Hal yang kadang tidak terpantau adalah sering adanya jamur pada ransum. Jamur di ransum dapat menurunkan nutrisi sehingga penyerapan nutrisi oleh ayam tidak optimal. Mikotoksin yang dihasilkan dari jamur juga akan mengiritasi saluran pencernaan seperti mengiritasi gizzard/ampela pada ayam.
  • Keseimbangan mikroflora usus Keseimbangan mikroflora atau bakteri yang dari awal sudah ada di dalam usus pada dasarnya bersifat dinamis, tergantung dari kondisi usus tersebut. Dalam kondisi seimbang, mikroflora akan memberi keuntungan bagi hospes/inang. Namun, apabila keseimbangannya terganggu maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap morfologi saluran pencernaan, munculnya infeksi bakterial pencernaan hingga merusak sistem kekebalan tubuh ayam. Bakteri yang secara normal berada di dalam saluran pencernaan ayam pun bisa ikut menginfeksi seperti bakteri C. perfringens (penyebab penyakit NE) saat kondisi ayam buruk dan didukung dengan kondisi lingkungan yang tidak nyaman maka outbreak NE dapat terjadi. Hal ini dipicu oleh kondisi tubuh ayam yang menurun, sedangkan bakteri terus bertambah konsentrasinya. Konsentrasi bakteri yang tinggi dalam usus bisa dikeluarkan melalui feses dan juga dapat menginfeksi ayam lain. Bakteri tersebut dapat menyebabkan peradangan dan penghancuran lapisan usus. Selain itu, bakteri juga akan menghasilkan toksin yang dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi oleh usus dan mengakibatkan peningkatan peristaltik usus, yang akhirnya terjadilah gejala diare.
  • Stres pada ayam Stres pada ayam merupakan suatu reaksi fisiologis normal dalam rangka beradaptasi dengan situasi maupun perlakuan yang diterima oleh ayam. Contohnya seperti kandang yang terlalu padat, suhu yang terlalu tinggi, ataupun pergantian ransum secara mendadak. Pada kondisi stres, di dalam tubuh ayam akan terjadi peningkatan produksi hormon kortikosteroid yang dapat menghambat organ kekebalan dalam menghasilkan antibodi. Hal tersebut akan memicu efek imunosupresif yang berdampak pada ayam mudah terserang penyakit terutama penyakit pencernaan.
  • Kurangnya sanitasi kandang Melihat kondisi cuaca yang seringkali berubah secara drastis saat ini, kondisi tubuh ayam cenderung menurun akibat stres dan pertahanan tubuhnya menjadi tidak optimal sehingga semakin memperbesar peluang munculnya penyakit. Musim hujan yang masih terjadi secara fluktuatif pun secara tidak langsung berpengaruh dalam penyebaran bibit penyakit saluran pencernaan. Litter yang lembap dan basah merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme penyebab penyakit.
  • Status kesehatan ternak Gangguan pencernaan akibat infeksi bakterial misalnya akan menyebabkan saluran pencernaan tidak dapat bekerja dengan baik. Selain sebagai tempat penyerapan nutrisi, saluran pencernaan perlu diperhatikan kesehatannya dalam menjaga sistem kerja jaringan gut-associated lymphoid tissue atau GALT. Saluran pencernaan sepanjang usus halus dan usus besar mengandung jaringan limfoid yang tersebar di dalam epitel, lamina propia, atau berupa lempeng peyer’s patches. GALT merupakan bagian dari jaringan limfoid yang berfungsi sebagai tempat respon kekebalan mukosa untuk menghasilkan antibodi dan menerima rangsangan respon imun mukosal (Marsetyawan, 1993).

Gangguan Sistem Pencernaan

Tantangan penyakit di lapangan akan mempengaruhi kondisi kesehatan ayam dan memudahkan masuk serangan infeksi pencernaan. Berikut beberapa penyakit bakterial dan parasit yang berdampak pada gangguan pencernaan:

  1. Colibacillosis. Colibacillosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri E. coli. Bakteri E. coli adalah bakteri enterik gram negatif dan merupakan flora normal di saluran pencernaan hewan, namun dapat menimbulkan penyakit apabila populasinya meningkat. Colibacillosis dapat ditularkan melalui kontaminasi air minum ayam, litter, udara, dan feses. Selain itu, Colibacillosis juga dapat ditularkan secara vertikal dari induk ke anak ayam. Terlihat bahwa banyak outbreak Colibacillosis terjadi akibat rendahnya sanitasi dan kebersihan kandang dikarenakan bakteri E. coli sangat mudah mencemari lingkungan kandang. Sehingga untuk mencegah penyakit Colibacillosis pada dasarnya perlu keseriusan dalam mengendalikan manajemen pemeliharaan.
  2. Koksidiosis. Penyebab infeksi koksidiosis, koksidia, merupakan protozoa genus Eimeria yang memperbanyak diri di dalam saluran pencernaan dan mengakibatkan gangguan pada proses pencernaan dan penyerapan nutrisi, dehidrasi, kehilangan darah dan meningkatkan kepekaan terhadap penyakit lain. Infestasi Eimeria dapat menyebabkan ayam imunosupresif. Ada 7 spesies Eimeria sp. yang menyebabkan sakit pada ayam, yaitu E. tenella, E. maxima, E. necratix, E. Acervulina, E. Brunetti, E. Mitis, dan E. Praecox. Setiap spesies Eimeria mempunyai predileksi (tempat kesukaan) tertentu dalam usus ayam, sehingga luka yang ditimbulkan juga akan berbeda-beda. Misalnya E. acervulina menyerang usus halus ayam dan tidak sampai menimbulkan pendarahan, karena yang dilukai hanya bagian permukaan (epitel) usus saja. Infeksi koksidiosis sendiri berawal dari tertelannya ookista Eimeria yang telah mengalami sporulasi. Ookista ini dapat ditularkan secara mekanik melalui operator kandang, peralatan kandang, ransum, air minum atau litter yang tercemar.
  3. Necrotic Enteritis. Necrotic enteritis adalah penyakit bakterial yang bersifat sporadik pada ayam yang disebabkan infeksi Clostridium perfringens tipe A maupun C. C. perfringens merupakan bakteri Gram (+) yang berbentuk batang lurus dan bersifat anaerob (tidak memerlukan oksigen). Beberapa faktor pemicu kejadian NE adalah lingkungan yang tidak higienis seperti litter lembap/basah, stres, perubahan cuaca, serta adanya infeksi sekunder (koksidiosis, inclusion body hepatitis, Gumboro). Munculnya kasus NE biasanya dipicu oleh serangan koksidosis. Perubahan viskositas isi usus juga dapat memicu terjadinya NE. Perubahan viskositas tersebut disebabkan oleh pemberian ransum dengan kandungan protein dan energi yang terlalu tinggi atau perubahan kandungan ransum yang mendadak.

Menjaga Kesehatan Saluran Pencernaan

Dalam menjaga keseimbangan serta komposisi mikroflora usus, maka hal-hal yang perlu kita perhatikan antara lain:

  • Perbaikan tata laksana ransum. Berikanlah ransum sesuai kebutuhan dan pastikan kualitasnya memenuhi standar, serta jangan memberikan ransum yang sudah menggumpal atau mengandung jamur pada ayam. Perhatikan pula kondisi tempat penyimpanan ransum baik dari suhu dan kelembabannya, serta pastikan aman dari tikus atau serangga lainnya. Lakukan pergantian ransum secara bertahap untuk meminimalkan stres.
  • Menjaga kualitas air minum. Tolak ukur kualitas air minum meliputi fisik (jernih, tidak berwarna dan berbau), kimia (pH netral dan tidak bersifat sadah) dan biologi (bebas dari cemaran E. coli, Salmonella sp. atau mikroorganisme patogen lainnya). Cek kualitas air minum peternakan secara berkala di laboratorium seperti MediLab untuk mengetahui ada tidaknya cemaran bakteri coliform atau E. coli di dalam air minum. Lakukan sanitasi air minum jika sumber air positif tercemar E. coli serta bakteri patogen lain. Jangan lupa juga untuk selalu menjaga kebersihan tempat minum dari kontaminasi seperti feses dan litter.
  • Meminimalkan faktor stres. Pada kondisi tertentu pemeliharaan ternak seringkali memunculkan efek stres seperti transportasi tingkat kepadatan, pengaruh cuaca, perlakuan vaksinasi, maupun saat pergantian ransum. Sehingga untuk meminimalkannya, perlu dicari akar permasalahan penyebab ayam tidak nyaman untuk selanjutnya diantisipasi. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mengatasi stres maka dapat dilakukan pemberian multivitamin berupa Vita Stress. Selain meningkatkan daya tahan tubuh, perlu juga diberikan imunostimulan herbal seperti Imustim untuk meningkatkan kerja sistem kekebalan tubuh ayam.
  • Penanganan litter dan feses dengan baik. Litter dan feses merupakan media yang ideal bagi mikroorganisme patogen berkembang biak. Pembersihan feses secara rutin serta penanganan litter yang basah sesegera mungkin dapat menjadi upaya efektif untuk mengendalikan dan meminimalkan mikroorganisme patogen. Lakukan pembolak-balikan litter untuk mencegah litter basah. Segera ganti litter yang basah dan menggumpal atau litter yang sedikit menggumpal dipilah dan dikeluarkan dari kandang.
  • Mengurangi populasi bibit penyakit di sekitar ayam. Dalam mengurangi bibit penyakit yang ada di sekitar ayam, penuhi terlebih dahulu manajemen istirahat kandang yang dilakukan minimal selama 2 minggu dihitung setelah kandang sudah dalam keadaan bersih dan didesinfeksi. Hal ini bertujuan untuk memutus siklus hidup bibit penyakit sejak awal pemeliharaan. Kemudian, lakukan desinfeksi kandang kosong dengan Sporades atau Formades. Secara rutin selama pemeliharaan, lakukan kembali penyemprotan kandang beserta peralatannya baik tempat ransum maupun tempat minum dengan menggunakan Medisep.
  • Medikasi untuk kesehatan pencernaan. Dalam menjaga kesehatan pencernaan ayam terhadap infeksi bakterial perlu dilakukan medikasi yang tepat. Untuk mencegah serangan bisa diberikan bermacam-macam produk alternatif pengganti AGP. Namun jika sudah terjadi kasus infeksi, lakukan pengobatan yang tepat berdasarkan diagnosa, pemilihan obat, serta dosis dan aturan pakai. Sebagai terapi supportif (pendukung), pemberian multivitamin (Fortevit, Vita Stress) akan sangat membantu meningkatkan kondisi tubuh ayam.

Berbagai Alternatif Pengganti AGP untuk Menjaga Kesehatan Pencernaan

Beberapa jenis bahan alternatif pengganti AGP yang bisa dicampurkan dalam sediaan pakan maupun larut air minum dapat membantu menjaga kesehatan dan performa sistem pencernaan, baik secara langsung maupun tidak langsung mencegah gangguan infeksi mikroorganisme patogen dan kelainan sistem pencernaan lainnya. Berikut diantaranya :

  1. Probiotik. Probiotik adalah sediaan yang mengandung mikroorganisme hidup dengan efek yang menguntungkan terhadap host (induk semangnya) dengan meningkatkan keseimbangan mikroflora yang ada dalam saluran pencernaan. Mikroflora dalam usus dapat terganggu oleh beberapa keadaan, seperti karena pemakaian antibiotik atau jenis obat lainnya, stres yang berlebihan, infeksi agen penyakit, atau karena paparan racun (yang bersumber dari pakan), yang dapat mengkondisikan kuman patogen berkembang dan menyebabkan infeksi serta kerusakan pada saluran pencernaan. Probiotik dapat membantu mencegah bakteri patogen yang menyebabkan ganguan pada saluran pencernaan dan probiotik dapat membantu manjaga keseimbangan mikroflora yang menguntungkan bagi ternak.
  2. Prebiotik. Prebiotik atau non-digestible food ingredients (readily fermentable sugars) membantu menstimulasi pertumbuhan dan/atau aktivitas bakteri yang bersifat menguntungkan yang terdapat dalam usus buntu (caecum), usus besar (colon) dan meningkatkan kondisi kesehatan ternak. Kebanyakan potensial prebiotik adalah karbohidrat, diantaranya oligosakarida. Beberapa jenis prebiotik yang digunakan diataranya, Fructo Oligo Saccharides (FOS), Xylo Oligo Saccharides (XOS), Mannan Oligo Saccharides (MOS) dan Galacto Oligo Saccharides (GOS).
  3. Asam organik. Asam organik atau acidifier adalah senyawa asam yang ditambahkan ke dalam ransum untuk menjaga keseimbangan mikroba di dalam saluran pencernaan dengan cara mempertahankan pH saluran pencernaan. Contoh acidifier adalah asam sitrat dan asam laktat. Acidifier memainkan peranan cukup penting untuk membantu menurunkan pH saluran pencernaan dan menjaga pH saluran pencernaan bagian atas di bawah 6, sehingga secara tidak langsung dapat menekan kolonisasi dari kuman entero-patogen, seperti E. coli, Salmonella, Pseudomonas dan Clostridium, serta membantu meningkatkan populasi mikroflora yang bersifat menguntungkan yang ada dalam saluran pencernaan, sehingga dapat membantu kesehatan saluran pecernaan. Asortin merupakan produk Medion yang mengandung asam organik untuk menjaga pH saluran pencernaan dan membunuh bakteri patogen sehingga keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan terjaga dan penyerapan nutrisi menjadi optimal.
  4. Fitobiotik (herbal). Fitobiotik atau herbal merupakan bahan zat aditif yang berasal dari tumbuhan, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang mengandung metabolit sekunder. Herbal secara umum dapat diartikan juga semua jenis tumbuhan yang mengandung senyawa kimia alami yang memiliki efek farmakologis (efek penyembuhan) terhadap penyakit akut hingga kronis (Suryanto dan Setiawan, 2013). Penggunaan tanaman herbal hingga saat ini masih sebatas pada penggunaan industri jamu dan rumah tangga. Hal ini tentu dapat mendorong adanya pengembangan inovasi industri dalam memproduksi fitobiotik. Fithera mewakili herbal Medion yang dikembangkan secara khusus untuk membantu penyembuhan dan pencegahan infeksi bakteri (CRD, Korisa dan Colibacillosis) dan koksidiosis pada unggas.
  5. Enzim. Feed additive berupa enzim sintetis juga bisa ditambahkan, seperti enzim fitase. Enzim fitase berfungsi memecah ikatan antara fitat dan fosfor pada bahan baku pakan nabati sehingga ketersediaan mineral fosfor yang bisa diserap tubuh akan meningkat. Betterzym merupakan sediaan campur pakan yang mengandung enzim fitase generasi terbaru (6-phytate) yang efektif meningkatkan kecernaan nutrisi.

Kasus gangguan pencernaan pada ayam disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya infeksi penyakit bakterial. Oleh sebab itu, tindakan manajemen kesehatan dan pemeliharaan sangat dibutuhkan untuk mengendalikan masalah gangguan pencernaan agar tidak timbul kerugian yang lebih banyak. Salam.

Solusi Menjaga Kesehatan Perncernaan untuk Performa Optimal
Subscribe To Our Newsletter
We respect your privacy. Your information is safe and will never be shared.
Don't miss out. Subscribe today.
×
×
WordPress Popup Plugin